Suara mama yang terus memanggilku tak lagi aku hiraukan. Aku terus saja berjalan menuju motor yang terparkir di garasi. Aku hanya ingin secepatnya ke rumah Evi, mengetahui semua kebenarannya. Aku tahu, melawan pada seorang ibu tak boleh, tapi jika aku tak pergi sekarang, aku tak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Evi. Aku masih berkeyakinan bahwa yang tadi bukanlah Evi, Evi tak mungkin bersikap demikian. Sebelum aku menjalankan motor, aku kembali mengecek semua yang harus aku bawa. Dompet, STNK, ponsel dan tentu saja, tasbih milik Evi. Aku harus mengembalikan tasbih itu sekarang juga. Saat aku mengenakan sarung tangan, tak sengaja aku melihat lengan kiriku. Di sana telah terpatri sebuah lambang harimau yang aku tak tahu sejak kapan lambang itu ada di tanganku. Tadi aku tak mel

