"Bu Asih tenang dulu. Berikan kesempatan suami Ibu untuk menjelaskan semua. Tenang," kata Pak RT yang membuat Bu Asih mendengkus kesal dan melipat kedua tangan di d**a. "Sebenarnya, saya ... saya diam-diam mengagumi sosok Bu Aina, Pak RT. Semua foto itu murni saya ambil tanpa sepengetahuannya. Bu Aina tidak tahu sama sekali soal ini. Saya diam-diam memiliki ketertarikan, tapi hanya sebatas itu. Maafkan saya Bu Aina. Saya bersalah." "Dasar!" Bu Asih langsung memukuli punggung suaminya. "Tidak pandai bersyukur kamu, Pak! Kurang apa ibu pada Bapak?" "Maaf, Bu. Bapak memang salah." Pak Amir menangkap tangan Bu Asih yang memukulinya. "Jadi, semua sudah jelas, kan? Bu Aina di sini tidak bersalah. Ini murni suami ibu sendiri yang berulah. Sebaiknya, masalah ini jangan diperpanjang lagi. Bu As

