Bab 2, Marshal...

1056 Words
Jantung Marshal bagai diremas kuat melihat Naomi yang begitu ketakutan. Wanita itu tidak pernah terlihat begitu mengenaskan sebelumnya. Naomi yang Marshal kenal selama ini adalah wanita lembut dan ceria. Wanita yang Marshal cintai sejak mereka beranjak remaja. Meski mereka saudara sepupu, jelas tidak ada larangan secara aqidah untuk mereka saling mencintai. Satu - satunya larangan datang dari Omanya. Marshal tidak pernah bertanya secara langsung pada Oma Rita karena Marshal sendiri tidak yakin dengan perasaan Naomi padanya. Meski Marshal mencintai Naomi namun ia tidak pernah menyatakannya secara langsung pada Naomi. Semua orang tahu kalau Marshal menyukai Naomi namun tidak semuanya tahu dengan perasaan Naomi padanya. Antonio, adik sepupunya sering memanggilnya bucin dan bodoh. Pria itu begitu terkesan dengan istilah bucin yang didengarnya di Indo setelah lama tinggal di luar negeri. Marshal sangat dekat dengan para sepupunya. Baik dari keluarga terdekat maupun kerabat jauhnya. Tapi tetap saja dengan Naomi terasa berbeda. Naomi adalah cinta pertamanya. Pertemuan pertama mereka terjadi saat menjelang tamat sekolah dasar. Sebelumnya mereka tidak pernah bertemu karena terpisahkan oleh jarak. Marshal sangat bangga saat mengetahui kalau ia memiliki kakak sepupu yang cantik jelita. Usia Naomi lebih tua dua tahun dibandingkan Marshal karena sebenarnya Naomi seumuran dengan kakak Marshal yang meninggal saat bayi. Marshal selalu menantikan saat liburan tiba karena saat itulah ia bisa bertemu dengan para sepupunya. Demi bisa bertemu dengan Naomi, Marshal rela menolak tawaran dari Papanya untuk berlibur keluar negeri. Begitu juga dengan tawaran dari teman sebayanya untuk berlibur bersama. Tempat manapun tidak terlihat menarik baginya tanpa kehadiran Naomi disana. Jadilah agenda keluarga mereka selalu sama setiap tahunnya. Selalu mengunjungi Oma Rita di luar kota. Perasaan nyaman yang Marshal rasakan saat berkumpul dengan para sepupunya jadi terganggu dengan kehadiran orang asing yang selalu menguntit keberadaannya. Awalnya Marshal sempat mengira kalau gadis aneh itu hanya ingin bermain bersama mereka tapi ternyata lama - lama Marshal menyadari kalau gadis bernama Lea itu hanya mengekori dirinya seorang! Marshal tentu saja merasa terganggu dengan kehadirannya. Selain karena dia hanya anak tetangga Oma Rita, juga karena penampilannya tidak secantik dan sewangi Naomi. Marshal benci dengan perempuan yang tidak rapi dan wangi. " Marshal... aku...." isak Naomi sambil berhambur ke pelukan Marshal. Marshal membalas pelukan Naomi dengan erat. Ini adalah kali pertama mereka bertemu sejak pertunangan Naomi dengan Wisnu yang tidak dihadiri oleh Marshal dengan alasan sibuk kerja padahal semua orang juga tahu alasan yang sesungguhnya karena Marshal yang sedang patah hati ditinggal bertunangan oleh sang pujaan hati. Hubungan keduanya menjadi rumit karena Naomi yang menganggap Marshal sebatas saudara sepupu tapi memperlakukannya dengan cara yang berbeda. status 'sepupu tapi mesra' terasa tepat disematkan pada keduanya. Bagaimana mungkin Marshal tidak kegeeran jika selama ini Naomi memperlakukan Marshal lebih istimewa dibandingkan dengan yang lainnya. Sepupu laki - lakinya bukan hanya Marshal seorang namun cuma Marshal yang sering direcoki ataupun digelondotin olehnya. Naomi membagi rahasia terkecilnya hanya pada Marshal bukan pada yang lainnya, sekalipun sesama saudara perempuannya. " Ak..ku..." isak Naomi. " Kamu kenapa?" tanya Marshal setelah menunggu Naomi melanjutkan ucapannya namun tidak kunjung terdengar karena teredam oleh isak tangisnya. Disudut kamar, Oma Rita duduk terpaku dengan d**a naik turun menahan emosi. " Apa yang terjadi, coba ceritakan dengan jelas biar aku mengerti." kata Marshal membujuk. Ia tidak yakin kalau Naomi baru saja dimarahi oleh Oma Rita karena Oma mereka tidak pernah memarahi cucu - cucunya. Oma Rita malah cenderung memanjakan mereka. Naomi menggeleng, masih menangis. Ia tidak sanggup untuk menjelaskan petaka yang baru terjadi. Hatinya terlalu lemah untuk menanggungnya. Hanya isak tangisnya saja yang terdengar. " Dia baru saja menabrak orang." kata Oma Rita dingin. Mata Marshal melotot memandangi neneknya. Ia sibuk merangkai ingatannya dengan apa yang terjadi sejak pertama ia sampai. Jangan bilang kalau kecelakaan yang terjadi tadi malam... " Kedua orang tua Lea sedang berada di rumah sakit sekarang." Marshal menatap Oma Rita tak percaya. Apa korban yang ditabrak Naomi, tetangga neneknya? Jika korban tabrakan Naomi sedang dirumah sakit kenapa Naomi bisa berada dirumah neneknya sekarang. " Dia tidak mau bertanggung jawab dan Oma juga tidak bisa memaksanya." kata Oma Rita tanpa menoleh sedetikpun pada kedua cucunya. Jika Oma Rita sudah tidak menyebut seseorang dengan namanya lagi berarti dia sudah sangat marah pada orang tersebut. Marshal mengalihkan perhatiannya dari Oma Rita pada Naomi. Wanita selembut Naomi tentu tidak berani ke kantor polisi dan dia pasti sangat ketakutan sekarang. Tanpa sadar Marshal mengetatkan pelukannya di tubuh Naomi. " Apa yang perempuan tua ini bisa lakukan untuk menghadapi masalah ini? " tanyanya lemah. Kondisi Oma Rita terlihat sama menyedihkannya dengan Naomi. Wanita tua itu terlihat menahan diri dengan susah payah. " Apa orang lain tidak ada yang tahu?" tanya Marshal penuh harap. Oma Rita tidak menjawab dan Marshal tahu kalau jawabannya tidak. " Tuhan pasti tahu apa yang telah terjadi." sebut Oma Rita lebih pada dirinya sendiri. Ia benci karena harus melakukan sesuatu yang tidak terpuji demi melindungi cucu dan nama baik keluarganya. Pintu kamar Oma Rita diketuk dari luar. Sopir yang selama ini bekerja di rumah mereka mengabari kalau kondisi orangtua Lea semakin memburuk dan Oma Rita dinantikan kehadirannya karena ayah Lea ingin berbicara dengannya. Dengan diantar oleh sang sopir Oma Rita berangkat menuju rumah sakit. Sepeninggal Oma Rita, Marshal membawa Naomi keluar dari kamar untuk dibawa ke kamar lain yang biasa ditempati oleh Naomi saat sedang berkunjung. Dengan penuh perhatian Marshal membimbing Naomi naik ke atas tempat tidur agar dia bisa segera beristirahat. Naomi nampak begitu capek dan ketakutan. Yang Naomi butuhkan sekarang adalah bantuan profesional agar dia bisa mengatasi rasa takutnya yang berlebihan namun Marshal tidak mungkin memanggil orang lain termasuk paramedis untuk saat ini karena itu sama saja dengan dirinya yang membuka kejadian yang sebenarnya terjadi setelah ditutupi oleh sang nenek dengan rapi. Setelah capek menangis akhirnya Naomi tertidur. Ponsel Marshal berbunyi. Panggilan dari nomor Oma Rita memaksanya meninggalkan Naomi sendirian di kamar. " Biar Marshal yang bertanggung jawab." sebutnya setelah mendengar penjelasan dari Oma Rita. Ternyata korban tahu siapa pelaku penabrakan mereka. " Marshal akan memenuhi permintaannya." jawab Marshal yakin. Apapun akan ia lakukan asalkan Naomi bisa terbebas dari segala tuntutan hukum dan perasaan bersalah yang mungkin akan menderanya sepanjang masa. Marshal sangat yakin kalau Naomi tidak mungkin sengaja melakukannya. Untuk kecelakaan yang dilakukan secara tidak sengaja tidak pantas rasanya Naomi di penjara lama. Jika dengan menikahi gadis aneh itu bisa membuat Naomi bernafas lega, Marshal akan melakukannya dengan ikhlas. Marshal hanya ingin melindungi Naominya. bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD