"Dia tidak tahu Tuan. Karena saya sudah mengelabui kelompok mafia tersebut dan saya yakin mereka akan ke sana tepatnya ke markas kita yang selatan sedangkan kita akan markas ke arah utara. Jadi semuanya aman. Anda jangan khawatir saya pastikan tidak akan ada yang berani datang ke sana. Tapi, tetap saja saya akan berjaga dan saya akan memantau pergerakan mereka yang ada di sana dan yang ada di markas," jawab Asher.
"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang. Katakan kepada penjaga yang ada di rumah ini awasi rumah ini selama aku pergi. Aku tidak ingin mereka datang ke sini," ucap Chris memberi perintah kepada Asher untuk mengawasi rumah karena dia tidak ingin ada yang masuk ke rumah tanpa izin darinya.
"Baik Tuan," jawab Asher.
Chris segera menuruni anak tangga. Sesampainya, di lantai bawah dia bertemu dengan kaki tangannya yang saat ini menundukkan kepala ke arah Chris. Chris terus berjalan menuju pintu keluar. Para pengawal mengikuti dari belakang. Chris melangkahkan kaki ke garasi mobil namun saat masuk ke dalam mobil para pengawal yang ada di depan pagar berteriak cukup kencang hingga membuat Chris yang sudah masuk ke dalam mobil keluar kembali. Dia melihat dari pintu mobil siapa yang datang dan kenapa pengawal rumahnya berteriak.
"Tuan maaf ada tamu. Katanya dia keluarga dari Nona Dania dan dia ingin bertemu dengan Anda ada yang ingin dia katakan kepada Anda. Apakah Anda mau bertemu dengannya?" tanya pengawal Chris mendekati Chris yang saat ini berdiri tegak sambil menatap ke arah pagar di mana anak buahnya mengusir dua orang wanita yang mendesak masuk ke dalam rumah mewah miliknya.
"Bos, siapa kedua wanita itu sepertinya keduanya sangat barbar. Apa perlu saya turun tangan?" tanya Laila menawarkan diri untuk maju.
"Tidak perlu, aku ingin tahu apa maunya," jawab Chris yang segera melangkahkan kaki mendekati anak buahnya yang saat ini berusaha mengeluarkan kedua wanita yang tidak lain adalah Mia dan juga Nyonya Maria.
"Lepaskan aku. Aku sudah katakan aku ini calon istrinya majikan kalian. Aku keluarga Dania si anak haram itu. Jadi biarkan aku masuk dan jangan usir aku. Kalau kalian sampai berani mengusirku dan menyentuhku maka aku pastikan kalian akan dipecat dan kalian akan jadi pengemis di jalanan mengerti! Sekarang biarkan aku masuk," teriak Mia dengan cukup kencang meminta kepada kedua anak buah dari Chris untuk membiarkan dirinya masuk.
"Siapa yang kamu katakan anak haram? Istriku? Mau apa kalian berdua ke sini? Apa kalian kurang uang? Bukannya perusahaan kalian sudah mulai membaik saat ini?" tanya Chris yang berdiri tegap dengan tangan yang berada di kedua saku.
Chris memaki pakaian hitam, jas hitam pokoknya semuanya serba hitam. Tidak lupa kacamata bertengger di hidung mancung Chris. Dan rambut Chris yang sangat klinis menambah aura ketampanan Chris. Terlebih lagi rahang yang kokoh membuat wanita manapun jatuh cinta dengan Chris.
"Eh, Tuan Chris. Aduh, maksudku sayang. Lihat anak buahmu ini. Bisa-bisanya dia mengusirku. Katakan kepada mereka kalau aku ini calon istrimu. Ayo cepat katakan kepada mereka dan pecat mereka kalau perlu. Aku tidak sudi melihat mereka ada di rumah kita. Dan anak haram itu Dania dan itu memang benar." Mia dengan tegas meminta kepada Chris untuk mengakui dia itu calon istrinya dan Mia juga meminta kepada Chris untuk memecat kedua anak buahnya yang tadi mengusirnya dan mengakui siapa Dania.
Mendengar perkataan dari Chris, kaki tangan Chris hanya bisa menggelengkan kepala dan terkejut jika Nona mereka dikatakan anak haram.
"Bos aku rasa dia sudah kehilangan akal dan keterlaluan bagaimana bisa Nona Dania dikatakan itu. Dan sejak kapan dirimu mempunyai dua orang istri. Bukannya istrimu Nona Dania yang cantik. Apakah sekarang kamu sudah berpikiran untuk poligami, bos ?" tanya Laila yang sedikit menyindir Chris dan memperolok Mia.
Mendengar perkataan dari Laila, Mia tidak terima dia ingin Chris miliknya bukan wanita lain. "Tutup mulutmu w************n. Siapa kamu berani-beraninya berdiri di samping calon suamiku dan mengatakan anak haram itu istrinya. Aku istri Chris! Aku. Ayo pergi, Sayang. Lebih baik kita menikah sekarang. Aku tahu kamu marah denganku tapi jujur aku tidak tahu kalau kamu melamarku. Jujur aku tidak tahu. Aku bekerja dan saat itulah anak haram maju menjadi aku."
"Dan dia yang membujuk ayahku untuk menikah denganmu. Dia yang sudah melakukan ini semua. Dia yang menipu kita berdua, Sayang. Ayolah, kita menikah dan tinggalkan dia. Apa kamu mau dunia mengejekmu mempunyai istri anak haram? Tidak bukan. Jadi, tinggalkan dia." Mia mencoba untuk menghasut Chris dengan mengatakan kalau Dania lah yang menggagalkan rencana pernikahan antara dia dan juga Chris.
Mendengar pengakuan dari Mia, Chris diam sesaat dia ingin percaya namun semua bukti yang dia dapatkan menunjukkan kalau Mia lah yang tidak ingin menikah dengannya dan malah tidur dengan pria lain itu membuatnya semakin membenci Mia.
"Usir dia dan jangan biarkan dia menginjakkan kakinya ke rumahku. Jika dia datang ke rumah ini lagi dan membuat keributan maka kalian aku persilahkan untuk menghabisi dia dengan cara kalian sendiri."
Setelah mengatakan itu Chris segera berbalik dia melangkahkan kaki menuju mobil. Waktunya habis karena ulah dari Mia dan juga Nyonya Maria yang datang ke rumahnya.
Melihat Chris mengabaikannya dan berkata seperti itu Nyonya Maria segera menarik anaknya. Dia tidak ingin Mia mendapatkan masalah.
"Ayo kita pulang dari sini. Ayo cepat kita bicarakan saja di rumah. Ayo ... ayo." Nyonya Maria terus menarik Mia untuk segera pergi dari rumah tersebut.
Dia tidak ingin nantinya bermasalah terlebih lagi perusahaan miliknya tepatnya perusahaan milik suaminya di ganggu oleh Chris. Jadi, lebih baik dirinya pergi dari tempat tersebut dan memikirkan cara lain agar bisa mendapatkan Chris.
Mia yang ditarik oleh Nyonya Maria mencoba untuk memberontak. Dia tidak terima pulang begitu saja.
"Lepaskan tanganku, Ma. Aku ingin mendapatkan Chris. Dia itu calonku dan ini rumahku. Apa Mama tega melihat dia bersama dengan anak haram itu. Apa Mama sudah tidak sayang denganku lagi ?" tanya Mia yang tetap kekeh untuk berada di rumah Chris.
Padahal dia sudah diusir dan diancam. "Kamu jangan bodoh, Mia. Apa kamu tidak dengar dengan apa yang Chris katakan tadi, hmm? Sudahlah. Ayo kita pergi saja dari sini. Nanti kita pikirkan cara lain untuk mendapatkan pria itu. Mama tidak ingin perusahaan papamu hancur karena ancaman tadi. Apalagi kita. Saat ini lebih baik menghindar terlebih dahulu nanti jika kita sudah menemukan caranya maka kita akan datang kembali. Ayolah." Nyonya Maria terus membujuk Mia untuk segera pergi dari rumah Chris.
Jika mereka masih di sini maka anak buah Chris akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Mendengar perkataan dari ibunya, Mia pun akhirnya setuju dan dia pergi . Walaupun dia tidak ikhlas untuk pergi tetap Mia pergi dari rumah tersebut dengan wajah cemberut.
"Awas kamu Dania. Aku akan merebut Chris dari tanganmu. Aku tidak akan pernah melepaskannya. Tunggu saja, balasan dariku," gumam Mia yang segera masuk ke dalam mobil disusul oleh Nyonya Maria.
Sedangkan Chris segera pergi untuk melihat barang-barangnya. Sedangkan Dania yang berada di atas hanya bisa terdiam melihat keributan di bawah. Dania terkejut mendengar suara teriakkan di luar dan Dania terpaku melihat dua orang yang dia anggap keluarga menghina dia.
Dia tidak tahu harus berkata apa saat ini. Posisinya terjepit. Dania bingung harus seperti apa sekarang. Terlebih melihat kejadian di ruangan tersebut.
"Aku tidak tahu bagaimana nanti berhadapan dengan dia. Aku benar-benar takut melihatnya. Apa lagi melihat yang dia lakukan tadi. Aku yakin dia bukan pria sembarangan dan aku juga yakin kalau dia pasti sangat kejam."
"Tapi, selama aku tinggal di sini dia tidak pernah kejam denganku hanya sikapnya saja yang sedikit dingin tapi hari ini aku melihat bagaimana kekejamannya dia. Apakah dia akan melakukan kekejaman yang lebih daripada ini padaku? Tidak ... tidak, aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Aku harus bersikap tenang. Aku yakin dia tidak akan melukaiku. Iya, dia orang baik," ucap Dania meyakinkan dirinya kalau Chris itu orang baik dan tidak akan melukainya.
Chris yang sedang menuju ke tempat di mana barang-barangnya berada mendapatkan telepon dari seseorang.
"Halo, ada apa?" tanya Chris dengan suara datar dan sorot mata tajam saat menerima panggilan telepon dari seseorang.
"Apa kamu yakin ?" tanya Chris lagi kepada orang tersebut.