Gadis Kecil

1336 Words
Mobil Ayana terus melaju dengan kecepatan sedang, wanita yang menjadi Asister Lee dan menyimpan rasa cinta untuk pria itu. “Kamu akan kembali kemana?” Ayana melihat Lee yang masih terpejam. “Apartement.” Lee membuka matanya, wajah Anna terus terbayang diingatan yang tidak bisa ia lupakan. Mobil Ayana telah memasuki tempat parkir, Lee keluar dan berjalan menuju apartement miliknya. “Seharusnya kamu kembali kerumah.” Ayana mengikuti Lee. “Aku akan menghubungi dokter keluarga untuk memeriksa diriku, kamu pulang dan beristirahat.” Lee meninggalkan Ayana yang menyimpan banyak pertanyaan tentang luka pada  wajah tampan yang telah  bengkak. Lee masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu, membuka semua pakaian yang menempel di tubuhnya dan menyegarkan diri  dengan beremdam di dalam bak mandi. Lee tersenyum menyentuh bibirnya, ia teringat ciuman dengan gadis kecil yang cantik. “Aku harus kembali berlatih, tubuhku telah kaku.” Lee merasakan seluruh tubuhnya sakit seterlah berkelahi dengan para preman. Pria itu menyelesaikan mandinya, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang melingkar di pinggang memperlihatkan otot-otor seksi dan roti sobek di perutnya. Lee mengambil ponsel dan menghubungi nomor assisten di perusahaan keluarga yang telah diserahkan kepadanya. “Kang , berikan data penumpang wanita yang satu pesawat dengan diriku!” perintah Lee pada asisitennya. “Baik Tuan Muda,” jawab  Kang. “Tuan Muda, Nyoya besar dan Tuan besar menanyakan Anda kapan kembali ke rumah?”  Kang khawatir. “Aku akan pulang untuk makan malam besok.” Lee memutuskan panggilan. “Baik Tuan.” Kang hanya bisa menggelengkan kepala dengan sikap keras kepala Lee. “Aku akan menemukan dirimu.” Lee berjalan menuju lemari raksasa untuk mengganti pakaian, ia mendengar ponselnya berdering, pangilan dari Kang. “Halo Tuan, data telah saya kirim melalui email Anda,” ucap Kang. “Terimakasih.” Lee memutuskan panggilan, ia kembali duduk di depan layar computer dan urung untuk berganti pakaian. Lee tidak sabar untuk mencari tahu tentang gadis kecil luar biasa yang ia temukan di bandara dan melakukan perjalanan bersama. Dengan sabar Lee membuka satu persatu data penumpang wanita hingga berhenti pada sebuah nama “Anna Ariella” mahasiswi kedokteran di kampus Seoul National University Korea Selatan. “Aku mendapatkan dirimu.” Lee menyimpan data tentang Anna, ia segera mengganti pakaian, tubuhnya sangat lelah dan butuh istirahat. Lee merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memejamkan mata menahan sakit dan lapar, ia tertidur dengan nyenyak dalam mimpi indah bersama gadis kecil yang menggemaskan tapi mengerikan. Ciuman kembali berulang di dalam mimpi tetapi tendangan berputar Anna membangunkan Lee dan membuatnya terjatuh dari tempat tidur. “Ouch, ia bahkan tidak membiarkan aku tenang ketika sedang tidur.” Lee merasakan sakit pada seluruh tubuh dan mendapatkan dirinya terbaring di lantai. Lee beranjak dari tempat tidur, memesan makanan dan berganti pakaian, ia membuka kembali data tentang Anna Ariella. Mahasiswi kedokteran di kampus Seoul National University Korea Selatan, kelahiran dan tinggal di Indonesia, Ayah Korea dan Ibu Indonesia. “Wah, pantas saja kecantikannya luar biasa dan berbeda.” Lee tersenyum. Terdengar bel berbunyi, Lee beranjak dari tempat tidur dan menuju pintu depan apartemen, seorang pengantar makanan berdiri di depan pintu. Lee membayar makanan dan berjalan menuju ruang makan, ia menikmati makan siang seorang diri. Bel kembali berbunyi, Lee heran karena ia tidak ada janji dengan siapapun dan tidak semua orang tahu tentang dirinya yang tinggal di apartement. “Siapa yang datang?” Lee berjalan menuju pintu dan melihat Sea Joon dokter keluarga berada di depan pintu. “Siapa yang menghubungi dirimu?” Lee membuka pintu. “Ayana, ia mengatakan kepadaku kamu terluka.” Sea Joon segera masuk dan menyentuh bibir Lee. “Apa yang kamu lakukan? Ada kenangan indah di bibirku.” Lee menepis tangan Sea Joon. “Apakah pukulan membuat dirimu menjadi gila?” Sea Joon mengikuti Lee berjalan menuju ruang makan. “Aku mendapatkan ciuman pertama dari seorang gadis kecil.” Lee tersenyum dan menyentuh bibir pecahnya. “Apa dia menggigit kamu?” Sea Joon membuka kotak obatnya. “Dia menendang wajahku.” Lee tersenyum. Sea Joon tertawa terbahak-bahak hingga sakit perut dan tidak jadi mengeluarkan obat untuk Lee, ia berpikir Lee telah gila, bahagia dengan tendangan yang merusak wajah tampanya. “Apa kamu tahu harga wajah ini sangat mahal?” Se Joon menyentuh pipi Lee yang terlihat sedikit bengkak. “Obati saja, besok malam aku harus kembali ke rumah untuk makan malam, kamu jangan lupa untuk datang dan usahakan wajahku kembali tampan.” Lee menghabiskan makanannya. “Gunakan saja obat kompres ini!” Sea Joon menyerahkan kream dingin kepada Lee. “Jangan lupa minum vitamin untuk stamina tubuh kamu.” Sea Joon mengeluarkan obat dan menulis resep. “Aku harus kembali berlatih kemampuan bela diri, buatkan jadwal untuk diriku!” Lee memandang layar ponselnya berselancar mencari informasi tentang Anna Ariella. “Ada apa dengan dirimu? Apa kamu mau terjun kembali ke dunia mafia?” Sea Joon menatap tajam pada Lee. “Aku harus mengejar seorang gadis yang memiliki kemampuan berkelahi, ia bahkan mau membunuhku.” Lee memandang foto cantik Anna di layar ponsel. “Wow, apakah ia seorang mafia?” Sea Joon mau merebut ponsel Lee tetapi gagal. “Aku tidak akan mengizinkan kamu melihat gadis kecil cantikku.” Lee menyembunyikan ponselnya. “Aku akan menginap di sini.” Sea Joon berjalan menuju kamar Lee. “Berhenti, aku tidak mengizikan kamu masuk ke kamarku.” Lee menatap tajam kepada Seo Joon yang telah menghentikan langkah kakinya. “Ayolah, aku akan mengobati luka dirimu dan membuat jadwal latihan beladiri.” Sea Joon tersenyum. “Turun dan tidur di sofa.” Lee berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil minuman kaleng, ia duduk di depan televisi. “Baiklah.” Sea Joon  berjalan menuju lemari pendingin, mengambil minuman yang sama dan duduk di samping Lee. “Hey, biarkan aku melihat wanita yang telah mendapatkan ciuman pertama kamu, dia sangat beruntung.” Sea Joon meneguk minumannya. “Aku tidak mau bersaing dengan dirimu merebut gadis kecil dari Indonesia.” Lee tersenyum. “Wah, dia pasti sangat cantik dengan kulit yang eksotis dan tinggi pas untuk berciuman.” Sea Joon tersenyum. “Bibirnya sangat manis dan nikmat, begitu lembut.” Lee kembali mengingat ciuman dengan Anna. “Kamu benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.” Sea Joon menatap Lee. “Dia melihatku penuh dengan kebencian dan aku suka tatapan itu.” Lee terus tersenyum ketika ia membayangkan Anna. “Oh God, aku belum menghubungi Yuna, mungkin dia mengenal Anna karena mereka kuliah di kampus yang sama.” Lee mengambil ponselnya dan segera menghubungi Yuna. “Yuna tidak punya teman dekat, ia tidak percaya dengan semua wanita yang mendekatinya yang hanya akan bertanya tentang dirimu.” Sea Joon melihat kearah Lee yang sedang menghubungi Yuna. “Bagaimana?” tanya Sea Joon. “Gadis nakal itu tidak menjawab panggilanku.” Lee melemparkan ponselnya ke sofa. “Yuna akan datang di acara makan malam keluarga.” Seo Joon meneguk minuman miliknya. “Kamu benar, aku akan menghukum Yuna, yang tidak datang menjemput diriku.” Lee beranjak dari sofa dan bersiap untuk pergi. “Kamu mau kemana?” tanya Sea Joon. “Pergi ke tempat latihan, aku tidak mau dikalahkan oleh gadis kecil.” Lee tersenyum, ia keluar dari apartementnya diikuti Sea Joon. “Apa kamu serius?” tanya Sea Joon. “Tentu saja, aku sedang mengejar wanita yang membenci diriku.” Lee tersenyum mengingat tatapan tajam Anna. “Ada banyak wanita yang mencintai dirimu dengan gila dan wanita yang tidak suka pada kamu pasti sangat langka.” Seo Joon tertawa. “Dan barang langka sangat berharga, bukankah begitu?” Lee mengedipkan matanya. “Otak kamu mulai rusak, apa kamu mau pergi sekarang?” tanya Seo Joon. “Tentu saja, aku tidak mau menyia-nyiakan waktuku dengan percuma.” Lee masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Apartementnya. “Aku rasa Lee benar-benar telah jatuh cinta.” Sea Joon masuk ke mobilnya dan meninggalkan apartement mewah Lee. Mobil Lee melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah pusat latihan kemampuan beladiri khusus pria dan para selebritis agar tidak bertemu dengan para penggemar dan mengacaukan latihan. Seorang pria menyambut kedatangan bintang terkenal yang tidak pernah redup hingga saat ini, di usia tiga puluh dua tahun  tidak membuat dirinya hilang dari dunia hiburan dan tetap menjadi idola para wanita di seluruh Dunia.. “Selamat datang, Tuan Lee.” Seorang pria menunduk. “Terimakasih.” Lee tersenyum dan masuk kedalam ruang pelatihan bertemu dengan para pelatih. “Apa kamu masih punya waktu untuk datang ketempat ini?” Seorang pria paruh baya tersenyum kearah Lee. “Tentu saja Tuan, kesehatan dan kebugaran adalah factor utama untuk mempertahankan eksistensi seorang selebriti.” Lee tersenyum tampan. “Silahkan duduk.” Pria pemilik pelatih berjalan menuju kursi diikuti Lee. “Terima kasih.” Lee duduk berhadapan dengan pemilik tempat pelatihan dan para pelatih. “Apakah kamu sudah membuat jadwal latihan?” tanya seorang pelatih senior. “Belum, hari ini aku hanya datang untuk melihat dan melakukan sedikit pemanasan.” Lee memberi hormat. “Baiklah, besok kamu sudah harus memiliki jadwal latihan dan mengikutinya dengan disiplin.” Pria dengan rambut yang telah memutih menatap tajam pada Lee. “Baik guru.” Lee memberi hormat. Para pelatih meninggalkan ruangan perkumpulan dan membiarkan Lee bersama  dengan pemilik tempat latihan, mereka berdua berbincang dan berjalan-jalan mengelilingi lingkungan latihan. Bisa karena terbiasa, tubuh sehat dan kuat butuh pelatihan yang hebat serta dukungan dengan mengkonsumsi makanan dan pola hidup sehat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD