Dania yang sudah sah menjadi istri Chris menandatangani surat pernikahan dan setelah itu dia dibawa pergi oleh Chris.
"Ikut denganku." Chris menarik Dania untuk ikut dengannya. Chris juga mengatakan sesuatu yang membuat Nyonya Maria dan Tuan Jack terkejut.
"Kenapa Anda katakan itu, Tuan Chris?" tanya Tuan Jack.
" Kamu tidak dengar Jack apa yang aku katakan? Baik aku ulang lagi. Kalian tidak boleh menemui dia tanpa izin dariku. Sampai di sini kalian paham! Ayo, Asher kita pergi, acara selesai," ucap Chris yang menyeret Dania dengan kasar.
Dania yang diseret oleh Chris hanya diam. Dania senang karena dirinya tidak lagi tinggal di rumah orang tuanya. Akan tetapi, ada rasa takut di hati Dania saat ini karena pria yang dia nikahi tidak menyukai dirinya.
Wajar tidak suka karena mereka menikah dengan keterpaksaan. Tapi, bukan mau dia. Ini semuanya demi perusahaan ayahnya agar tidak bangkrut.
Dania masuk ke dalam mobil, dirinya duduk di samping Chris. Dania memilih menundukkan kepala melihat gaun pengantinnya yang sangat sederhana. Tidak ada kemewahan dan juga tidak ada pesta pernikahan yang dia harapkan dan dia impikan. Hanya ada pernikahan biasa.
Dalam perjalanan, Dania hanya bisa diam. Dia tidak banyak bicara. Tangannya ditautkan dan terlihat jelas kedua tangan Dania menggigil.
Chris bisa melihatnya ketakutan di dalam diri Dania.
"Namamu, Dania?" tanya Chris dengan suara yang datar.
Dania menganggukkan kepala, dia membenarkan apa yang ditanyakan oleh Chris. Chris kesal karena Dania tidak menjawab pertanyaan darinya. malah memilih menundukkan kepala dan menganggukkan.
"Saya di sampingmu, bukan di bawah. Jika orang berbicara pandang matanya. Kamu mengerti?" tanya Chris yang sedikit kesal dengan Dania.
Dania langsung memandang ke arah Chris. Pria tampan tersebut masih memandangnya. Seulas senyuman terbit di bibir Dania membuat Chris membuang wajahnya ke samping. Dia tidak ingin melihat senyuman dari Dania.
"Aku peringatkan kepadamu. Jangan pernah ikut campur dalam urusanku. Dan, satu hal lagi pernikahan ini bukan karena cinta, jadi jangan mengharapkan apapun. Kamu mengerti?" tanya Chris balik.
"Baik, Tuan. Maafkan saya. Saya tahu pernikahan kita hanya berdasarkan bisnis saja, tidak ada cinta, tidak rasa di dalamnya. Jadi, saya akan jalani semuanya sendirian. Tapi, sebagai istri saya meminta izin untuk bisa kuliah kembali. Itu saja yang saya minta dari Anda. Apakah, Tuan Chris mengizinkan saya untuk melanjutkan kuliah saya kembali?" tanya Dania.
Nyonya Maria sudah mengatakan kepadanya kalau dia tidak boleh kuliah setelah menikah. Jika tidak ada izin dari suaminya. Dan, akhirnya Dania mengiyakan perkataan Nyonya Maria.
Tapi, mendengar perkataan dari Chris untuk menjalani kehidupan masing-masing, Dania memberanikan diri untuk mengutarakan niatnya untuk kembali melanjutkan kuliah. Dia ingin berdiri di kakinya sendiri. Dia tidak ingin direndahkan oleh siapapun karena sudah cukup dirinya direndahkan.
Terlebih lagi, dia ingin mengangkat nama ibunya yang buruk di mata Nyonya Maria dan kakaknya. Walaupun ibunya salah, tapi tetap dia ibunya.
"Itu urusanmu, aku tidak mau ikut campur dan untuk nafkahmu akan aku kirim melalui rekeningmu. Berikan nomormu kepada Asher. Asher, kamu catat nomor rekeningnya dan kirimkan setiap bulan uang kepadanya." Chris menginstruksikan kepada Asher untuk mencatat nomor rekening Dania dan mengirim uang bulanan kepada Dania sebagai tanggung jawabnya.
"Siap, Tuan." jawaban singkat Asher membuat Dania sedikit lega mendengar jawaban Chris.
Paling tidak dirinya sudah tidak lagi bergantung dengan Nyonya Maria. "Terima kasih, Tuan. Atas pengertiannya dan kebaikannya," jawab Dania.
Dania kembali menoleh ke arah samping, dia lega akhirnya bisa diizinkan untuk kuliah kembali dan akan membuktikan kalau dia mampu berdiri di kakinya.
Mobil masuk ke perkarangan rumah yang mewah. Dania mengangga memandang rumah yang cukup besar itu.
Pintu dibuka oleh Asher. Chris segera keluar tanpa memperdulikan Dania yang masih di dalam mobil. Semua pelayan menundukkan kepala melihat kedatangan dari majikan mereka. Dania segera keluar dan mengikuti Chris.
Dania tersenyum ramah dengan beberapa pelayan. Dia tidak menyangka disambut seperti ini.
"Pak Ken, bawa Dania ke kamarnya, ingat kamarnya bukan kamarku. Apa, Bapak mengerti?" tanya Chris kepada kepala pelayan yang bertugas di rumahnya untuk mengantarkan Dania ke kamarnya.
"Baik, Tuan Chris. Silakan, Nona Dania ikut saya," ucap Pak Ken yang mempersilakan kepada Dania untuk ikut dengannya.
Dania segera mengikuti Pak Ken, dia tidak peduli mau tidur di kamar mana. Yang penting baginya dia mendapatkan tempat tinggal dan juga kuliah kembali. Jika sudah mapan nanti dia akan pergi dari rumah ini. Itulah yang ada di pikirannya dan sudah dia catat di ingatannya.
Asher mendekati Chris, dia menunggu instruksi dari tuannya tersebut. "Bagaimana bisa Jack berbohong kepadaku. Kenapa dia mengirim putrinya yang lain, padahal aku menginginkan Mia. Di mana wanita itu ?" tanya Chris kepada Asher.
"Saya juga tidak tahu, Tuan mengenai pertukaran pengantin. Saya juga heran kenapa Tuan Jack mengirimkan Putri keduanya. Dan untuk Nona Mia, saya sudah mencari tahu keberadaannya. Saat ini, dia bersama dengan seorang pria di sebuah hotel," jawab Asher dengan singkat.
Mendengar apa yang dikatakan Asher, Chris mengepalkan tangannya. Dia tidak menyangka kalau Mia yang dia kenal sekilas mempunyai perilaku seperti itu. Beruntung dia tidak menikah dengan Mia.
"Ya sudah, kalau begitu. Apa kamu sudah mengirimkan bantuan kepada Jack?" tanya Chris.
"Saya tinggal intruksi dari Anda saja. Jika Anda berkata iya, maka saya akan menurutinya. Tapi, hanya sebagian yang sudah saya kirim sisanya menunggu intruksi Anda," jawab Asher dengan patuh.
"Lakukan segera, bantu mereka. Tapi, ingat jangan terlalu besar karena mereka sudah berbohong dengan kita. Pangkas bantuannya. Aku tidak ingin uangku sia-sia di tangan penipu itu," ucap Chris.
Asher menganggukkan kepala dan segera meninggalkan Chris untuk menyelesaikan apa yang diperintahkan oleh bosnya itu.
Chris segera naik ke lantai atas, dia ingin masuk ke kamar pribadinya untuk istirahat.
Sedangkan, Dania yang berada di kamarnya tersenyum. Dia bisa mendapatkan kamar yang cukup bagus dari kamar sebelumnya.
"Terima kasih, Pak Ken, sudah mengantarkan saya. Maaf merepotkan, Pak Ken dan lainnya," ucap Dania dengan lembut dan tidak lupa dia menundukkan kepala memberikan hormat kepada Pak Ken karena sudah membantunya.
"Sama-sama, Nona. Ini sudah tegas saya dan baju-baju Anda akan segera dirapikan oleh pelayan," ucap Pak Ken menunjuk ke arah beberapa pelayan wanita yang sudah siap membantu Dania untuk merapikan beberapa baju yang dia bawa dari rumah.
"Tidak perlu, Pak. Biar saya saja. Terima kasih untuk bantuannya. Kalian bisa istirahat karena saya juga mau istirahat," jawab Dania yang merasa sungkan jika para pelayan membantunya merapikan pakaian yang dia bawa.
Bukannya, dia tidak mau tapi dia sudah terbiasa melakukan sendiri dan selama ini tidak pernah dia diperlakukan seperti ini.
"Tidak apa-apa, Nona. Kami akan membantu Nona. Saya yang ditugaskan oleh Tuan Chris untuk membantu Anda. Dan nanti jika Anda kesulitan berada di rumah ini Anda bisa memanggil saya. Saya pelayan pribadi Anda yang diutus untuk menemani Anda," ucap salah satu pelayan wanita yang umurnya di atas Dania.
"Benar yang dikatakan oleh Nana. Dia pelayan pribadi Anda. Jadi Anda bisa meminta dia melakukan apapun dan ini perintah. Kami tidak bisa membantahnya. Jadi, mohon kerjasamanya, Nona Dania," ucap Pak Ken.
Dania tidak bisa menolaknya karena ini sudah perintah dari suaminya. Dia pun hanya bisa menganggukkan kepala dan mempersilahkan para pelayan merapikan beberapa pakaiannya. Setelah selesai Pak Ken dan beberapa pelayan segera keluar.
Dania melangkahkan kaki ke arah jendela. Terlihat pemandangan yang cukup luas dan indah. "Apakah Papa baik-baik saja di sana. Apakah perusahaannya sudah dibantu oleh Tuan Chris? Dan apakah Mama bahagia di sana?" tanya Dania dengan mata yang berkaca-kaca.
Saat tengah termenung, panggilan telepon masuk. Dania menoleh ke arah tas yang berada di atas tempat tidur dan bergegas mengambil ponselnya dari dalam tas. Dania mengerutkan keningnya melihat ID penelepon.
"Kenapa dia menghubungiku, ada apa?" tanya Dania yang penasaran kenapa Mia menghubunginya.
Saat telepon di jawab, terdengar suara teriakan dari Mia yang memaki dirinya sehingga Dania hanya bisa diam dan terpaku mendengar makian dari Mia kakaknya
"Dasar wanita tidak tahu diri. Kenapa kamu merebut Tuan Chris dariku. Ceraikan dia sekarang," teriak Mia dengan cukup kencang meminta kepada Dania untuk menceraikan Chris.
"Kenapa Kakak memintaku untuk menceraikan Tuan Chris?" tanya Dania kepada Mia.
"Siapa yang memintamu untuk menceraikanku?" tanya Chris yang berada di belakang Dania.
Chris yang hendak ke kamarnya menghentikan langkah kakinya, dia ingin melihat Dania berdiri dan sedang menjawab telpon.
Posisinya, pintu terbuka dan dia mendengar Dania berkata seperti itu. Tentu saja, dia tidak suka. Baru saja menikah kenapa meminta cerai. Walaupun pernikahan ini tidak sesuai dengan harapannya karena wanitanya berbeda, tapi ia bersyukur tidak jadi menikah dengan Mia karena wanita tersebut tidak pantas untuk menjadi istrinya.
Awalnya ingin balas dendam tapi mendengar Mia mempunyai prilaku buruk niat itu dia sisihkan. Dan mencoba mengenal Dania.
Dania yang mendengar suara Chris langsung berbalik, wajahnya mulai menegang melihat raut wajah Chris yang begitu dingin dan menakutkan di matanya.
"Katakan. Apa kakakmu memintamu menceraikan aku, Dania Alexander?" tanya Chris dengan suara semakin menakutkan tatapannya juga horor.