Mobil justin mulai memasuki jalan komplek perumahan mewah di mana rumah kanaya berada, dari jauh sudah terlihat rumah kanaya.
" justin, berhentinya di depan situ aja ya " pinta kanaya tiba-tiba
justin mengerutkan keningnya heran
" kenapa nggak sampe rumah aja ?, kan biasanya juga aku ngantarnya sampe rumah ?! " tanya justin lagi
kanaya mengelengkan kepalanya, sebenarnya ia juga mau justin mengantarnya sampai rumah seperti biasanya. tapi ia tidak mau ayana melihat kebersamaanya dengan justin.
" sayang.. " panggil justin memecahkan lamunannya
" ga pa-pa aku turun di sini aja " jawab kanaya lagi
" nggak mau, aku akan anterin kamu sampe rumah " bantah justin tampa menoleh ke arah kanaya
" justin !!!" teriak kanaya mulai kesal melihat sikap justin yang keras kepala
" oke..oke..kasih aku satu alasan kenapa kamu harus turun di sini ?! " tanya justin menghentikan mobilnya namun tetap mengunci pintu mobil.
kanaya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia bingung alasan apa yang bisa ia berikan untuk justin.
" apa jangan-jangan kamu punya selingkuhan di sini ?! " tanya justin mendelik curiga pada kanaya
" iiihhh..apaan sii kamu nggak lucu tau nggak ???! " teriak kanaya makin kesal
" oke..kalau gitu udah fix ya, aku akan anterin kmu sampe rumah " ujar justin mulai menjalankan mobilnya lagi
kanaya mulai panik
" kalau kamu nggak mau turunin aku di sini, besok-besok nggak usah anterin aku lagi " ultimatum kanaya yang sukses membuat justin menghentikan mobilnya.
hufft
justin menghempaskan tubuhnya ke kursi mobil, dia menoleh menatap mata kaya intens. namun tiba-tiba sebuah ide brilliant muncul di otak cerdasnya.
" oke..aku mengalah, aku akan turunin kamu di sini "ujar justin tersenyum nakal
kanaya mendelik curiga melihat perubahan sikap justin, ini orang pasti ada maunya kalau udah gini, batin kanaya.
" tapi dengan satu syarat " sambung justin sambil mengacungkan jari telunjuknya
" apa syaratnya ?" tanya kanaya sambil mencibirkan bibirnya
justin tersenyum puas penuh kemenangan
" kiss " bisik justin sambil menunjukkan bibirnya
kanaya terkejut, ingin rasanya dia melemparkan tasnya ke bahu justin.
" ya udah kalau nggak mau, aku terpak..." belum habis justin bicara, tiba-tiba..
cup !!!
sebuah ciuman mendarat di bibir justin, seketika membuat justin terkejut dengan aksi tiba-tiba kanaya. terlihat wajah kanaya sekarang merah merona menahan malu
" eh nggak adil sayang, masak gitu si ??, aku kan belum siap, ayok kita ulangi sekali lagi " pinta justin makin membuat kanaya salah tingkah
" iiihh apaan siih, nggak mau..bukain pintunya cepat " pinta kanaya dengan nada ngambeknya
namun tiba-tiba justin menarik tengkuk kepala kanaya dan memberikan ciuman lembut di bibir manis kanaya. mata kanaya membelalak sempurna tak berkedip sampai-sampai ia lupa menarik nafasnya.
justin melepaskan ciumannya, tangannya mengusap lembut kepala kanaya.
" tarik nafas sayang " bisik justin tersenyum
kanaya tersadar menarik tubuhnya dari justin, kini ia benar-benar salah tingkah.
" ini handphone nya " ujarnya memberikan handphone kanaya
kanaya langsung mengambil handphonennya
ceklekk !!
suara kunci pintu mobi terbuka
" aku pulang dulu " pamit kanaya tampa menoleh, jujur ia masih sangat malu
namun justin kembali menarik tangannya, membuat kanaya gagal keluar
" apa lagi ??!" tanya kanaya memoyongkan bibirnya
cup !!
lagi, kecupan manis mendarat di pipi kanaya
" l love u sayang " bisik justin dengan senyum tulusnya
kanaya tersenyum, dia merasa sangat bahagia saat ini, baginya justin seperti oase di padang pasir. tuhan begitu baik padanya, di saat orang tuanya di panggil, tuhan memberikan seseorang yang begitu mencintainya dan selalu membahagiakannya.
justin terus memperhatikan kanaya yang berjalan pulang dari dalam mobil, ketika melihat kanaya sudah memasuki rumahnya baru ia pergi meninggalkan tempat itu.
^_^
kanaya terbangun dari tidurnya ketika samar-samar mendengar keributan. dia berjalan ke luar kamar mencari asal suara tersebut.
degh
jantung kanaya berdetak tidak karuan ketika melihat paman dan tantenya sedang bertengkar hebat di ruang tamu, entah apa yang mereka perdebatkan.
tiba-tiba..
plaakk
sebuah tamparan keras mendarat di pipi tante devi yang membuat wanita itu terhempas ke lantai.
kanaya yang melihat itu tersentak kaget, keringat dingin keluar dari tubuhnya. dia belum pernah melihat orang bertengkar di rumah ini. bahkan ketika orang tuanya masih ada tidak pernah sekalipun mereka bertengkar.
dengan tertatih-tatih kanaya berjalan kembali masuk ke kamarnya, seluruh persendiannya terasa lemah tidak bertenaga, kepalanya juga ikutan pusing. kanaya berusaha memejamkan matanya mencoba menepis penglihatannya tadi.
" sebenarnya seperti apa keluarga paman roni ?!" batin kanaya
^_^
seperti biasa kanaya kembali ikut sarapan bersama keluarga pamannya. suasana hening menemani sarapan mereka. sesekali kanaya melirik paman dan bibinya secara bergantian. terlihat bekas luka di sudut bibir tante devi.
" sebenarnya apa yang terjadi semalam ?, dan hari ini kok bisa mereka bersikap seolah tidak terjadi apa pun " batin kanaya heran
kanaya kembali melirik ayana yang sibuk dengan handphonenya.
" kanaya, hari ini paman dan tante akan berangkat keluar kota " tiba-tiba ujar paman roni memecahkan kesunyian
kanaya menoleh menatap pamannya
" kami ??!, maksudnya paman sekeluarga ?! " tanya kanaya memastikan
" tidak nak, cuma paman sama tante " jawab paman roni
kanaya menoleh ke arah ayana
" apa ayana juga ikut paman ?" tanya kanaya
ayana meletakkan hadphonennya di mejabdan melanjutkan sarapannya
" aku akan nginap di rumah teman pah " ujar ayana seakan menjawab pertanyaan kanaya
" kamu nggak apa-apakan sendirian di rumah ?" tanya roni lagi
" nggak apa-apa kok paman " jawab kanaya tersenyum
jujur sebenarnya dirinya takut di tinggal sendirian di rumah sebesar ini, tapi dia tidak mungkin juga menghalangi kepergian pamannya dan tidak mungkin juga melarang ayana untuk menginap di rumah temannya. mungkin dulu dia tidak begitu takut karna di rumahnya banyak pembantu rumah tangga, tapi sejak kedatangan keluarga pamannya, mereka tiba-tiba memecat semuanya bahkan sopir pribadi kanaya yang selalu mengantarnya kemanapun, karna kanaya memang tidak bisa mengendarai mobil. ketika kanaya bertanya kenapa pamannya hanya mengatakan untuk penghematan.
^_^
" ciiieee yang lagi bahagia dari tadi senyum-senyum sendiri aja neh " goda sarah sambil menyenggol bahu kanaya
kanaya tidak menjawab, dia malah melebarkan senyumnya
" aku lagi bahagia " ujar kanaya
jelas terlihat di wajahnya yang sedang berbinar-binar itu.
"ada apa, cerita dong sama kita ?" pinta nadila penasaran
kanaya mengelengkan kepalanya cepat, yang membuat sarah dan nadila gemas.
" eh curang masak gitu ?! " celetuk sarah tidak terima
" rahasia, yang jomblo ngenes diam aja " jawab kanaya yang membuat kedua temannya mencibir bibir mereka
kanaya pun berlalu meninggalkan kedua sahabatnya tampa pamit
" eh..eh..mau kemana nay ?" tanya sarah heran
" aku ada janji sama justin " jawab kanaya bahagia
yah...siapa yang tidak bahagia coba, tadi pas lagi kuliah tiba-tiba masuk notif w*****p dari justin
" sayang..siang ini kita makan bareng ya, ntar aku tunggu di parkiran..love u " bunyi w*****p dari justin, seketika hati kanaya berbunga-bunga senang
kanaya langsung berjalan menuju parkiran dimana biasanya justin memarkirkan mobilnya, namun langkah kanaya tiba-tiba terhenti.disana justin sedang tertawa lepas dengan ayana, entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas mereka terlihat sangat bahagia. bahkan sesekali ayana terlihat memukul manja d**a bidang justin.
kanaya menatap tidak berkedip, ada perasaan yang menyakitkan tiba-tiba menyeruak di hatinya. hatinya cemburu melihat kedekatan mereka. ayana tidak pernah bicara apa lagi tersenyum padanya, tapi bersama justin dia menjadi ayana yang berbeda.
" ada hubungan apa diantara mereka ?, apa ayana menyukai justin ku ?" tanya kanaya dalam hati
kanaya berbalik bermaksud meninggalkan mereka berdua, namun ternyata justin sudah melihatnya
" nay...." panggil justin setengan berteriak, kanaya mengehentikan langkahnya. ia melepaskan nafas beratnya dan berbalik dengan senyuman yang sengaja ia paksakan.
justin berjalan mendekati kanaya yang masih terdiam, terlihat ayana terkejut ketika justin memanggil nama 'nay'.
" mau kemana, kan kita udah janji mau makan siang bareng " tanya justin heran
kanaya mengeleng, matanya melirik ayana yang masih berdiri di sampil mobil sportnya justin.
" hhmm aku pikir kita nggak jadi pergi " sahut kanaya
ayana terlihat berjalan mendekati mereka berdua.
" kak justin.." panggil ayana
justin langsung menoleh sambil tersenyum
" eh ayana, kita mau makan siang..kamu mau ikut ?" tanya justin yang membuat kanaya terbelalak tidak percaya.
" bagaimana mungkin justin melakukan ini, bukan kah dia mengajakku makan siang ?, kenapa dia ajak orang lain lagi di saat ada dirinya " batin kanaya kecewa
" dia siapanya kak justin ?" tanya ayana datar
terlihat raut wajahnya cemberut
" hhmm ini.."
" aku temannya " justin belum menyelasaikan kalimatnya, namun sudah dipotong tiba-tiba ole kanaya. dan justin semakin terkejut ketika kanaya mengatakan kalau ia temannya.
justin langsung menatap marah tidak terima pada kanaya
" oh..ya udah kak, aku masuk dulu ya, aku ada jam bentar lagi " pamit ayana tersenyum manis pada justin, dan
cup !!
tiba-tiba ayana mendarat kan ciuman di pipi justin
justin terkejut dengan aksi ayana, terlebih kanaya yang berdiri di samping justin. wajahnya merah padam menahan amarah, ingin rasanya ia menjambak dan melempar ayana ke tengah jalan tol.
ayana tersenyum penuh kemenangan
" rasain kamu kanaya, aku akan membuat kamu putus sama justin " gumam ayana dalam hati
^_^
mobil justin berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah kanaya. karna kejadian tadi mereka tidak jadi makan siang. bahkan kanaya menolak ketika justin tadi ingin mwngantarnya. tapi akhirnya justin berhasil memaksa kanaya. selama perjalanan pulang kanaya cuma diam memejamkan mata. begitu melihat mobil berhenti kanaya langsung bermaksud untuk turun, namun ternyata justin sudah mengunci semua pintu mobil
" buka pintunya " pinta kanaya
" nay tunggu !!! " justin mencegat tangan kanaya
namun kanaya menghempaskan tangan justin
" aku mau pulang " jawab kanaya ketus
" jangan seperti ini sayang " ujar justin sambil menggenggam kedua tangan kanaya, namun lagi-lagi kanaya melepaskan tangannya dari genggaman justin
" kita harus bicara sayang " ujar justin lagi
kanaya menghapus air matanya dan menukar posisi duduknya menghadap justin
" ada hubungan apa antara kamu dan ayana ?"tanya kanaya marah dengan air mata yang mulai mengalir lagi
" kami cuma berteman sayang, ga lebih " jawab justin jujur
kanaya tertawa mendengar jawaban justin
" apa kamu juga melakukan hal yang sama padanya ?" tanya kanaya sinis
justin mengernyit alisnya tidak mengerti kemana arah pertanyaan itu
" apa maksud mu nay ?"
" iya..apa kamu juga menciumnya seperti yang dia lakukan padamu tadi ?" tanya kanaya sambil menunjuk pipi justin
justin menarik nafas berat, dirinya tau kalau kanaya sedang marah dan cemburu saat ini, tapi kalau di biarkan ia akan semakin kelewatan
melihat kediaman justin, semakin membuat kanaya sakit hati.
" jadi kamu juga melakukan hal yang sama padanya " ujar kanaya tertawa pilu
hatinya benar-benar sakit saat ini
" hentikan sayang, kamu hanya akan menyakiti diri kamu sendiri. kamu tau kalau aku bukan orang seperti itu, kamu hanya sedang cemburu sayang " ujar justin
" bukankah wajar kalau aku cemburu ?, siapa yang tidak cemburu dan marah ketika pacarnya di cium cewek lain tepat di depan matanya " teriak kanaya histeris
justin tersenyum menatap kanaya, hatinya tiba-tiba diliputi bahagia. kanaya memang sedang marah, tapi justin justru sedang melihat bentuk lain dari cinta kanaya padanya.
" kenapa senyum-senyum, apa kamu belum pu.."
ocehan kanaya terhenti, ketika justin tiba-tiba mencium bibir kanaya. kanaya berusaha melepaskan dirinya dari pelukan justin, namun sia-sia justin mengungkungnya erat dalam pelukannya yang membuat kanaya tidak bisa berkutik.
setelah beberapa menit justin melepaskan ciumannya dan mendekatkan keningnya menyentuh kening kanaya, terdengan nafas keduanya yang terengah-engah.
" aku mencintaimu melebihi apapun yang ada di dunia ini sayang, tidak ada wanita lain dalam hidupku selain dirimu. aku juga tidak pernah mencium wanita lain selain dirimu..tolong percaya padaku " ujar justin lembut
kanaya berusaha melepaskan dirinya dari pelukan justin, tapi justin semakin erat memeluknya. kanaya mendongakkan kepalanya menatap mata justin
" aku percaya padamu, tapi jauhi ayana !!! " pinta kanaya
justin menarik nafas beratnya, dirinya membalas tatapan kanaya
" oke..tapi dengan satu syarat " jawab justin tersenyum nakal
kanaya sangat paham kalau justin sudah tersenyum seperti itu. tanpa diminta dia langsung mencium bibir justin.