Bab 19 : Percikan Masa Lalu

1221 Words

Yuji melangkah maju, mendekati Ardika dengan senyum yang tampak dipaksakan. “Siang, Tuan Ardika,” sapanya sopan. Ardika tidak menjawab. Ia hanya menatap Yuji lama—datar, dalam, dan jelas tidak berniat bersikap ramah. Melihat kehadiran Ardika, Sanya berusaha memanfaatkan keadaan. “Pak, jadi pakai mobil saya, ’kan? Ayo, kita berangkat sekarang. Kita bisa terlambat jamuan makan malamnya nanti,” ucap Sanya cepat, memberi isyarat halus pada Ardika yang tetap bergeming. Pak… mohon kerjasamanya, batin Sanya gelisah. Ardika diam saja menatap wanita yang tengah drama di hadapannya, hingga akhirnya lelaki itu mengambil kunci yang Sanya pegang sejak tadi di tangannya. “Saya saja yang mengemudi,” katanya. Sanya langsung bernapas lega. Ia mengangguk dan berjalan ke arah mobil, langkahnya sediki

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD