Part 3. At Office

1167 Words
Pagi yang buruk bagi Allen dan Greta, karena grup chat di kantor tengah ribut dengan percakapan pribadi antara Allen dan Greta, sosok Greta yang di sangka sebagian besar karyawan di sana sebagai seorang biksu suci kini tercoreng karena percakapan yang tidak pantas dalam grup chat kantor. Semua karyawan saat ini tengah berbisik - bisik dan sangat jelas terdengar bahkan ketika Allen dan Greta berjalan menuju ruangan Manager, semua mata tertuju pada Greta seakan menuduh, "Tidak mungkin gadis suci ini berbuat demikian!" kira  kira begitu pemikiran Allen atas apa yang terjadi saat ini, dan itu semua karena kesalahan Allen. Allen ingin minta maaf, tapi terlambat, menghapus percakapan itupun tidak akan menyelesaikan masalah karena nasi sudah menjadi bubur. Allen dan Greta saling menatap pada saat berada di depan ruangan Manager. Greta tengah mengetuk pintu, dan tidak sengaja mendengar percakapan di dalam. Samar - samar Greta mengenali suara yang di rasanya tidak asing. Allen heran dengan tingkah Greta dan Allen dengan cueknya membuka pintu ruangan, sambil tersenyum menghadap Greta. "Pak Brosnan, Kami di sini.." Ujar Allen Cuek. Greta memaki perlahan dan dapat di dengar Allen, dalam hati Allen bertanya - tanya atas perubahan kecil temannya kini. Dan sungguh tidak di sangka mereka berdua beradu mata dengan seorang pria yang kini duduk di hadapan Manager. "Greta, Allen.. kalian duduk di sini. Ini Austin, yang nantinya akan bersama tim kalian. Kalian berdua di panggil karena ingin saya perkenalkan secara langsung. Dan nantinya di rapat sebentar Bapak akan perkenalkan kepada seluruh anggota tim. Austin, ini pemegang kendali di tim yang nantinya kamu bergabung, mereka berdua ketua tim." Ujar Pak Manager menjelaskan tanpa melihat kegugupan Greta Allen dengan penuh semangat dan berkata "Selamat bergabung Austin, saya Allen dan ini teman saya Greta." Allen dengan penuh penekanan di sini, yang mana tidak ingin sampai Austin langsung bercerita kesana - kemari soal pertemuan mereka semalam. Allen tidak mau hal itu karena pastinya akan mengganggu Greta, dan semenjak mengenal Greta, Allen tidak akan membiarkan Greta kena masalah. Greta diam dan tidak mengatakan apapun. Austin menatap Greta lembut dan senyum tersungging di bibirnya tapi Greta cuek dan tidak membalas senyumannya. Dalam hati Austin tertawa dan senang, bahwa pacarnya kini satu kantor dengannya dan kenyataan saat ini, pacarnya bahkan tidak melihatnya atau boleh di katakan tidak mau melihatnya. Entah apakah Greta pura - pura tidak mengenalnya, atau semalam bukanlah suatu hal yang patut di ingat. Austin berpikir keras tentang hal itu. Akhirnya Allen dan Greta keluar dari ruangan Manager dan masih saja terdengar tawa cekikikan dari arah belakang mereka. Hal yang tidak perlu di ketahui orang lain, kini tersebar secara luar biasa, dan Allen tidak dapat menahan rasa gelinya, karena jawaban terang -terangan Greta dalam percakapan mereka di grup itu. Sekarang Allen mulai berpikir dimana letak kesalahannya, Allen tidak menuding Greta untuk menjawab hal itu, benarkan? tanya Allen dalam hatinya. Tetapi Greta sepertinya tidak bergeming dengan hal ini. Greta biasa - biasa saja dan tidak marah padanya. Bahkan saat Manager memanggil mereka, Allen sudah menghafal kata - kata maaf atas percakapan pribadi mereka, tetapi ternyata bukan hal itu yang menjadi alasan mereka di panggil, tapi Allen berpikir lagi, bagaimana Austin bisa dekat dengan Greta yang seperti tembok, dan bagaimana Austin dapat menjadi salah satu tim mereka di kantor. "Allen, pikiranmu pasti kemana - mana, sekarang fokus untuk tugas kita, proyek ini sangat besar dan aku tidak ingin terjadi hal - hal yang buruk, aku ingin proyek ini berhasil. Oke?" Kata - kata Greta menyadarkan Allen dari lamunannya. "Kau tidak penasaran soal Austin? Dia akan menjadi anggota tim kita." Kata Allen "Itu urusan nanti. Kita dapat mengurus hal itu nanti. Sekarang, fokus! Oke!" Ujar Greta "Oke.. Oke..." Jawab Allen Beberapa menit kemudian Austin datang mengejutkan mereka berdua. "Hallo, dua gadis cantik.. Dan sepertinya kalian tidak senang dengan hadirnya diriku ini. Pria tampan yang akan mendampingi kalian mulai sekarang." Kata Austin dengan kata - kata gombalnya "Austin, di luar kantor, kau mungkin pria tampan, seperti daging ayam dalam nampan, (Greta dan Austin saling berpandangan mendengar perumpaan yang tidak masuk akal keluar dari mulut Allen). Tetapi saat ini kami tidak lapar, dan terima kasih atas hidangannya. Kami lebih suka burger." Ujar Allen menutup kata -kata nya "Maaf Austin, sekarang sebaiknya kau baca ini dulu dan setelah itu kau berikan masukan atau pendapat. Dan meja serta tempat dudukmu, berada di seberang bersama tim yang lain. Kita bicara lagi nanti kalau kau selesai dengan analisamu. Oke!" Greta dengan mimik serius dan wajah datarnya akhirnya mengeluarkan kata - kata yang membuat Austin tidak berbicara lagi, Austin mengambil berkas yang di berikan Greta dan berlalu dari sana. Beberapa jam kemudian, Greta menggertakan giginya karena sudah hampir sore, Austin belum datang dengan usul atau apapun yang ada di otaknya.  Greta sedang berpikir mengena kencan mereka. Tetapi malu bertanya. Ponsel Greta bergetar dua kali sebelum akhirnya Greta dapat mendengarnya. Greta membaca dua sampai tiga kali isi pesan itu. "Greta, kurasa acara makan malam kita akan tertunda, aku masih mengerjakan pekerjaanku, dan aku ingin ini berhasil. Aku ingin membuatmu tidak menyesali keputusanmu tadi malam." with love A Greta mengambil napas perlahan dan mengingat kejadian semalam. Malam itu Greta berlari keluar dari restoran dan langsung bersembunyi. Darah yang keluar dari hidungnya begitu banyak sehingga Greta malu pada Kyle. Kyle memang mengejar Greta tapi Greta tidak ingin membuat dirinya malu di hadapan laki - laki seperti Kyle, sudah tampan, tinggi, rambutnya rapi, dan matanya jernih. Greta seperti mengenali Kyle tetapi Greta tidak tahu pernah melihatnya dimana. Dan malam itu, Greta berjalan penuh dengan darah di bajunya. Sampai di sebuah halte, Greta duduk dan menunggu taxi. Greta tidak akan naik bus ataupun kereta api. Greta tidak ingin viral di youtube atau dimanapun, "Gadis penuh darah berjalan seperti Zombie" Greta berhayal dan tidak memedulikan sekitarnya. Dan tanpa di sadari seorang pria berada di sampingnya sedang mengajak dia bicara, atau lebih tepatnya bertanya apa yang terjadi padanya. Tapi Greta seakan tidak ada di sana, Greta sedang dengan pikirannya sendiri. Melamun. "Hey.. hey.. apa kau baik - baik saja?' tanya pria di samping Greta Beberapa kali pria itu bertanya dan Greta tidak menyahut, rasa takut dan bingung merayap di hati pria itu, tapi merasa kasihan jika meninggalkan gadis cantik di halte sendirian. Dan sekali lagi, pria itu bertanya dan menyadarkan Greta. Greta melihat pria itu, dan pria itu tersenyum padanya lembut. Pria itu mengenakan kemeja putih berkancing rendah, Greta agak gugup dan takut, hampir saja Greta melarikan diri kalau saja jas yang di kenakan pria itu di badan Greta tidak jatuh. Greta mengambil jas itu penuh tanya, karena itu bukan miliknya. Pria itu tertawa dan langsung mengambil jas di tangan Greta. "Jas ini milik saya, bajumu penuh darah dan saya hanya ingin membantu agar orang - orang tidak merasa aneh dengan darah itu" Ujar Pria itu sambil menunjuk bekas darah di baju Greta. Greta merasa malu dan meminta maaf kepada pria itu tetapi pria itu hanya tersenyum manis. "Austin, saya Austin Adams." "Greta, saya Greta Woody." "Greta, bagaimana kalau kita minum kopi? dan setelah itu aku akan mengantarmu pulang, Aku merasa tidak ingin meninggalkanmu sendirian.'

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD