FIRST CRIME

2059 Words
NCA Building. Cyber Room. "Ada apa ini? Kenapa kalian masih berkumpul di sini?" tegur seseorang dari arah belakang dan membelah kerumunan para petugas Cyber Room. "Hyeong, pintu Cyber Room tidak bisa dibuka," ujar salah seorang dan seseorang yang di panggilnya 'Hyeong' itu tampak tak pecaya dan mendekat ke pintu. "Apanya yang tidak bisa dibuka? Jangan mengada-ngada," ujarnya dan mengeluarkan kartu ID miliknya kemudian melakukan Scan pada layar kecil di samping pintu. Seperti yang sudah dilakukan oleh orang-orang yang telah datang lebih dulu. "Apa, apa ini? Ditolak? Bagaimana bisa?" ucap pria tersebut ketika melihat tulisan bahwa akses di tolak pada monitor tersebut. Dan hampir dari semua petugas Cyber Room sudah mencobanya, namun hasilnya sama saja. "Apa mungkin pintunya rusak? atau seseorang ada di dalam?" paniknya dan mencoba menggedor pintu ruangan kedap suara tersebut. "Ya! Apa ada orang di dalam?" "Hyeong, tidak mungkin ada orang di dalam. Aku yang datang pertama hari ini." Pria tersebut mendengus. "Kalau begitu kenapa masih diam di sini? Cepat panggil Ketua Divisi 2! Kenapa malah berbaris di sini? Memangnya kalian sedang mengantri sembako?" omelnya dan salah satu dari mereka berjalan pergi. Battle Of Two Cyber God. [First Crime] Ruang rapat. Para Leader Team kecuali Chang Kyun tengah terlibat pembicaraan serius dengan Direktur terkait dengan kasus yang baru-baru ini di tangani oleh Joo Heon saat pergi ke Kanada. Dan semua orang tampak tak bersemangat mengingat bahwa masih terlalu pagi untuk mengadakan sebuah rapat. Tapi tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Petugas Cyber Room. Dari seragam yang ia pakai semua orang di sana tahu bahwa itu adalah petugas Cyber Room. "Ada apa? Kenapa kau kemari?" Lee Seung Won selaku Direktur sekaligus pimpinan rapat angkat bicara. "Ma-maaf, Direktur. Tapi ... Ketua Divisi 1 harus segera pergi ke Cyber Room," ujar petugas Cyber Room tersebut dengan takut-takut. "Ada apa?" Joo Heon ikut menyahuti. "Pintu Cyber Room tidak dapat di akses," terang petugas tersebut dan membuat semua perhatian tertuju ke arah Joo Heon. "Sepertinya rapat harus ditunda dulu, bagaimanapun juga Cyber Room merupakan jantung dari Organisasi. Pergilah, Bae Joo Heon," ujar Leader Team Divisi 1, Yoo Kihyeon yang kemudian memberi isyarat agar Joo Heon meninggalkan ruang rapat. Joo Heon pun segera bangkit dari duduknya dan bergegas menuju Cyber Room. Lim Jae Beom, Leader Team Divisi 3 menghela napas sembari menyandarkan punggungnya. Mengalihkan perhatian kedua orang yang masih berada di sana. "Sepertinya Cyber Room akan mengalami masalah jika anak itu tidak juga kembali. Baru juga satu minggu dan Cyber Room sudah bermasalah. Sebaiknya Direktur tidak terlalu berbaik hati padanya." Jae Beom beranjak dari duduknya. "Bagaimanapun juga dia sudah menjadi seorang Leader Team Divisi 4, seharusnya dia mengerti apa itu tanggung jawab," lanjutnya dan hendak berjalan keluar, tapi suara Kihyeon berhasil menghentikan langkahnya. "Kau bisa berkata seperti itu karena kau belum merasakannya sendiri. Tunggulah giliranmu sendiri dan kau baru boleh mengatakan hal seperti itu pada rekanmu sendiri, Lim Jae Beom," tentang Yoo Kihyeon, sedangkan Jae Beom hanya memandangnya tak peduli dan kembali melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu. Terdengar pintu tertutup, Seung Won mengarahkan pandangannya pada Kihyeon, satu-satunya orang yang tersisa di hadapannya. Seseorang yang paling tua di antara para Leader Team lainnya. Mungkin hal itulah yang membuat Kihyeon selalu penuh dengan perhatian pada Leader Team lainnya dan juga, dia merupakan satu-satunya orang yang paling sulit ditebak jalan pikirannya. Kihyeon bukanlah orang yang tergesa-gesa namun bukan juga orang yang lamban. Dia adalah satu-satunya Leader Team yang penuh dengan pertimbangan tapi tidak mengerti tentang Cyber Room. Sedangkan si keras kepala yang baru saja menutup pintu, Lim Jae Beom. Leader Team Divisi 3, sepantaran dengan Joo Heon tapi sifat kedua orang tersebut sangat berkebalikan. Joo Heon si ramah dan Jae Beom si arogan. Jae Beom adalah Leader Team yang paling banyak mendapatkan peringatan dari organisasi dibandingkan dengan Leader Team lainnya. Dia cenderung tidak bisa bekerja sama dengan divisi lain selain divisi-nya sendiri karena pada dasarnya, sifat orang-orang dalam divisi dipengaruhi oleh sifat Leader Team-nya sendiri. Jadi tak heran jika divisi Jae Beom lebih sering bekerja sendiri dibandingkan dengan berkelompok. Mereka menyukai kompetisi. "Apa dia baik-baik saja?" tanya Seung won. "Kemarin ada yang melihat bahwa dia menemui Joo Heon. Mungkin dia masih perlu sedikit waktu. Aku akan bicara pada Joo Chan untuk mengetahui keadaannya." Kihyeon pun beranjak pergi. Berbeda dengan ucapannya, pikirannya sendiri menyangkal bahwa Chang Kyun baik-baik saja. Terlebih lagi saat dia tidak sengaja melihat Joo Heon masuk ke ruangannya dengan tangan yang penuh dengan darah. Meski Joo Heon menutupinya dengan jasnya, tapi mata jeli Kihyeon tidak bisa dibohongi. Dan saat dia bertanya ke bagian informasi, petugas di sana menjawab bahwa sebelumnya Chang Kyun lah yang ingin bertemu dengan Joo Heon. Hal itu semakin membuatnya tidak mengerti, terlebih melihat Chang Kyun yang tiba-tiba menjadi murung setelah kepergian adiknya. Bahkan pemuda itu tidak menjawab saat ia bertanya tentang Lim Hang Ah. Setelah menaiki lift beberapa detik, Kihyeon keluar dari lift dan menyusuri lorong yang cukup luas. Cyber Room menjadi tujuan awal Kihyeon. Namun langkahnya terhenti sebelum ia menjangkau kerumunan. Hong Joo Chan, wakil Leader Team divisi 5, berdiri sedikit menjauh dari kerumunan. Kihyeon pun memutuskan untuk menghampiri Joo Chan terlebih dulu. "Hong Joo Chan," tegur Kihyeon. Joo Chan yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya dan berbalik. Sekilas menundukkan kepalanya ketika mendapati Kihyeon. Sebelah alis Kihyeon terangkat, merasa asing dengan sikap Joo Chan. Sebelum masuk divisi, pemuda itu memang terkenal dengan anak yang pendiam. Tapi sejak Chang Kyun membawanya, pemuda itu sedikit berubah dan mau menyapa orang lain lebih dulu. Namun kenapa sekarang pemuda itu kembali bersikap canggung. "Apa kau sudah menghubungi Chang Kyun? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Kihyeon, Joo Chan tak langsung menjawab. Pemuda itu terdiam untuk beberapa waktu. "Hyeong, kau mau ke mana? Bukankah kau sudah berjanji padaku?" "Berhenti merengek. Kau bukan anak kecil lagi. Aku ... akan pergi jauh dari Tuhan. Jadi ... Hong Joo Chan, aku akan meninggalkanmu bersama Tuhan. Kau bukan orang bodoh jadi berhenti menundukkan kepalamu. Menjadi Divisi 4 bukan berarti kau orang rendahan. Berhenti merendahkan diri pada divisi di atas kita. Divisi hanya masalah angka, tapi rencana adalah tentang kegeniusan, Berhenti mencariku." "Hyeong ..." "Jangan lupa makan tepat waktu. Aku pergi." Otak Joo Chan memutar kembali pembicaraannya dengan Chang Kyun melalui sambungan telepon semalam. Dan semua telah berakhir saat sambungan telepon terputus. Dan saat ini Joo Chan masih menapakkan kakinya di organisasi, tapi bukanlah jaminan dia akan melakukan hal yang diminta oleh Chang Kyun. Meninggalkannya bersama Tuhan? Itu hal konyol yang pernah didengar oleh Joo Chan dari mulut Chang Kyun. Dan dalam waktu bersamaan, kalimat itu menjadi kata-kata pengantar tidur untuk Joo Chan. Tak kunjung mendapatkan jawaban, Kihyeon menegur, "Joo Chan, kau baik-baik saja?" "Ketua belum menghubungiku, aku harus kembali ke divisi-ku," ujar Joo Chan tiba-tiba. Joo Chan lantas pergi meninggalkan Kihyeon yang sempat memiringkan kepalanya ketika melihat punggung pemuda itu yang berjalan menjauh. Kihyeon kemudian memutuskan untuk melanjutkan langkahnya pada tujuan awal. Dia berjalan memecah kerumunan dan melihat wajah panik para petugas Cyber Room. "Ledakkan pintunya." Perhatian Kihyeon teralihkan oleh suara Joo Heon. Dia pun segera berjalan mendekati Joo Heon. "Apa pintunya benar-benar rusak?" tanya Kihyeon. Joo Heon memandangnya sekilas dan tampak begitu gusar. "Akses di tolak. Mungkin terjadi sesuatu pada programnya. Mau tidak mau kita harus menghancurkan pintunya, aku khawatir jika terjadi sesuatu pada sistem lainnya di Cyber Room," terang Joo Heon. "Siapkan peledak, kita akan meledakkan pintunya." "T-tunggu dulu, apa maksudmu?" Kihyeon tampak terkejut dengan pernyataan Joo Heon. Apa si sipit itu berencana meledakkan markas? Kihyeon sempat menarik lengan Joo Heon agar pria itu menoleh ke arahnya. Tapi setelah melihat Joo Heon mengernyit kesakitan, Kihyeon langsung melepaskan tangan Joo Heon dan melihat ke arah lengan Joo Heon. Meski Joo Heon berpura-pura baik-baik saja, sepertinya lukanya kemarin cukup parah. Namun Kihyeon yang menyadarinya pun bersikap seperti tidak terjadi apapun. "Terlalu berbahaya jika menggunakan peledak. Jika sampai kau membuat kesalahan, kau bisa menghancurkan gedung." "Kita akan menggunakan peledak dengan daya ledak yang rendah. Hyeong tenang saja, aku tahu apa yang aku lakukan." Joo Heon kemudian berjalan pergi. Sedangkan Kihyeon terdiam di tempatnya, setelah melihat wajah Joo Heon yang terlihat dipaksakan untuk bersikap tenang. Itulah kenapa Divisi 2 di bawah pimpinan Joo Heon masih menjadi divisi terkuat sampai sekarang. Battle Of Two Cyber God. [First Crime] Boom ... Seung won menghentikan langkahnya tepat di depan pintu lift ketika tiba-tiba mendengar suara ledakan yang berasal dari lantai bawah. Pria itu tidak tahu pasti dari mana asalnya, tapi ledakannya terdengar cukup keras. Seung Won pun melangkahkan kakinya dengan lebar. Dia melihat seseorang dan menghentikan langkahnya. "Suara ledakan apa barusan?" "Direktur tidak tahu?" tanya petugas tersebut. "Apa? Apa yang tidak aku tahu?" "Leader Team Divisi 2 meledakkan pintu Cyber Room." "Apa?!" pekik Seung won tak percaya. Dia pun meninggalkan petugas tersebut dan berjalan menuju Cyber Room sembari menggerutu. "Apa dia sudah gila! Apa dia ingin menghancurkan gedung? Aishh ... anak ini benar-benar. Jika ingin gila, gila saja sendiri!" Seung Won sampai di Cyber Room dan yang pertama kali ia lihat di depan pintu Cyber Room adalah pintu yang sudah tergeletak jauh dari tempat awal. Seung won pun segera bergegas masuk ke dalam Cyber Room. "Ya! Bae Joo Heon, kau sudah gila?!" Semua orang menoleh ke arah Seung won yang berdiri di pintu masuk, tak terkecuali Joo Heon yang menjadi sasarannya. Kihyeon yang melihat kedatangan Seung Won pun menghampiri sang Direktur sebelum pria itu benar-benar mengamuk dan semua orang kembali pada kesibukannya masing masing. "Kau ingin menghancurkan—" Kihyeon menghentikan ucapan Seung won dengan sedikit mendorong d**a pria itu untuk mundur agar tidak mengganggu para petugas Cyber Room yang tengah mengalami masalah besar. "Kenapa? Kenapa kau malah menyuruhku keluar?" "Cyber Room sedang mengalami masalah besar. Jka Direktur berteriak seperti itu, hanya akan menghambat kerja mereka," terang Kihyeon. "Ada apa dengan Cyber Room?" "Semua komputer di Cyber Room mati total dan kita terancam kehilangan semua data organisasi." "Apa? Kau tadi bilang apa?" Seung won tampak tak percaya. "Kau sudah gila!"ujarnya dan kemudian masuk kembali ke Cyber Room. Pria itu menghampiri Joo Heon yang tengah berdiri di depan meja dan terlihat tengah sibuk mengotak-atik keyboard di hadapannya. "Bae Joo Heon" Joo Heon menegakkan tubuhnya dan berbalik. "Ada apa? Kenapa komputernya bisa mati?" "Kami masih mencoba untuk memperbaikinya. Kita akan tahu penyebabnya setelah kita berhasil memperbaikinya." "Di mana Lim Chang Kyun? Apa dia belum kembali?" Seung won tiba-tiba meninggikan nada bicaranya. "Direktur," tegur Kihyeon dari belakang. "kita sudah membahas ini sebelumnya" ujar Kihyeon memperingatkan, tapi sepertinya Seung won tak ingin mempedulikannya. "Di mana Joo Chan? Panggil Hong Joo Chan kemari!" Kihyeon dan Joo Heon hanya bisa saling bertukar pandang. Di saat seperti ini, memang hanya Chang Kyun lah yang paling dibutuhkan. Joo Chan yang pada waktu itu berada di ruangan Chang Kyun dan tengah membereskan barang-barang Chang Kyun sempat terhenti ketika telepon yang berada di sisi meja berdering. Pemuda itu pun menegakkan tubuhnya dan menerima panggilan. "Wakil Leader team Divisi empat, Hong Joo Chan" "..." "Aku mengerti, aku akan segera turun." Joo Chan menutup panggilan. Dia meraih jasnya dan memakainya sembari berjalan keluar. Kurang dari satu menit Joo Chan sudah berada di depan pintu masuk Cyber Room yang berakhir tragis di tangan Joo Heon. Joo Chan pun segera berjalan masuk dan melihat Cyber Room yang sangat rusuh bahkan dia tidak yakin suara siapa yang ia dengar. Dia kemudian melangkahkan kakinya mendekati Kihyeon dan Direktur. ia menundukkan sekilas kepalanya. "Hong Joo Chan, di mana ketua-mu?" tanya Seung Won tanpa basa-basi, meski mendapat tentangan dari Kihyeon. "Aku tidak tahu, sampai sekarang ketua belum menghubungiku" "Kau sudah cek di rumahnya?" "Belum." "Kalau begitu jemput dia dan bawa kemari" "Baik, Direktur." Joo Chan membungkukkan badannya dan sekilas melihat ke arah punggung Joo Heon sebelum pergi. Dan tentu ada satu orang yang menyadari tingkah laku Joo Chan yang memang berbeda dari sebelumnya. Yoo Kihyeon. Sejak awal Joo Chan menjawab pertanyaan Seung won, Kihyeon sudah menyadari bahwa anak itu berbohong. Dan sampai saat dia pergi, pun dia tetap berusaha menyembunyikan sesuatu dari mereka. Kihyeon pun meninggalkan Cyber Room dan berinisiatif untuk menyusul Joo Chan. Benarkah dia akan membawa Chang Kyun kembali? BATTLE OF TWO CYBER GOD [FIRST CRIME]
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD