Kontrak kerja

1170 Words
“Baik Tuan, semua akan berjalan dengan semestinya,” ucap Sekertaris Sam, sedangkan Gavin pergi begitu saja meninggalkan korbannya. “Apakah Nona pegawai baru di sini?” yang di angguki oleh Ghea meskipun perasaannya mulai merasakan sesuatu yang tidak enak. “Kalau begitu ikuti saya!” titah Sekertaris Sam meninggalkan Ghea yang masih berusaha mencerna kejadian yang baru saja terjadi. “Hey, Tuan tunggu!” teriak Ghea ketika menyadari pria yang yang dingin itu telah jauh dari pandangannya. ‘Apa aku salah? Hey, bukan aku yang bersalah, tapi pria dingin itu, tapi kenapa seolah aku yang bersalah, aku jadi merinding, Ibu doakan aku supaya selamat dari dua orang pria asing ini’ batin Ghea yang meringis membayangkan dirinya akan di hukum apalagi sampai di gantung. Kleek! Sebuah ruangan yang sangat nyaman untuk tempat kerja, tempatnya yang luas tapi sangat mencerminkan kalau penghuni ruangan ini tidak mempunyai kehidupan, sepi sekali, tidak ada hal yang menarik, hanya saja terlihat sangat berkelas. “Tuan mau apa membawa saya ke tempat ini?” tanya Ghea memberanikan diri daripada mati penasaran. ‘Cih, tadi gadis ini begitu sangat berani, sekarang dia sangat ketakutan,’ batin Sekertaris Sam yang melihat raut wajah wanita yang ada di hadapannya kini memucat. “Anda tidak perlu takut Nona, saya hanya akan memberikan penawaran,” ucap Sekertaris Sam santai. “Penawaran? Maksud Tuan apa? Maaf Tuan saya tidak mau menjadi simpanan anda, saya sudah mempunyai kekasih, jadi saya harap anda jangan kecewa dengan penolakan saya!” bersungut-sungut mengeluarkan semua yang ada di dalam pikirannya dengan tuduhan yang sangat menggelikan. ‘Hah, dasar wanita gila! Tuduhan macam apa itu? Sangat menggelikan,’ gerutu Sekertaris Sam dalam hati. “Maaf Nona Seperti-,” “Sudah, jangan membela diri, meskipun anda tampan, tetap saja saya tidak mau dengan Tuan,” memotong ucapan Sekertaris Sam dan kembali memberi tuduhan yang sangat membuat jengkel. “Cukup Nona!” bentak Sekertaris Sam karena sudah kehabisan kesabaran mengahadapi wanita yang sangat menjengkelkan baginya, hingga membuat Ghea diam tak berkutik dan ketakutan. “Cepat tanda tangani surat kontrak itu!” titah Sekertaris Sam yang membuat Ghea hanya melongo. “Tap-,” “Cepat baca dan segera tanda tangani, dan satu lagi, jangan suka menuduh orang tanpa bukti!” sudah cukup Sekertaris Sam bertemu dengan wanita yang sangat menjengkelkan baginya dan berharap situasi ini agar cepat berakhir. “Tuan, apa ini tidak salah?” tanya Ghea yang masih tak percaya dengan apa yang ia baca. “Benar Nona, sebaiknya anda cepat tanda tangani dan jangan membuang waktu lagi,” padahal hatinya ingin segera pergi dari hadapan wanita yang suka membuat tensi darahnya naik. “Apa! 100 juta, Kenapa dendanya sangat mahal sekali,” Ghea shok melihat nominal denda yang tertera di kertas tersebut. “Benar, jika anda mengundurkan diri sebelum satu tahun atau sebelum habis massa kontrak, maka anda akan menanggung akibatnya, lagipula masih ada orang yang sanggup untuk menggantikan posisi Nona,” ucap Sekertaris Sam menatap tajam. “Apa perusahaan ini milik Tuan?” tanya Ghea Ragu. “Bukan, tapi milik pria yang anda hina tadi,” jawab Sekertaris Sam datar sambil melirik sekilas ke arah wanita yang sangat menjengkelkan baginya. ‘Matilah riwayatku, dia mengurungku dengan posisi Sekertarinya untuk membalas perbuatan ku kan? Harusnya aku tadi berhati hati saat bicara dengan orang asing,’ gerutu Ghea dalam hati merutuki kebodohannya. “Ini Tuan, saya sudah menanda tangani surat kontrak ini,” menyodorkan surat kontrak kerja, dan segera di ambil oleh Sekertaris Sam. “Besok, anda mulai bekerja Nona,” yang segera di angguki oleh Ghea. “Apa urusan saya sudah selesai Tuan?” tanya Ghea karena waktu sudah hampir jam makan siang, tentu saja saat ini Ghea merasa sangat lapar dan tidak mau melewatkan makan siangnya bersama sang Ibu dan Adiknya. “Sudah Nona, dan sebaiknya Nona segera pergi dari sini dan pelajari surat ini, karena Tuan muda tidak menerima kesalahan sedikitpun,” ucap Sekertaris Sam sambil menyodorkan kertas dan segera di raih oleh Ghea. “Baiklah, kalau begitu saya permisi,” ucap Ghea beranjak pergi meninggalkan Sekertaris Sam. ‘Hah, akhirnya wanita itu segera pergi, sekarang aku merasa bernapas dengan tenang,’ batin Sekertaris Sam seolah Ghea mencekiknya. Klekk! “Tuan muda, saya sudah menjalankan tugas dari anda,” ucap Sekertaris Sam ketika masuk ruangan Tuan mudanya. “Bagus, sepertinya kau begitu lelah hingga membuat wajahmu begitu kusut,” ucap Gavin sarkas. “Tentu saja tidak Tuan, hanya saja wanita itu memang sungguh unik,” ucap Sekertaris Sam sambil membayangkan kejadian yang membuat dirinya kesal setengah mati. “Aku rasa dia memang berbeda Sam,” ucap Gavin tersenyum penuh arti. “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, sekarang sudah waktunya jam makan siang, apa Tuan mau pesankan atau keluar?” tanya Sekertaris Sam pada Tuan mudanya. “Pesankan saja, hari ini aku akan menyelesaikan tugasku dan pulang ke rumah utama,” dengan tatapan yang masih berkutat di komputer. “Baik Tuan,” ucap Sekertaris Sam sambil berlalu meninggalkan ruangan Gavin. Di sisi lain, seorang wanita yang baru saja sampai di rumahnya. “Nak, apa kau baru pulang?” tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Maria. “Iya Bu, apa Ibu tahu, aku di terima kerja Bu,” ucap Ghea kegirangan dan memeluk Ibunya. “Syukurlah Nak, kalau begitu ayo kita siang dulu, Rara sudah menunggu di meja makan,” ucap Ibu sambil menggandeng tangan putrinya. “Wah kakak, sepertinya hari ini kakak sedang bahagia,” celetuk remaja yang sedang duduk manis di meja makan. “Benar sekali, hari ini kakak di terima kerja di perusahaan besar,” ucap Ghea mengacak rambut remaja itu. “Ishh, kakak!” Ghea tertawa saat Adiknya cemberut, sangat menggemaskan. “Sudah, ayo makan!” Selalu saja ada yang melerai perdebatan kecil kecil mereka. Setelah makan siang usai, mereka pun tengah duduk santai di ruang tengah sambil menonton TV kecil yang ada di rumah itu. “Bu, sebaiknya Ibu istirahat saja di rumah, sekarang aku sudah mulai bekerja,” ucap Ghea yang berharap sang Ibu mau mendengarkannya. “Tapi Ibu juga ingin membantu perekonomian Rumah, belum lagi biaya sekolah Rara,” ucap Ibu dengan sendu. “Ibu, percaya sama Ghea kalau Ghea mampu untuk Ibu dan Rara, kasian Rara Bu jika harus ikut berjualan kue keliling lagi, aku mohon sama Ibu, jika ada uang lebih kita akan menyewa sebuah ruko untuk membuka usaha toko kue, Ibu mau kan?” berharap sang Ibu luluh dan menuruti keinginannya. Hhaah Ibu menghela napas panjang sebelum akhirnya memutuskan. “Baiklah, Ibu akan di rumah saja, sebaiknya kamu membersihkan diri dan segera istirahat, Ibu mau ke kamar Rara dulu,” ucap Ibu lalu pergi meninggalkan Ghea. ‘Aku tahu ini keputusan yang sangat berat untuk Ibu, tapi aku gak mau kalau Ibu terus kelelahan, aku tahu kalau Ibu menyembunyikan penyakit Ibu padaku dan Rara, untuk itu aku tidak mau membuat Ibu lebih menderita lagi, aku janji akan melakukan apapun untuk Ibu, meskipun Ibu hanya Ibu sambung untukku,’ batin Ghea yang merasa sangat tidak berguna saat ini, ia lalu pergi ke kamar dan segera membersihkan diri untuk beristirahat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD