Part 1 TAKDIR

836 Words
#Telahdirevisi Aileena Pov   Pernikahan yang aku impikan gagal saat kamu memumuskan pertunangan kita hanya untuk bersama dengan adikku, aku bisa apa jika hatimu tidak lagi untukku, aku tidak ingin jadi wanita naif yang pura pura tidak tau jika hatimu bukan lagi untukku. Aku cukup peka dengan semua itu. Aku merelakan kamu bersama adikku jika kalian berjodoh, namun tuhan berkehendak lain, malam dimana kita menghabiskan waktu bersama membuatku hamil, sungguh bukannya aku ingin merusak kebahagainmu dengan adikku namun aku juga ingin anakku mendapatkan kasih sayang untuh dari orang Tuanya. Dia menikahiku hingga anak yang ku kandung ini terlahir, dan setelah itu dia akan menceraikanku, aku tidak bisa mengelak lagi, karena hatinya memang bukan untukku lagi jadi percuma juga bila kita harus bersama namun tidak ada rasa cinta di antara kami, karena lebih baik satu bahagia dari pada keduanya tidak bahagia sama sekali. Namun lagi lagi takdir memaikan kita, setelah kita menikah adikku juga menikah dengan adiknya, atau adik iparku, karena adikku juga tidak ingin menunggu selama itu untuk hal yang tidak pasti. Suamiku berang bukan main, bahkan dia makin menyalahkanku atas semua yang telah terjadi. Aku hidup penuh dengan kemewahan yang dimiliki suamiku namun aku tidak merasakan bahagia sama sekali, aku lebih memilih hidup sederhana namun bahagia, daripada menikmati harta sebanyak ini namun aku tidak bahagia. “Nyonya Aileena Fauzi” Namaku sudah di panggil, hari ini waktunya aku chek up, aku harus rutin memeriksakan diriku ke dokter aku tidak mau anakku kenapa kenapa. Aku melangkah masuk kedalam ruangan dokter kandungan, dia teman kakak sepupuku jadi aku tidak perlu tidakut di tanya tanya jika aku tidak membawa suamiku, karena kebanyakan ibu hamil akan selalu di dampingi suaminya saat mereka melakukan chek up kandungan mereka. Dokter selesai melakukan USG, saat ini aku di bantu seorang perawat, membersihkan gel yang di perutku. Aku duduk di kursi depan meja dokter Fina, dokter Fina mengatidakan jika kandunganku baik baik saja, hanya aku perlu menjaga pola makanku, memang beberapa minggu ini aku kurang nafsu makan. Supir telah menungguku di tempat parkir, suamiku memang tidak mengizinkan aku menyetir sendiri, dia menyiapkan ku sopir, namun aku memang jarang keluar dari rumah, jadi aku tidak terlalu membutuhkan supir.  Aku masuk ke dalam mobil, seketika mobil berjalan. “Pak, kita ke supermarket, saya mau beli kebutuhan saya sebentar” Ucapku pada supir. “baik Nona” Ucap supir, menjalankan mobil yang kutumpangi ini.  Mobil berhenti di salah satu pusat perbelanjaan, aku langsung turun, mengambil troli, memang tidak banyak namun membawa troli akan lebih enak dari pada membawa keranjang. Aku memilih s**u ibu hamil, aku memang suka cokelat namun aku juga mau rasa yang lain, aku sempat bingung namun aku mengambil keduanya namun ukurannya aku bedakan, setelah memilih s**u aku ke tempat cemilan, rasanya enak saat musim hujan gini nyemil, namun melihat aneka bahan kue, aku jadi tertarik untuk membeli beberapa, mungkin aku bisa membuat kue di rumah. Sekarang tinggal buah buahan, aku memang tidak telat mengkonsumsi buah buahan, aku mengambil beraneka buah mulai dari Apel, Mangga muda, Jeruk, buah Naga dan yang lainnya, selesai itu aku langsung ke kasir, aku bukan seperti wanita yang lain, yang menggunakan uang suaminya untuk berbelanja ini dan itu uangku masih banyak untuk menghidupi ku dan anakku, jadi uang bulanan dan kartu kredit dari suami jarang aku gunakan. Selesai aku membayar aku langsung pergi ke parkiran, aku tidak tau dimana supir itu memarkirkan mobilnya karena dia tadi menurunkanku di depan punti masuk, aku tidak mungkin mencari satu per satu mobil sebanyak ini. Fokusku teralih pada dua orang yang baru saja keluar dari mobil, dia suami dan adikku, tidak mungkin mereka kembali bersama? Apa ini yang dinamakan meeting dengan client?. Aku seharusnya sadar bahwa dia memang lebih memilih adikku dari pada memilihku, karena hati memang tidak bisa di pakasakan. Aku benar benar mencari dimana sopir itu parkir namun, aku tidak menemukan dimana mobilnya, aku memutuskan menaiki taxi yang mangkal di depan pusat perbelanjaan ini, masa bodo dengan supir yang menungguku di sini, toh aku sudah mencari mobilnya namun tidak ada. Aku sampai di rumah, langsung menyerahkan belanjaanku pada pelayan, memang banyak pelayan di rumah ini, namun aku hanya dekat dengan Mbak Rahmi dia bisa dibilang kepala pelayan disini. Aku melepas rasa bosanku di taman belakang rumah ini, sore sore begini memang enak duduk di taman sambil nyemil buah buahan, namun kali ini aku hanya membawa yougurt yang aku beli tadi siang, terlalu malas untuk kembali ke dapur. Kehidupanku seperti ini, aku merasa sendiri di rumah ini, pelayan bahkan tidak ada yang dekat denganku, walau ada Mbak Rahmi namun dia jarang berkomunikasi denganku. Suamiku jangan di tanya dia akan berangkat pagi pulang malam, bahkan dia terkadang lebih memilih untuk tidur di kantor dari pada pulang ke rumah. Aku membuat s**u sendiri, aku memang jarang makan malam, jadi tidak ada makanan di meja makan, hanya s**u dan beberap potong buah Apel dan Pear yang menemaniku malam ini membaca novel, memang sedari remaja aku suka dengan membaca namun novel merupakan buku favoritku. hy, salam kenal aku penulis baru disini, semoga kalian bisa menyukai cerita ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD