Bab 3. Rencana Licik

1087 Words
Di ujung telepon Mia masih memaki dan berteriak karena Dania tidak menjawab apa yang dia katakan. Hingga membuat Mia murka kepada Dania. Mia ingin Dania melepaskan Chris yang sudah dia incar sedari dulu. Namun, sayangnya Dania lah yang menjadi istri Chris. Dan bodohnya, Mia lupa untuk bertanya siapa pria yang akan ayahnya jodohkan kepada dirinya. Dia terlalu menggebu-gebu menolak hingga dirinya harus kehilangan Chris. Tangan Dania gemetar, dia menurunkan ponselnya dan meletakkannya di belakang punggungnya. Dania menekan sembarangan tombol agar tidak terdengar suara Mia yang terus memakinya. Dan suara Mia pun menghilang. Keringat Dania bercucuran dan itu bisa dilihat oleh Chris jika Dania ketakutan. "Kenapa tidak menjawab pertanyaanku, Dania. Apa yang terjadi? Siapa yang mau diceraikan? Apa kamu ingin menceraikanku?" tanya Chris yang mendekati Dania hingga tidak ada jarak di antara mereka berdua. Dania menundukkan kepala sambil mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya. "Pandang lawanmu, Dania. Jika ada yang berbicara denganmu pandang matanya. Bukannya aku sudah katakan kepadamu Dania tadi apa kamu tidak mendengarkan ucapanku, Dania. Apa kamu lupa?" tanya Chris dengan suara yang cukup besar hingga membuat Dania tersentak dan langsung mengangkat kepalanya memandang ke arah Dania. "Kakakku menghubungiku karena dia mengucapkan selamat kepadaku. Hanya itu saja. Mungkin Anda salah dengar dengan apa yang ...." Dania tidak melanjutkan ucapannya karena tangan dari Chris terangkat mengarah ke dagunya. "Jangan mencoba berbohong padaku. Satu hal yang tidak aku sukai adalah berbohong. Kamu paham. Jadi, cepat katakan ada apa. Apa yang kakakmu inginkan?" tanya Chris sekali lagi. Dania akhirnya mengatakan apa yang Mia inginkan darinya. "Dia meminta aku untuk menceraikanmu dan menggantikan dia menjadi istrimu," jawab Dania dengan suara yang terbata-bata tapi jelas dan dia berharap agar Chris tidak marah kepadanya dan juga kepada kakaknya. Biar bagaimanapun, dia dan Mia saudara kandung walaupun beda Ibu. Mendengar perkataan dari Dania membuat Chris tertawa dan melepaskan dagu Dania. Dia benar-benar tidak menyangka Mia bisa nekat meminta adiknya untuk menceraikan dirinya. Mereka baru satu hari menikah, tapi Mia sudah meminta hal konyol seperti itu. Apakah dia menerimanya? Tentu jawabannya tidak. Chris tidak akan menuruti apa yang Mia inginkan. Sudah terlambat menurutnya. Dan dia pun membenci Mia. "Jadi, kamu menginginkan perceraian ini, Dania? Jika dia mendesakmu nanti, Dania?" tanya Chris yang menatap Dania dengan tatapan yang sangat tajam. Chris ingin tahu apa jawaban dari Dania. Apakah dia setuju atau tidak dengan permintaan Mia. Karena itu sangat berpengaruh nantinya. Bisa saja diri terhasut dan menceraikannya. Tapi, jika itu terjadi maka dia akan menghancurkan perusahaan milik keluarga Dania sampai mereka benar-benar tidak bisa memandang dunia ini lagi. "Jawab Dania. Jangan diam saja. Apa mulutmu bisu?" tanya Chris yang geram dengan Dania. Dania tidak bisa berkata apa-apa, dia menikah dengan Chris karena perusahaan ayahnya. Jika bukan dia yang menyelamatkannya, mungkin saat ini keluarganya sudah jadi pengemis. Begitu juga dia. Dan mungkin saja dia tidak akan melanjutkan kuliah. Dania langsung menggelengkan kepalanya, dia tidak akan menuruti apa yang dikatakan oleh Mia walaupun Mia menyakitinya, mendesaknya atau apapun itu tetap tidak akan menuruti kemauan Mia. Saat ini, Dania masih memikirkan ayahnya karena jika dia nekat melakukannya, maka bisnis ayahnya akan hancur. Walaupun nantinya Mia yang mengganti posisinya. "Ti-tidak," jawab Dania. Chris mendengar jawaban Dania tersenyum. Chris puas dengan jawaban Dania. Chris sudah tidak mau menikahi Mia karena merasa tertipu. Dia tidak menyangka kalau Dania masih mau mempertahankannya. Entah kenapa, Chris tidak ingin menceraikan Dania untuk saat ini. "Bagus, kalau kamu masih berpikiran seperti itu. Sekarang, berikan ponselmu. Aku akan menukar nomormu agar tidak dihubungi oleh mereka. Kamu tidak boleh lagi berhubungan dengan keluargamu, terutama kakakmu itu. Jika kamu tidak ingin bisnis ayahmu hancur di tanganku. Bukan hanya bisnis ayahmu, tapi kalian semua akan aku hancurkan dengan tanganku ini." Ancaman dari Chris membuat Dania hanya bisa menuruti perkataan Dania. Tidak satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya Dania. Dania segera menyerahkan ponselnya, tidak masalah dia tidak memiliki ponsel. Yang penting, keluarganya aman. Chris segera mengambil ponsel Dania dan keluar dari kamar. Pintu ditutup dengan cukup kuat hingga Dania terkejut. Dania langsung duduk di ranjang dan mengusap dadanya, dia tidak menyangka Mia nekat menghubunginya dan meminta dirinya untuk menceraikan Chris. "Semoga Kakak tidak marah dan semoga Tuan Chris tidak melakukan apapun dengan kakak Mia, juga yang lainnya. Tapi, aku yakin saat ini kakak pasti marah denganku. Maafkan, aku," ucap Dania dengan raut wajah yang sendu memikirkan kakaknya yang dia yakini pasti akan luka. Apa yang dipikirkan oleh Dania itu benar, saat ini Mia yang sudah kembali ke rumah menatap ibunya dengan penuh amarah. Mia benar-benar marah dengan Ibunya dan ayahnya. "Kenapa Mama tidak memberitahukanku kalau Chris itu orang yang akan dijodohkan denganku. Apa Mama tahu, aku sudah mengincarnya sedari dulu. Aku menarik perhatiannya agar dia mau denganku, tapi Mama malah menikahkan anak haram itu kepada Chris. Chris itu pria yang sudah aku incar, Ma." " Kenapa Mama tidak bertanya dengan Papa siapa pria yang akan aku nikahi. Kenapa? Apa Mama sudah tidak sayang lagi denganku? Mama lebih memilihnya dari pada aku. Mama keterlaluan!" bentak Mia yang menahan amarahnya karena Dania sudah mulai sombong dan tidak mau menuruti apa yang dia inginkan. Sedari dulu, Mia selalu saja membodohi Dania. Dania yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, padahal ada pembantu, tapi Dania lah yang melakukannya. Bukan hanya pekerjaan rumah tapi pekerjaan sekolah juga malah tugas kuliah juga dikerjakan Dania. Intinya, apa yang Mia kata harus dituruti Dania. Tapi, sekarang baru saja menikah dengan Chris, Dania sudah tidak menurutinya. "Kenapa kamu salahkan Mama. Kamu juga tidak mau menikahi dia, bukan. Kamu jangan marah, Sayang. Kamu bisa temui Dania di rumahnya. Kamu katakan kepada Tuan Chris siapa Dania yang sebenarnya. Kamu tunjukkan lagi pesonamu di depan Tuan Chris. Papa kamu hanya mengatakan ke Mama akan menikahi anaknya dengan rekan bisnisnya dan papa menyuruh kamu untuk menyelamatkan perusahaan kita." "Karena Mama kesal dengan papamu yang tidak ada informasi apapun main jodoh saja. Jadi Mama tidak setuju dan kamu juga tidak setuju bukan waktu itu. Jadi, jangan salahkan Mama juga. Kita sama. Sama-sama tidak tahu dan sama-sama tidak setuju," jawab Nyonya Maria yang tidak terima jika dirinya di salahkan. Mia kesal dia benar-benar tidak tahu lagi harus apa. Dia menjaga kesucian untuk Chris dan entah kenapa dia malah menyerahkan ke pria lain karena dia kesal Chris tidak peka dengan dia. "Aku harus bagaimana, Ma. Aku menyukai dia, aku benar-benar suka dengan dia saat pertemuan di hotel waktu itu. Aku tidak mau Dania menang dan mendapatkan Chris. Aku mau dia. Aku mau dia, Ma," ucap Mia frustasi karena Dania merebut prianya. "Mama ada ide, kamu mau dengar?" tanya Nyonya Maria padanya. "Apa ide, Mama?" tanya Mia penasaran.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD