Preman

1388 Words
“Apa kamu tersesat gadis kecil?” Lee menunduk agar bisa berbisik di telinga Anna yang hanya tinggi sebahunya. “Ya, kamu benar dan kenapa kamu ikut tersesat dengan diriku?” Anna tersenyum sinis dengan tatapan tidak suka. “Aku tidak tersesat, aku terbiasa lewat jalan ini ketika aku harus lari dari para fans ku.” Lee tersenyum, ia memperhatikan gadis cuek dan kasar di depannya. "Kamu tidak seksi sama sekali." Lee melihat Anna yang hanya memakai celana jeans dan hoddie longgar sehingga tidak  memperlihatkan lengkuk tubuh. “Ah, kamu adalah seorang selebriti yang mengacaukan hariku.” Anna menatap tajam pada Lee. “Aku tidak mengacaukan harimu gadis kecil, aku rasa kamulah yang membuntuti diriku untuk mendapatkan ciuman dari seorang aktor dan berharap bisa naik keranjangku.” Lee tersenyum sombong. “Menjijikkan, pria yang memandang rendah seorang wanita.” Anna menjauhi Lee, ia membuka layar ponselnya untuk melihat petunjuk arah. “Kamu tidak akan menemukan jalan keluar.” Lee berbisik di telinga Anna. “Baiklah, katakan kepadaku kemana aku harus berjalan agar bisa keluar dari sini.” Anna memutar tubuhnya dan menghadap Lee. Lee tersenyum dan memperhatikan bibir seksi Anna yang telah ia cium untuk pertama kalinya, ada ide licik di dalam otaknya. “Kamu bisa ikut dengan diriku tetapi dengan satu syarat.” Lee mengedipkan matanya. “Katakan!” Anna mulai curiga dengan syarat Lee. “Cium aku!” Lee mendekatkan wajahnya. “Aku akan menghancurkan wajah dan bibir itu!” Anna ikut tersenyum, tidak sedikitpun keinginannya untuk mematuhi syarat Lee. “Apa kamu yakin?” Lee menarik tangan Anna. “Lebih baik aku mencari jalan sendiri dari pada melayani permintaan rendahan itu.” Anna melepaskan tangannya dari genggaman Lee dan berjalan menjauh dari pria itu. “Jalanan itu berbahaya!” teriak Lee. “Berada di dekat kamu jauh lebih berbahaya.” Anna terus berjalan. “Aku bisa gila dengan gadis ini, ia sangat menggoda dan menggemaskan.” Lee terus mengikuti Anna hingga keujung jalan. “Tempat apa ini?” Anna menghentikan langkahnya. “Sebaiknya kamu memberikan ciuman kepada diriku.” Lee menarik dan mengunci tangan dan kaki Anna, ia melumat bibir lembut Anna dengan paksa. “Ah, manis sekali, cukup lama aku menahan diri, ciuman gadis muda benar-benar nikmat dan membuat diriku ketagihan.” Lee terus mencium paksa Anna. Anna berusaha melepaskan diri, tetapi ia bahkan tidak bisa menggerakkan kakinya yang telah diapit oleh Lee yang menikmati bibir lembut dan basah gadis kecil. “Hey, apa yang kalian lakukan?” Terdengar teriakan dari seorang preman sehingga menghentikan ciuman Lee. Anna kesulitan bernapas, ia sangat murka dengan pria di depannya. “Aku sampai lupa ini adalah kawasan yang berbahaya.” Lee tersenyum melihat wajah marah Anna pada dirinya. Lee melepaskan Anna, ia tidak tahu gadis kecil di depannya memiliki kemampuan bela diri, Anna mundur beberapa langkah dan memberikan tendangan berputar mengenai wajah Lee sehingga membuat bibir pria itu pecah dan mengeluarkan darah. “Apa?” Lee terkejut dan tersungkur di tanah, ia menyentuh bibir yang telah basah oleh darah, empat orang preman tertawa melihat Lee terjatuh. “Aku sangat membenci dirimu.” Anna menyentuh bibirnya. “Wah, itu pasti sangat menyakitkan.” Seorang pria mengejek Lee. “Gadis kecil mari bermain bersama kami.” Empat orang preman berjalan mendekati Anna, Lee segera beranjak dari tanah dan menarik tangan Anna yang sedang mengambil kopernya. “Hey, apa kamu mau bermain sendiri dengan gadis kecil?” Seorang pria menatap Lee. “Dia adalah kekasihku.” Lee tersenyum dan melirik gadis yang baru saja menendang wajahnya. Anna terlihat tenang, ia berpikir mereka perlu bekerjasama untuk menghadapi empat orang preman yang mungkin memiliki senjata. “Gadis kecil apakah kamu kekasihnya?” tanya seorang pria yang mengeluarkan pisau. “Bukan.” Anna tersenyum, membuat Lee terkejut dan kecewa sedangkan para preman tertawa terbahak-bahak. “Dia adalah calon suamiku yang mau aku bunuh.” Lee menahan tawa mendengarkan perkataan Anna. “Baiklah, ambil gadis kecil dan bunuh pria itu!” perintah seorang pria yang menjadi ketua dari para preman. “Bersembunyilah di belakangku," ucap Lee dan Anna menurut  dengan menjauh, ia menyenderkan tubuh di pagar Bandara. Anna menjadi penonton perkelahian Lee dengan para preman, ia melihat pria sombong dan m***m itu kewalahan. “Gadis kecil, calon suami kamu akan mati.” Ketua preman mendekati Anna. “Kenapa kamu tidak lari?” teriak Lee. “Aku khawatir kamu yang akan mati.” Anna tersenyum kepada pria yang semakin mendekat. Anna bergeser beberapa langkah, ia harus mengambil jarak dari tubuh pria itu agar bisa bergerak dengan leluasa. “Hey, kamu tidak bisa lari.” Pria itu tersenyum. “Aku tidak lari.” Anna memegang pagar Bandara dan meloncat memberikan tendangan yang sangat kuat dengan bantuan dorongan dari tangannya. Pria itu tersungkur ke tanah kesakitan dengan bibir berdarah kepala pusing dan rasa murka yang luar biasa melihat kearah Anna yang duduk di atas pagar. Anak buahnya segera mendekati ketua mereka dan meninggalkan Lee. “Bos, apa kamu baik-baik saja?” tanya seorang rekannya. “Habisi gadis kecil itu, dia telah melukai wajahku.” Ketua preman menyentuh bibirnya yang berdarah. Anna tersenyum, ia menarik sebatang kayu dengan panjang satu setengah  meter yang akan dijadikan senjata untuk menghajar para preman. Lee terkejut melihat gadis kecil terjun dari atas pagar mengayunkan kayu dengan kuat kepada para preman. Gerakan yang teratur dan tenang, Anna memutar, mengayunkan dan memukul para preman hingga babak belur dengan sebatang kayu. Ia terlihat puas melampiaskan emosinya pada para preman dan seorang yang sangat ingin ia hajar adalah pria yang telah mencuri ciuman pertamanya. Tidak satupun dari para preman berhasil menyentuh Anna, ia telah belajar dan menguasai banyak kemampuan beladiri, tubuh kecil itu menyimpan otot perut yang indah. Para preman lari meninggalkan mereka berdua, Anna tidak terlihat seperti gadis kecil yang menggemaskan tetapi wanita yang memiliki naluri pembunuh. Lee tercengang, ia mengkhawatikan dirinya sendiri. “Aku tidak mengira, pria dengan tubuh tinggi ini tidak berdaya menghadapi para preman.” Anna mengejek Lee, ia mengambil koper dan tetap membawa kayu berjalan menuju arah yang berbeda. Lee mengikuti langkah kaki Anna dari belakang dengan jarak yang cukup jauh, ia tidak berbicara sepatah katapun, otaknya sedang bekerjakeras merekam kejadian yang mengerikan dari seorang gadis kecil yang memiliki kamampuan luar biasa dan mengerikan. “Kenapa kamu masih mengikuti diriku?” Anna memutar tubuhnya menatap tajam pada Lee. “Karena ini adalah jalan yang benar.” Lee menatap wajah manis Anna. “Apa kamu mengkhawatirkan diriku?” Anna melanjutkan langkah kakinya melewati jalanan yang sempit. “Tentu saja.” Lee melihat punggung gadis kecil yang membawa kayu dan koper di tangannya. Mereka berdua telah sampai diujung jalan, Anna menghentikan langkahnya, ia melihat mobil yang bertuliskan Lee Min Yo dan beberapa kru yang terlihat khawatir menunggu seseorang. “Apa mereka menunggu kamu?” Anna menyenderkan tubuhnya dan melihat kearah Lee yang telah sangat dekat dengan dirinya. “Ya, apa kamu mau ikut dengan mobilku? Aku akan mengantarkan kamu sampai kerumah.” Lee menatap Anna dengan serius. “Aku berharap ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita, dan jika kamu bertemu dengan diriku berpura-puralah tidak melihat aku.” Anna memberikan jalan untuk Lee. “Kita bisa menjadi teman dan maafkan aku tentang ciuman tadi aku tidak bisa menahan diri.” Lee menatap Anna. “Keluarlah, dan jangan pernah mengingat apalagi menyebutkan tentang ciuman itu, lupakan pertemuan kita dan semua kejadian hari ini.” Anna menatap tajam kepada Lee. “Siapa nama kamu?” tanya Lee berharap mendapat jawaban. “Pergilah, sebelum diriku berubah pikiran, karena aku sangat ingin menghancur mulut kamu.” Anna memainkan kayu yang ada ditangannya. Lee melihat telapak tangan yang berdarah. “Ingatlah namaku Lee.” Lee berjalan meninggalkan Anna, bergabung dengan manager dan para kru yang menunggu dengan khawatir . “Hey, apa yang terjadi? Kami sangat khawatir menunggu kamu begitu lama,  ponsel kamu tidak aktiv dan kenapa dengan bibir kamu?” Ayana mengoceh melihat bibir Lee pecah. Lee tidak menjawab, ia melihat kearah Anna yang masih bersembunyi dan tidak akan keluar sampai semua orang pergi. “Aku akan mencari dirimu, bagaimanapun caranya.” Lee tersenyum dan masuk ke dalam mobil. Dua buah mobil meninggalkan jalanan, Lee menoleh ke belakang dan melihat Anna keluar dari persembunyiannya. Gadis itu menghubungi Yuna yang telah menunggu di jalanan, yang juga bersembunyi agar tidak bertemu dengan Lee dan Ayana, ia tidak mau dimarahi kakak sepupunya. “Halo Sayangku Anna, aku telah kering menunggu dirimu, kamu tidak menerima panggilan dariku.” Yuna mengomel. “Maafkan aku, ada sedikit masalah tapi sekarang aku baik-baik saja, dimana kamu?” Anna berjalan menyusuri jalanan. “Hey Anna.” Yuna berteriak dan tersenyum melihat Anna. “Apa kamu bertemu dengan seorang pria?” Yuna berpikir Anna pasti bertemu dengan Lee. “Aku bertemu dengan banyak pria hari ini.” Anna meletakkan koper kecil di kursi penumpang dan ia duduk di kursi samping sahabatnya. Yuna melihat telapak tangan Anna pecah. “Anna sayang, kenapa tangan kamu bisa terluka?” Yuna menarik tangan Anna dan melihatnya. “Aku berkelahi dengan para preman dan tanganku lecet karena memegang kayu.” Anna membuka laci mobil Yuna dan mengambil kotak obat, ia memberikan cairan pembersih pada tangannya. “Biarkan aku yang melakukannya.” Yuna mengambil botol obat dan membersihkan luka pada telapak tangan Anna. “Terimakasih, aku sangat lelah dan mau tidur.” Anna menyenderkan tubuhnya dan memejamkan mata, ia merasakan perih di telapak tanganya. Yuna segera menjalankan mesin mobil dan mengendarai dengan kecepatan sedang meninggalkan Bandara menuju rumahnya, membiarkan Anna beristirahat di dalam mobil. Ia mengerti pasti sahabatnya sangat lelah setelah melakukan penerbangan dua negara. Yuna juga khawatir dengan luka pada tangan sahabatnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD