Devil Hunter 02

1179 Words
            Felicia melajukan mobilnya dengan kecepatan standart, menembus jalanan kota Stockholm, menuju ke perusahaan milik Alehandro, yang nantinya akan ia ambil alih. Felicia menikmati perjalanannya, sambil memikirkan kebenaran yang selama ini ia tutupi dari Alehandro, Felicia menghela nafas panjang, dan mengeluarkannya secara perlahan. Mengurangi beban yang ia pikul selama ini sendiri, beban hati dan fikiran, yang benar-benar membuat Felicia hidup dalam dunianya sendiri. Felicia semenjak kecil, dia tidak pernah merepotkan orang lain, termasuk Alehandro. Felicia di didik ibunya dari kecil menjadi gadis yang mandiri. Pesan yang tetap Felicia ingat sampai sekarang pada ibunya, adalah menjadi wanita yang bisa menghadapi segala macam cobaan, meskipun ditakdirkan oleh tuhan untuk sendiri dalam menghadapinya.             “Aku akan menjagamu sampai waktu itu tiba Dady, mempertemukanmu dengan belahan jiwamu yang selama ini kau cari dengan diam-diam. Memberikan kebahagiaan yang sebenarnya untukmu. Maafkan aku selama ini menutupi sebuah kebenaran, kalau aku adalah putrimu, yang belum sempat bertemu denganmu, karena sebuah kejadian naas yang menimpaku dengan ibuku. Aku tidak ingin kau menjadi lemah, dan aku menjadi alasan kelemahanmu. Biarkanlah aku menjadi perisaimu, menjagamu dengan nyawaku. Menjadi kekuatan terbesarmu untuk menghadapi musuh-musuhmu,” ucap Felicia dalam diam. Felicia begitu mencemaskan keselamatan Alehandro, meskipun menjadi pemimpin mafia di swedia, dan mempunyai ratusan anak buah yang melindunginya, Felicia tetap saja melindungi Alehandro dalam diam, seperti bayangan untuk Alehandro. Tak berselang lama, mobil Felicia sampai di depan perusahaan Lexzon Corporation. Perusahaan yang akan dipindah alihkan oleh Alehandro kepada Felicia. Meskipun Felicia lebih tertarik mengembangkan bisnis gelapnya. Tanpa Alehandro tahu, Felicia mempunyai usaha gelap yang berhubungan dengan narkoba dan jual beli senjata api ilegal. Buat Felicia, usahanya adalah tantangan untuknya. Felicia menikmati apa yang ia jalani selama ini, yang terpenting tidak membahayakan nyawa ayahnya. Selagi semuanya masih bisa ia kendalikan. Meskipun Felicia mempunyai banyak usaha ilegal, Felicia tidak pernah terjun sendiri dalam usahanya. Ia cukup memantaunya dari jauh semua usahanya, karena orang kepercayaan Felicia yang menjalankan perintahnya. Selagi semuanya masih bisa terkendali dengan baik, ia tak perlu turun tangan sendiri. ****             Lexzon Corporation             Felicia sampai di depan perusahaan Lexzon Corporation, dengan tetap menampakkan ekspresi yang tidak terbaca, Felicia memarkirkan mobilnya ke parkiran petinggi perusahaan. Parkiran khusus yang disiapkan  untuk Felicia, yang sewaktu-waktu Felicia datang ke perusahaan.             “Huft...ketempat ini juga aku akhirnya, tempat yang paling membosankan. Bergelut dengan berkas-berkas perusahaan yang membuat pusing kepala,” ucap Felicia lirih. Felicia turun dari mobilnya, dan berjalan menuju ke dalam perusahaan. Felicia tidak terlalu suka kalau harus berpapasan dengan banyak orang. Felicia masuk kedalam perusahaan menggunakan jalan pintas yang langsung menuju keruangannya. Felicia memasuki lift, setelah pintu lift terbuka. Lift khusus yang akan membawa Felicia menuju keruangannya. Felicia menekan tombol lantai 29. Tak berselang lama, Lift pun berhenti dan terbuka tepat di sebelah ruangannya. Felicia keluar dari lift dan berjalan ke ruangannya.             Felicia membuka pintu ruangannya, dan berjalan menuju kedalam ruangan. Ruangan bernuansa abu-abu dengan ornament clasic, yang membuat ruangan kerja Felicia semakin terlihat elegant dan misterius. Seperti sosok Felicia sendiri. Felicia menaruh tasnya di atas meja kerjanya. Felicia duduk dikursinya, dan ia mulai melihat-lihat berkas-berkas perusahaan yang perlu ia pelajari. Felicia mulai fokus pada berkas-berkas yang ada di meja kerjanya. Otaknya mulai bekerja dengan keras, mencari formula terbaru untuk memajukan perusahaan yang mulai ia pimpin. Setelah mempelajari  berkas-berkas perusahaan, Felicia sedikit mulai tertarik dengan sistem kerja dari perusahaan yang akan ia pimpin. Felicia berdecak kagum dengan cara berfikir ayahnya dalam menjalankan perusahaan. Perusahaan yang benar-benar di rintis oleh ayahnya mulai dari nol sampai sekarang berada di puncak kejayaan.             “Tak heran ibu sangat mencintaimu, Ayah terlalu banyak kejutan yang baru aku ketahui. Wajah garangmu ternyata hanya sebuah topeng untuk menutupi kelemahanmu,” ucap Felicia dalam hati.             Felicia rehat sejenak memeriksa berkas-berkas yang ada di mejanya. Untuk sesaat Felicia memikirkan yang akan terjadi pada dirinya, entah kenapa tiba-tiba perasaannya tidak enak, seperti ada hal yang akan terjadi, yang akan merubah segalanya dalam hidup Felicia. Entah apa itu, Felicia masih belum jelas. Felicia mencoba memejamkan matanya sejenak, menenangkan hati dan Fikirannya untuk beberapa saat. ****             “Nanti malam aku ada pesta di club bersama sahabat-sahabatku, jadi tolong jangan ganggu waktuku,” ucap Leif Vedar pada kaki tangannya yang bernama Samuel.             “Baik Tuan,” ucap Samuel dengan hormat. Leif Vidar, seorang Billionare muda yang juga menjabat sebagai ketua Mafia. Leif, pria tampan dengan berjuta pesona, banyak wanita yang menyodorkan tubuhnya untuk menjadi teman tidur seorang Leif. Leif sangat menyukai One Night Stand, dari pada harus berkomitmen dengan seorang wanita. Karena buat Leif, cinta itu busuk. Tidak ada yang namanya cinta sejati. Cinta sejati hanya sebuah omong kosong, yang ada di dongeng semata. Leif sangat menyukai dirinya yang bebas, yang tidak terlalu pusing dengan yang namanya sebuah pernikahan.             Kecerdasan dan tangan dingin Leif, menjadi satu-satunya pengusaha termuda yang menyandang sang Billionare. Meskipun Leif seorang pengusaha, Leif tetap menyukai bisnis gelapnya. Satu-satunya bisnis yang menambah buih-buih kekayaannya adalah jual beli barang-barang ilegal di pasar gelap.             Leif duduk di kursi kebesarannya, sambil melipat tanggannya, Leif memandang ke arah cendela ruangannya, yang memperlihatkan bangunan-bangunan tinggi di Swedia. Pemandangan yang indah untuk dilihat. Leif memejamkan matanya, merenungi apa yang sudah ia jalani selama ini. Tanpa adanya kedua orang tua yang menemaninya. Namun ada satu sosok yang sangat Leif sayangi, yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri. Wanita paruh bayah yang memiliki sifat keibuan. Yang sudah menganggap Leif seperti putranya sendiri.             “Aku ingin bertemu dengan Ibu,” ucap Leif lirih. Leif berdiri dari kursinya, dan berjalan menuju ke arah pintu. Leif berbicara kepada sekertarisnya terlebih dahulu untuk membatalkan rapatnya untuk hari ini.             “Iren, tolong batalkan rapat saya untuk hari ini, karena saya ada keperluan yang tidak bisa di tunda,” ucap Leif sebelum pergi.             “Baik Boss,” ucap Iren dengan hormat.             Leif berjalan memasuki lift dengan di ikuti oleh Samuel di belakangnya. Lift khusus untuk petinggi perusahaan. Samuel menekan tombol lantai dasar, lift pun tertutup. Tak berselang lama, lift pun berbunyi, menandakan lift sudah sampai di lantai dasar, lift terbuka, dan Leif berjalan keluar diikuti oleh Samuel menuju ke parkiran pribadi Leif.             Samuel membukakan pintu belakang untuk Leif masuk ke dalam mobil. Leif masuk ke dalam mobil dengan tetap terlihat gagah dan berwibawah. Setelah Leif duduk, Samuel menutup pintu mobil, dan ia berlari kecil, membuka pintu bangku pengemudi. Samuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan standart menuju ke mansion milik Leif.             “Bagaimana keadaan ibu di mansion Sam, apa dia makan dengan teratur dan sehat?” tanya Leif pada kaki tangannya.             “Beliau sehat, Tuan,” ucap Samuel dengan hormat.             “Syukurlah kalau begitu, tolong selalu kasih yang terbaik untuk ibu di mansion. Karena Beliau yang sudah merawatku mulai aku kecil sampai sekarang,” ucap Leif.             Meskipun Leif terkenal sangat kejam, tapi untuk urusan yang satu ini, Leif menurunkan egonya. Karena ia sangat menyayangi wanita paruh bayah yang sudah merawatnya mulai dia kecil. Semenjak kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan mobil.             “Pasti Tuan, karena Beliau juga sudah saya anggap seperti orang tua saya sendiri juga. Kebahagiaan dan kesehatan Beliau juga adalah hal yang terpenting buat saya,” ucap Samuel dengan nada tetap terdengar datar. Nasib Samuel dan Leif tak jauh berbeda, karena mereka berdua, sama-sama tidak mempunyai orang tua. Yang membedakan Samuel dan Leif adalah, kalau orang tua Leif meninggal karena kecelakaan, dan kalau orang tua Samuel, meninggal karena di bunuh oleh orang bayaran. ***    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD