Suasana kediaman keluarga Marshal kian sore kian ramai. Tanda - tanda akan berlangsungnya sebuah acara sudah terlihat sejak pagi hari. Lea yang sudah kembali ke rumah sejak kemarin tidak bisa menolak untuk ikut bergabung dengan yang lainnya. Sebenarnya jika boleh memilih, Lea ingin mengurung diri saja di kamar tanpa perlu terlihat atau harus berbasa basi dengan anggota keluarga yang lainnya.
Acara ulang tahun Oma Rita dirayakan oleh semua keluarga besar. Semua anaknya datang beserta keluarganya masing - masing. Setahu Lea selalu seperti itu. Oma Rita sangat disayang oleh anak dan cucunya.
Meski ramai yang datang, sesungguhnya tidak ada tamu undangan disana. Mereka yang hadir hanya keluarga saja namun karena jumlahnya yang banyak maka terlihat seperti sebuah acara besar saja.
Semakin malam hanya tersisa yang muda - muda saja. Para orang tua sudah mulai beristirahat di kamar yang sudah disediakan oleh tuan rumah.
Dihalaman belakang yang telah disulap menjadi tempat party, Lea duduk sendirian sambil memandang kearah kolam renang tempat sebagian orang berada. Diseberang kolam renang, tampak Marshal sedang duduk bersama Naomi. Lea tidak melihat keberadaan tunangan Naomi yang wajahnya pernah Lea lihat beberapa kali.
Dari semua ingatan Lea tentang Marshal dan Naomi selalu sama dengan sekarang. Sangat dekat dan terkesan menjaga jarak dengan yang lainnya. Keduanya seperti punya dunia sendiri yang hanya mereka saja yang tahu.
Jika orang lain tidak tahu hubungan mereka yang sebenarnya pasti mengira mereka dua sejoli yang sedang kasmaran. Dekat dan penuh perhatian. Terlebih Marshal yang selalu siaga dengan keberadaan Naomi disisinya. Skinship mereka juga terlihat begitu alami.
" Mereka memang dekat dari dulu... " ucap sebuah suara," sebagai saudara tentunya..."
Lea tersenyum pada Antonio yang sudah duduk disampingnya setelah menyampirkan selimut dibahu Lea. Mereka yang tadinya ikut berenang memang rata - rata memakai selimut demi menghangatkan tubuh.
" Aku tidak ikut berenang tadi..." kata Lea tanpa melepas selimutnya. Setelah dirasa - rasa, Lea memang mulai merasa kedinginan karena angin malam dan juga cuaca yang mendung sejak sore.
" Tapi kamu kedinginan." balas Antonio.
Lea tersenyum tipis mendengar ucapan Antonio. Agak aneh memang jika difikirkan. Lea bisa langsung dekat dengan Antonio padahal belum terlalu lama kenal, tidak selama dengan Marshal. Waktu ternyata tidak menjamin kedekatan seseorang. Lea tidak pernah berusaha mendekatkan diri sama sekali. Antonio pandai menempatkan diri. Justru mungkin disitulah poin pentingnya. Antonio tidak menjaga jarak dengannya karena tidak merasa terganggu dengan ulah Lea seperti yang dirasakan oleh Marshal.
Sejenak pandangan Lea dan Marshal bertemu sebelum diputuskan oleh Marshal dengan segera. Marshal kembali memusatkan perhatiannya pada Naomi yang sedang menikmati hidangan barbeque dihadapannya yang sebelumnya dimasak oleh Marshal.
Hidangan malam memang dimasak oleh mereka sendiri berbeda dengan acara siang yang disiapkan oleh jasa katering.
" Apa Marshal menyukai Naomi?" tanya Lea dengan suara pelan nyaris tercekat.
Antonio membuang nafas. Merasa kesal sendiri. Tidak mungkin Lea tidak menyadarinya.
Antonio tidak punya jawaban yang tepat untuk pertanyaan Lea.
" Bukan sebagai saudara... karena itu tidak perlu dipertanyakan."
Antonio memandangi Marshal dan Naomi. Keduanya terlihat sama brengseknya. Antonio tidak punya perasaan khusus pada Lea tapi melihat kenyataan didepannya membuat hatinya tidak tenang. Tidak seharusnya dua orang sepupu yang sebenarnya amat disayanginya itu mengabaikan perasaan Lea begitu saja.
" Jawabannya sudah jelas ternyata...." kata Lea tersenyum dipaksakan," Dia memang secantik itu." ucapnya pada diri sendiri.
" Kamu juga cantik." jawab Antonio cepat membuat Lea tertawa pelan.
" Serius kamu mau bilang begitu..?" ledeknya kemudian.
Antonio mengangguk ," tentu saja."
Lea kembali tertawa ," ya...tentu saja karena aku wanita makanya kamu sebut cantik." geleng Lea geli. Seumur - umur Lea tidak pernah merasa dirinya cantik. Meski begitu tidak sampai membuat dirinya merasa rendah diri juga. Lea bersyukur dengan semua yang ada pada dirinya tanpa harus merasa ada yang harus ditonjolkan. Warna kulitnya khas Indonesia. Tinggi badannya standar begitu juga dengan bentuk tubuhnya. Mungkin dibandingkan dengan penampilannya yang biasa mental dan rasa percaya dirinya yang luar biasa. Kunci Lea dalam berkomunikasi dengan orang lain hanya senyum dan ramah tamah saja. Tentu saja senyumannya tidak mampu memikat hati seorang Marshal william adams. Sayangnya senyuman yang jadi kebanggaan Lea selama inipun sudah mulai redup dan tidak pernah terlihat lagi. Hari ini adalah kali pertama Antonio bisa melihat tawa Lea lagi. Tawa Lea terkesan ditahan dan tidak sampai ke matanya.
" Apapun yang kamu fikirkan tentang mereka, ingatlah bahwa kamu lebih berhak atas diri Marshal dibandingkan Naomi." kata Antonio diluar dugaan Lea," Kamu boleh melarang Marshal untuk bertemu dengan Naomi di kemudian hari jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik dan juga tenang."
Lea menatap Antonio bingung.
" Kamu isterinya jadi kamu boleh melakukannya." lanjut Antonio dengan mimik jenaka.
" Bolehkah?"
Antonio mengangguk meyakinkan.
" Boleh belum tentu bisakan?" tanya Lea tidak butuh jawaban dari Antonio.
" Aku merasa tidak perlu juga..."
Gantian Antonio yang menatap Lea dengan penuh tanya. Kenapa Antonio merasa sedikit cemas dengan jawaban Lea yang terkesan acuh dibandingkan pasrah.
" Kalian tidak lapar? kenapa dari tadi tidak ikut masak?" tanya Brigitta. Wanita super mandiri itu datang dengan membawa piring berisi daging, sosis yang sayuran yang sudah dipanggang.
Antonio langsung mencomot sepotong sosis keju.
" Setidaknya kamu ambil minum dulu kesana." bentak Brigitta sambil meletakkan piring diatas meja.
Antonio tertawa melihat sepupu cantiknya marah. Sudah terbiasa mendapat amukan dari Brigitta sedari kecil.
" Aku ambil minum dulu, kamu mau minum apa,Lea?"
Lea menggelengkan kepalanya," aku bisa ambil sendiri."
" Ngapain pake nanya segala? bawa aja semuanya kesini." jawab Brigitta dengan nada yang sama. Antonio mengalah dengan segera menjauh.
" Kamu kurang makan Kak, cobalah meski sedikit." kata Brigitta mengansurkan piringnya pada Lea.
Hatinya turut teriris melihat nasib kakak iparnya yang seperti kehilangan arah. Brigitta harus menahan diri demi sebuah rahasia yang terasa amat konyol baginya. Bersandiwara jelas bukan karakter keluarganya. Berdarah western membuatnya terbiasa ceplas ceplos tanpa perlu berbasa basi disana sini. Tiba - tiba saja mereka semua harus bersikap seolah tidak terjadi apa - apa didepan wanita didepannya ini demi menyelamatkan anggota keluarga mereka sendiri rasanya benar - benar bukan dirinya. Brigitta sudah komplain pada Oma dan Mamanya tapi keputusan tetaplah ditangan abangnya. Marshal tidak mau merubah keputusannya sedikitpun maka jadilah Lea yang jadi korbannya. Seolah Lea menjadi korban dua kali karena keegoisan mereka semua.
" Aku masih kenyang." jawab Lea.
" Kue ulang tahun Oma tidak akan membuatmu kenyang lebih lama. Kamu butuh asupan protein yang banyak agar tidak kembali diopname."
Brigitta benar, tadi Lea hanya mencicipi kue ulang tahun Oma Rita bersama yang lainnya. Porsinya juga sangat sedikit. Tapi Lea juga tidak berbohong saat mengatakan belum lapar.
Lea kembali melihat ke tempat Marshal dan Naomi berada tapi kali ini mereka sudah tidak terlihat lagi. Tanpa sadar pandangan Lea berkeliling mencari keberadaan mereka. Dipintu samping menuju halaman depan terlihat Marshal berjalan bersisian dengan Naomi. Entah mau kemana keduanya.
" Sepertinya Naomi sudah mau pulang." kata Brigitta menyentak lamunan singkat Lea.
Lea menoleh pada Brigitta dengan perasaan malu karena kepergok memperhatikan Marshal. Lea tersenyum kecut pada wanita yang menjadi adik iparnya itu.
" Kakak hanya butuh sedikit bersabar setelahnya aku yakin semuanya akan baik - baik saja."
" Kamu yakin akan seperti itu? "
Brigitta mengangguk ," Marshal kakakku... meski tidak tahu semua tentangnya tapi aku tahu dia orang yang bertanggung jawab."
Lea tersenyum miris. Bertanggung jawab? Apa Lea akan cukup dengan perasaan itu saja??
bersambung...