Sudah lebih dari tiga puluh menit Kai berada di ruangan yang sama dengan Safira. Jarak duduk yang hanya beberapa jengkal saja, memudahkan Kai untuk mengawasi Safira yang sedang menemani Juan bernyanyi dan minum. Riuhnya musik tak serta merta membuat tenang pikiran Kai yang tengah dilanda kekesalan. Kai kesal? Kenapa? Kenapa dirinya mati-matian menahan kesal saat melihat Juan dengan santainya memegang-megang bagian tubuh Safira. Temannya itu sungguh tak bisa mengondisikan tangannya. Setiap ada kesempatan, maka Juan tak menyia-nyiakannya. Seperti sekarang ini. Juan bernyanyi sambil mengerling nakal kepada Safira yang duduk di sampingnya. Malah dengan sengaja melingkarkan lengannya di pinggul Safira, lalu merapatkan kakinya di tungkai perempuan yang malam ini sungguh terlihat berbeda. Kai

