bc

They Are All Fake

book_age16+
43
FOLLOW
1K
READ
badboy
drama
bxg
witty
campus
highschool
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

(Spin off Senja dan Langitnya)

Mudah percaya maka kamu juga akan mudah untuk terluka. Jatuh cinta, kadang orang hanya sibuk untuk memikirkan cintanya saja, sedangkan jatuhnya? Mereka kesampingkan padahal itu yang paling menyakitkan.

Ini tentang Alvaro dan keluarganya. Lahir dari sepasang yang tidak saling jatuh cinta, tapi dipaksa menikah demi menyelamatkan perusahaan. Orangtua yang gila kerja, menjadikan uang sebagai yang utama.

Apa Alvaro bahagia dengan semua kemewahan itu? Tidak. Menurutnya tidak ada yang lebih membahagiakan dari bisa melihat kedua orangtuanya duduk di rumah, menemaninya, mendengarkan ceritanya, meski hanya satu jam. Namun Alvaro sadar, semua itu tidak mungkin pernah terjadi.

Kisah ini adalah Alvaro, yang paling kesepian, dan hanya menginginkan teman.

chap-preview
Free preview
Prolog
"MOM! DAD! VARO PULAAAANG!!!" Seorang anak kecil dengan seragam merah putih berlari dengan begitu semangat ketika baru keluar dari dalam mobil untuk masuk ke rumah sambil meneriaki orangtuanya. Namun, sayangnya saat sampai di dalam, netra bocah itu sama sekali tidak dapat menemukan di mana mereka berada. Matanya menyapu sekeliling sembari melangkah pelan. "Mom? Dad?" panggilnya tanpa sahutan. Bahu bocah laki-laki berusia delapan tahun itu merosot, kepalanya mendunduk, ini selalu saja terjadi. Dia lantas melirik kertas piagam serta piala yang ada di tangannya dengan nanar. "Padahal Varo mau pamerin ini ke kalian, tapi kaliannya nggak ada," cicit anak itu merasa sedih. Hingga dari dalam, ketiga pelayan yang ditugaskan untuk menjaga dan merawat Alvaro kecil pun mendekat. Anak itu langsung mengangkat kepalanya dan menatap wanita-wanita itu satu persatu. "Mau apa?" tanyanya sedikit ketus. "Den, mana sih biar Bi Hanum bawakan piala sama tasnya. Aden sama Bi Ayu dulu, mandi habis itu makan siang," tutur wanita yang masih terlihat cukup muda di antara yang lainnya. Yang bernama Ayu mengangguk kala Alvaro menatapnya. "Ayo Den, bersihin badan dulu." "Nggak mau!" pekik Alvaro ketika tangannya akan disentuh. "Aku nggak mau! Aku maunya dimandiin Mommy!" katanya. Ketiga pelayan itu sontak saling melemparkan pandangan. Kejadian ini sudah sangat sering terjadi. Bagaimana anak majikannya itu selalu menolak saat mau diurus. Tidak heran, memang sejak lahir, bahkan satu minggu setelah dilahirkan, Alvaro kecil sudah harus berpisah dengan Ibunya. Alvaro tidak pernah sekalipun dirawat oleh Ibunya. Hanya dengan pelayan-pelayannya ini Alvaro dibesarkan. Jadi jangan kaget, kalau misal mereka yang lebih mengenal Alvaro daripada kedua orangtua kandungnya sendiri. "Pokoknya aku nggak mau mandi kalau nggak sama Mommy!" kukuhnya sambil melipat kedua tangan di depan d**a. Bi Ayu, yang paling tua menghela. Dia kemudian berjongkok menyamakan tingginya dengan Alvaro. "Den, mandi ya? Nanti habis mandi kan bisa ketemu Mommy, sudah harum, nanti bisa peluk Mommy," bujuknya. Alvaro tetap menggeleng. Pipinya menggembung lucu. "Nggak mau! Kalian bohong!" "Kalau habis mandi Bibi belikan es krim gimana? Mau nggak?" tanya Bi Yuni, pelayan yang punya wajah lumayan cantik, lemah lembut, dan sangat kalem. Mendengar kata es krim, Alvaro jadi sedikit tertarik. "Benar?" tanyanya. Bi Yuni segera mengangguk sembari tersenyum lebar. Sepertinya cara ini akan berhasil. "Iya, mau rasa apa? Coklat atau Stroberi?" "Ih! Aku nggak suka stoberi, Bi!" Langsung Bi Yuni tertawa renyah. "Bercanda Aden sayang, iya enggak stoberi, coklat aja ya kalau gitu?" Alvaro mengangguk cepat, matanya melebar seketika. "Oke! Yang ada kacangnya ya?" "Iyaaa ... tapi ayo, mandi dulu. Masa mau beli es krim nggak mandi? Euw, bau!" "Bibiii! Ngeledek terus ih!" Cara Bi Yuni merayu Alvaro berhasil. Bahkan wanita itu sudah bisa membawa Alvaro jalan menuju kamarnya. Sambil menaiki anak tangga, Bi Yuni menoleh ke belakang. Dia berucap tanpa suara kepada dua pelayan lain. "Biar saya yang urus," begitu kelihatannya. Bi Hanum dan Bi Ayu mengangguk bersamaan. Mereka paham, sekarang tugas mereka adalah menyiapkan masakan untuk sang tuan muda yang cerewet. Kadang rasa jengkel ketika Alvaro keras kepala itu sempat ketiganya rasakan, tapi saat mengingat Alvaro kecil yang begitu menyedihkan, mereka langsung merasa kasihan. Apalagi saat tuan muda itu rewel tengah malam dan terus memanggil-manggil Ibunya, satu rumah dibuat kalang kabut kesulitan menenangkan. Pernah sampai Pak Rusdi, tukang kebun rumah harus membawa Alvaro keliling komplek dulu, malam-malam, hanya supaya Alvaro bisa kembali tidur. Macam-macam tingkah Alvaro dalam rumah ini, hanya pelayan-pelayannya saja yang tau. Ibu dan Ayahnya? Jangan ditanyakan, mereka pulang sehari sekali saja sudah syukur. Kadang semua orang dewasa dalam rumah ini berpikir, apakah diluar sana kedua majikannya itu punya rumah lain sampai lupa untuk pulang. Apakah tidak terbesit satu saja pikiran tentang anaknya yang terlantar? Begitulah, kalau menikah hanya karena urusan perusahaan. Yang penting ada status, punya keturunan, selesai. Dunia bisnis lebih menarik ketimbang rumah tangga.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.9K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook