Kunjungan

1194 Words
Kenzo masih terjaga dalam tidurnya di balut dengan selimut tebal berwarna hitam dengan suhu AC yang dingin membuat Kenzo enggan sekali membuka kedua matanya. Tubuhnya terasa begitu lelah membuatnya ingin beristirahat sepanjang hari ini. Karena sudah bisa di pastikan besok dirinya pasti akan di ajak ke kantor oleh Papinya. Meski menurut Kenzo tidak perlu proses belajar karena Kenzo sudah yakin akan kemampuannya mengelola bisnis milik keluarganya. Sejak kecil Kenzo sudah belajar bisnis dengan sering mengikuti papinya dalam berbagai seminar di saat akhir pekan atau dirinya libur sekolah. Kepandaian Kenzo tak perlu di ragukan lagi. "Kakak.." seorang gadis berusia 17 tahun menarik kaki Kenzo yang sedang menikmati alam mimpinya "Kakak, bangunlah" Panggil Angella sekali lagi Kenzo masih tak bergeming dari posisinya, dia hanya mengubah posisi tidurnya dan membenarkan selimut yang membalut tubuh kekarnya yang hanya di balut dengan kaos polos berwarna putih. "Kakak, Kakak Kenzo!!" Kali ini Angella berteriak dengan begitu kerasnya tepat di daun telinga kakaknya. "Astaga gadis nakal" Kenzo menggosok daun telinganya dengan begitu kesalnya. "Kakak masih mengantuk, kau keluarlah" perintah Kenzo dengan nada suara malas-malasan "Kakak bangunlah, Mami meminta kakak untuk segera mandi dan membersihkan diri. Akan ada kunjungan dari keluarga paman Smith" "Astaga kakak rasanya mual sekali mendengar nama itu" Bukannya mendengarkan perkataan adiknya, Kenzo malah mengubur dirinya di dalam selimut yang sangat tebal hingga tubuhnya tak terlihat lagi di kedua mata Angella. Angella mendengus dengan kesal akan tingkah kakaknya yang seperti itu. "Kalau kakak tidak bangun juga nanti pasti Kak Alice yang akan membangunkan kakak, memangnya kakak mau?" Angella hendak berlalu keluar dari kamar kakaknya namun tiba-tiba panggilan Kenzo menghentikan langkah kakinya. "Ada apa lagi kak?" Angella hanya memutar kepalanya saja menatap ke arah kakaknya yang kini sudah duduk menyilangkan kaki di atas ranjang "Alice datang kemari?" tanya Kenzo dengan mengucek kedua matanya "Sudah pasti lah, memangnya kenapa?" tanya Angella penuh selidik. "Tidak, kakak hanya malas saja bertemu dengannya" Kenzo beranjak turun dari ranjangnya dan menghampiri adik semata wayangnya "Hei gadis nakal, apa kau menjalin hubungan dengan Leonil? Kalau kakak lihat kalian sangat dekat?" Kenzo meletakkan tangannya di pundak adiknya sambil kedua matanya menatap penuh selidik pada Angella "Mana mungkin, Angella dan Leonil hanya berteman saja ! Sudahlah lebih baik kakak segera bersiap-siap. Mami dan Papi sudah menunggu di bawah" Angella mendorong paksa tubuh kakaknya menuju kamar mandi dan langsung menutup pintu kamar mandi. Sementara itu Kenzo hanya mendengus kesal di dalam kamar mandi, sejenak Kenzo menatap pantulan wajahnya dari dalam cermin yang berada tepat di hadapannya. Wajahnya tidak terlalu buruk, dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki pasangan yang tulus terhadap dirinya, semua wanita yang mendekatinya semata-mata hanya demi keperluan bisnis atau uang semata. Selama petualangannya bersama banyak gadis Kenzo belum pernah bertemu dengan gadis yang mampu menggetarkan hatinya. Merasa tak ingin berpikir lebih jauh, Kenzo memutuskan untuk segera membuka pakaian yang dia kenakan, lantas mulai menyalakan air shower dan mulai menuangkan sabun cair untuk membasuh tubuhnya. ^ Di ruang tengah, Sesil sedang mengobrol dengan Nathan. Mereka berdua berencana untuk menyekolahkan Angella di indonesia saja, mereka kawatir Angella akan salah bergaul jika Angella melanjutkan di Universitas luar negri. Tapi semua keputusan mereka tentu saja mempertimbangkan kemauan dari putri mereka. Di sela obrolannya Angella tiba-tiba datang dan langsung duduk dan langsung bergelayut manja di lengan maminya. "Mam, memangnya Kakak kapan mau menikah?" pertanyaan Angella menyentak telinga kedua orang tuanya. "Menikah dengan siapa?" tanya Papi Nathan dengan menautkan kedua alisnya. Pasalnya Nathan belum pernah melihat putranya pulang dengan seorang wanita, meski tak bisa di pungkiri kalau banyak wanita datang ke rumahnya mencari Kenzo, tapi sepertinya putranya tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka. Kenzo selalu saja bersikap acuh bahkan tidak mau menemui wanita-wanita yang datang ke rumah mencarinya. "Memangnya kekasih Kakakmu siapa nak? kau mengenalnya?" tanya Mami Sesil sambil mengusap lembut kepala putrinya "Entahlah, Angella kan hanya bertanya, siapa tau Kakak sudah pernah mengenalkan kekasihnya pada Papi dan Mami" Nathan menghela nafasnya sambil menggelengkan kepalanya karena merasa gemas melihat tingkah putrinya. Saat mereka sedang mengobrol tiba-tiba terdengar suara bel pintu rumahnya yang berbunyi, Sesil hendak beranjak dari duduknya namun niatnya di urungkan kembali saat melihat Bi Nung sudah berjalan ke arah pintu dan membukanya. Terlihat tamu mereka sudah datang. Keluarga Smith memang membuat janji ingin berkunjung ke rumah mereka, meski sebenarnya Sesil tidak terlalu akrab dengan mereka tapi karena mereka rekan bisnis suaminya, Sesil pun terpaksa menerima kunjungan yang menurutnya mengganggu waktu akhir pekan mereka. "Tuan Nathan, apa kabar" Smith dan Nathan saling berjabat tangan, begitupula dengan istri Smith, Nyonya Elisa juga menjabat tangan Sesil. "Halo paman, bibi," Kali ini Alice menjabat tangan Nathan dan Sesil secara bergantian. Lalu pandangan mata Alice beralih menatap ke arah Angella yang terlihat acuh saja berdiri di samping maminya. "Halo adik manis, apa kabar?" Alice menyerahkan paper bag kepada Angella, namun Angella malah terlihat acuh saja "Sayang.." Mami Sesil menyenggol lengan putrinya hingga membuat Angella terpaksa menerima paper bag pemberian Alice "Terimakasih" seru Angella seadanya. "Kakak membawakan sepatu sneaker keluaran terbaru, kau pasti menyukainya" Alice menepiskan senyumannya, begitu pula Angella juga terpaksa membalas senyuman mereka berdua. Kini mereka semua duduk mengobrol di ruang tamu, begitu pula Angella ada di sana, meski sebenarnya gadis itu malas sekali bergabung tapi karena paksaan maminya dia terpaksa duduk di sana. Hingga tak lama kemudian Kenzo juga terlihat memasuki ruangan tersebut, tubuh kekarnya di balut dengan pakaian rumahan Cassual berwarna maroon, menambah kesan kulitnya semakin bersinar. Alice menatap penuh kagum pada pria yang sudah sejak lama dia sukai, namun Kenzo malah langsung mendudukkan tubuhnya di samping adiknya, Angella. "Halo Tuan dan Nyonya Smith" sapa Kenzo sambil menepiskan senyuman di bibirnya "Kau sudah kembali ke Indonesia?" tanya Tuan Smith yang terlihat terkejut melihat Kenzo duduk di hadapannya. Kenzo hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, kemudian Kenzo malah asik mengajak adiknya mengobrol dan mengacuhkan Alice yang terus saja memandang ke arah dirinya. Meski sebenarnya Kenzo tau Alice memandang dirinya tapi Kenzo merasa semakin risih melihat wanita yang sudah hampir dua tahun mengejarnya. Setelah mengobrol santai antar keluarga, Smith kemudian berpamitan pulang karena hari juga sudah menjelang sore. Sebenarnya Alice masih ingin di sini lebih lama, tapi karena kedua orang tuanya berpamitan pulang, jadi dia terpaksa juga ikut pulang bersama kedua orang tuanya. Setelah kepulangan keluarga Smith, keluarga Nathan melanjutkan obrolan mereka kembali. Hingga tiba-tiba saja pertanyaan Sesil membuat semua orang menutup rapat-rapat, pertanyaan kapan putranya akan menikah mampu membuat suasana menjadi cukup menegangkan. "Mam, Kenzo masih terlalu muda untuk menikah mam. Kenzo saat ini ingin fokus belajar berbisnis seperti Papi, Mam!" "Tapi nak.." "Sudahlah mam, jika sudah waktunya Kenzo pasti akan menikah, tapi bukan saat ini" Kenzo menepiskan senyuman di bibirnya. Sesil hanya bisa menghela nafasnya saja dan dengan terpaksa juga tak melanjutkan lagi pertanyaannya. **** "Ah, lelah sekali" Elmaira menyeka keringat di dahinya, gadis itu baru saja selesai menyetrika pakaian. Karena selain bekerja paruh waktu, dia juga mengambil pekerjaan cuci gosok jika ada tetangganya yang meminta bantuan jasanya. Elmaira tidak pernah pilih-pilih pekerjaan apapun, baginya selagi bisa mendapatkan uang dan di ridhoi Tuha dia akan menjalaninya dengan hati. Setelah memasukkanya kedalam kresek, Elmaira segera mengantarkan baju tersebut karena kebetulan pakaian tersebut milik tetangga sebelah rumahnya. Setelah mengantarkan pakaian, Elmaira menuju swalayan untuk berbelanja keperluan kulkas. Kebetulan kulkas di rumahnya sudah. kosong. Dengan begitu riang Elmaira mendorong troli mencari barang-barang yang di butuhkan. Setelah lebih dari satu jam Elmaira berbelanja, akhirnya semua yang di butuhkan sudah di dapatkan, dan Elmaira memutuskan untuk kembali ke rumah untuk memasak karena perutnya juga sudah kelaparan. . . . . . . . Srayu nggak bisa rutin Up,kalau Up paling pas waktu senggang aja Mohon bersabar
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD