Saat aku tengah menikmati indahnya alam sekitar, tiba-tiba Kakek Wijaya menghilang dari hadapanku. Aku mencoba mencarinya ke segala arah, hingga aku memasuki kembali hutan tandus, tapi aku tak menemukannya. Aku terus dan terus berjalan hingga aku tersesat di sebuah tempat yang aku tak tahu dimana itu. Tempat itu sangat-sangat menyeramkan dan tak layak huni bagi manusia. Pohon-pohon tinggi menjulang ke langit, rawa-rawa menganga dimana-dimana. Semilir angin membawa bau yang sangat tak enak untuk di cium. Baunya benar-benar bau busuk bercampur bau darah dan nanah. Aku segera menutup hidungku dengan kedua belah tanganku. Ya Tuhan. ... aku terdampar di mana ini? Di sini benar-benar tak ada siapa pun. Bahkan hewan pun tak ada yang tinggal disini. Ya ... tak akan ada makhluk yang mau tinggal

