Lelah Sekali

1178 Words
Elmaira terlihat sedang menunggu angkutan umum di halte yang terletak tidak jauh dari hotel tempatnya bekerja. Namun lama dia duduk menunggu angkutan kota yang di tunggunya tak kunjung datang. Sambil menunggu angkutan kota, Elmaira memutuskan untuk membawa kakinya berjalan menyusuri trotoar sambil menunggu angkutan yang melintas. Meski sebenarnya kakinya sangat lelah namun dari pada terus menunggu lebih baik Elmaira berjalan. Elmaira menyeret kakinya dengan begitu lesu, tubuhnya terasa begitu lelah karena semalaman bekerja, meski pekerjaan ini sudah di jalaninya hampir tiga tahun belakangan ini tapi Elmaira masih belum terlalu beradaptasi dengan pekerjaan yang di tekuni olehnya. Krucuk..Krucuk.. Cacing-cacing di perutnya berbunyi begitu ramai bahkan saking ramainya suara cacing dalam perutnya mampu mengalahkan bisingnya suara kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. "Lapar sekali" Elmaira mengusap perutnya dengan telapak tangannya Namun tiba-tiba saja ada sebuah mobil sport melintas di sampingnya dan menyipratkan air pada baju yang Elmaira kenakan saat itu. "Ah, sialan.." Elmaira berteriak dengan begitu kerasnya namun sialnya mobil tersebut sudah melaju dengan kencang. "Awas saja kalau bertemu lagi" Teriak Elmaira sambil mengangkat kepalan tangannya ke atas sambil membaca plat nomor belakang mobil tersebut. Dengan berdecak kesal Elmaira membersihkan bajunya yang kotor menggunakan tangannya, meski tidak terlalu bersih setidaknya sudah tidak ada tanah yang menempel di bajunya. Masih dengan suasana hati yang begitu buruk Elmaira berjalan menyusuri trotoar jalan entah sudah seberapa jauh dirinya berjalan belum ada satu angkutan kota yang melintas. "Hari apa ini? kenapa aku selalu saja sial" gumamnya pada dirinya sendiri. Jika di ingat mulai dari semalam Elmaira merasakan kesialan yang datang terus menerus menimpa dirinya, dari mulai di caci maki tanpa kesalahan, tadi pagi dirinya hampir saja di pecat hanya karena secangkir kopi. Rasa-rasanya Elmaira begitu merasa kesal hingga menendang kaleng bekas minuman yang berada tepat di hadapannya. Sialnya kaleng tersebut mengenai seorang wanita yang sedang berjalan di depannya, membuat wanita tersebut langsung berbalik badan dan menatap Elmaira dengan begitu tajamnya. Bahkan wanita tersebut terlihat maju mendekati Elmaira dengan wajah yang tak ramah di lihat. "Maafkan saya Nona, saya tidak sengaja" Elmaira berulang kali membungkukkan badan meminta maaf berharap kesalahannya kali ini bisa di maafkan. "Kau ini sudah menendang kaleng hingga mengenai kelapaku, kau tau kepalaku ini sangat bernilai mahal dan meng-asuransikannya?" bentak wanita tersebut "Sekali lagi saya meminta maaf Nona, saya benar-benar tidak sengaja" Elmaira membungkukkan badannya kembali meminta maaf namun malah wanita tersebut hendak menampar Elmaira menggunakan tangannya. Elmaira hanya menunduk pasrah dan memejamkan matanya, itu semua karena dia memang bersalah akan hal ini, Namun lama memejamkan mata tak terjadi apapun padanya hingga akhirnya Elmaira membuka sebelah matanya dan melihat tangan wanita tersebut di cekal oleh seorang gadis yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dari Elmaira. "Lepaskan tangan kakak" ketus wanita tersebut "Kak Alice masih sama seperti biasanya" sapa gadis kecil tersebut "Angella bersikap sopanlah terhadap kakak" teriak Alice dengan suara yang menggelegar "Nona pergilah" Angella meminta Elmaira untuk segera pergi "Tapi Nona saya.." "Sudah cepat pergilah" tukas Angella sambil tangannya masih memegang tangan Alice "Sekali lagi maafkan saya Nona" Elmaira kembali membungkuk dan segera berlalu pergi tempat tersebut. Setelah Elmaira pergi, Angella melepaskan tangan Alice dengan kasar dan ikut berlalu dari sana tanpa memperdulikan kemarahan Alice padanya. Angella merasa tidak aneh bila melihat tingkah kasar Alice, wajah saja Alice bersikap demikian karena Alice adalah putri tunggal pemilik salah satu pengusaha tambang di negri ini. Kekayaan yang di miliki oleh keluarga Alice tidak bisa di katakan sedikit. Bahkan Angella tau betul kalau keluarga Alice berusaha mendekati keluarganya hanya untuk menjalin kerja sama bisnis, terlebih lagi Angella tau kalau Alice juga menaruh hati pada Kakaknya, Kenzo. "Gadis tengil, awas saja kau" geram Alice dengan mengepalkan kedua tangannya. ^ Mobil yang Kenzo kendarai baru saja terparkir kembali di garasi rumah kediaman orang tuanya, sebenarnya Kenzo ingin sekali tinggal mandiri di apartemen yang sudah di beli olehnya, namun karena masih mengkhawatirkan adik semata wayangnya Kenzo masih terus bertahan tinggal di rumah kedua orang tuanya. Kenzo harus benar-benar menjaga adiknya dari pergaulan bebas di luar sana. Kenzo tidak mau kalau Angella sampai seperti wanita-wanita yang mendekatinya, dengan mudah menawarkan diri pada seorang pria demi me dapatkan kepuasan. "Mam, Kenzo pulang.." Kenzo mendorong pintu utama yang sudah tak terkunci lagi, rumahnya masih terlihat begitu sepi karena hari masih pagi "Kau sudah pulang sayang?" sapa Mami Sesil yang bari turun dari lantai dua. Kenzo hanya tersenyum dan langsung memeluk wanita yang sudah melahirkan dirinya. Setelah puas memeluk maminya, Kenzo memberikan satu kecupan di pipi maminya. "Papi kemana mam?" tanya Kenzo sambil melihat sekeliling dan tak mendapatkan orang yang di carinya. "Papi masih tidur sayang, kau kemana saja tidak pulang semalaman? Bahkan mami menghubungi ponselmu kau tidak mengangkatnya?" "Selepas Kenzo sampai di bandara, Kenzo bertemu dengan teman-teman Kenzo di club untuk merayakan kelulusan Kenzo mam, lalu karena Kenzo lelah akhirnya Kenzo pulang saja ke apartemen milik Kenzo yang memiliki jarak lebih dekat dari club tersebut" "Oh.." Sesil menganggukkan kepalanya "Angella dimana mam? Apa masih tidur?" "Adikmu, Angella dia sudah pergi bersama Leonil untuk joging bersama. Tadi Leonil datang kemari menjemputnya" jelas Sesil "Oh, ya sudah mam. Kenzo mau tidur lagi ya, Kenzo masih mengantuk" Setelah berpamitan pada Maminya, Kenzo bergegas meninggalkan ruang tamu dan naik ke lantai dua rumahnya tempat dimana kamarnya berada saat ini. Setelah sampai di kamarnya Kenzo langsung membaringkan badannya di atas kasur empuk kesayangannya. Kedua mata Kenzo terpejam begitu lama namun rasa kantuk tak kunjung datang meski tubuhnya terasa begitu lelah akibat olah raganya semalam di hotel. Sejenak Kenzo mengingat semua kelakuan buruknya, entah sudah berapa banyak gadis yang di bawanya tidur ke atas ranjang namun belum ada satupun dari mereka yang mampu menggetarkan hatinya, dan tak bisa di pungkiri petualangannya selama ini belum pernah sekalipun Kenzo merasakan gadis yang masih orisinil, semua gadis yang tidur bersamanya sudah bekas orang lain. Semua pengalamannya membuat Kenzo benar-benar memandang gadis-gadis di sekelilingnya, selain tidak mempunya martabat mereka semua juga menjual dirinya dengan begitu murah padanya. Hanya dengan sedikit uang yang Kenzo berikan mereka rela melakukannya meski tak memiliki hubungan pasti dengan Kenzo. Bahkan sering di antara mereka memberikannya dengan cuma-cuma kepada Kenzo saat Kenzo mengeluarkan rayuan gombalnya. Oleh karena itu Kenzo tidak mau adiknya seperti para gadis yang di kenalnya. Selama ini Kenzo selalu bersikap protektif pada adik perempuannya. Tak terasa mata Kenzo semakin terasa mengantuk dan akhirnya terlelap ke dalam alam mimpi. ^ Sementara di sebuah rumah kontrakan sederhana, Elmaira baru saja mendaratkan pantatnya di bangku kaya di ruangan tersebut. Rumah sederhana ini sudah menjadi tempat tinggalnya selama hampir empat tahun belakangan ini. Harga sewa yang tidak terlalu mahal membuat Elmaira betah tinggal di sini meski letaknya cukup jauh dari jalan raya dan pusat kota. Seperti biasanya Elmaira akan bersih-bersih rumahnya terlebih dahulu sebelum nantinya memasak masakan sederhana untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Meski tubuhnya terasa begitu lelah tapi Elmaira harus tetap melakukannya seorang diri karena dia kini hidup sebatang kara. Jika dulu ketika orang tuanya masih kaya, Elmaira hanya tau makan dan hura-hura saja tanpa tau bagaimana sulitnya mencari uang. Tapi kini keadaan memaksanya harus bekerja keras hanya demi sesuap nasi dan pendidikan yang lebih layak untuk masa depannya kelak. . . . . . . . . . Srayu sengaja memang ya membuat Karakter Kenzo seperti itu. Tantangan tersendiri untuk Srayu membuat karakter pemeran utamanya Arogan, dan pemain wanita. Tugas terbesar Srayu di sini menyusun sebuah cerita dengan karakter yang berbanding terbalik dengan judul bukunya supaya bisa nyambung dan menjadi satu kesatuan cerita yang menarik tentunya Dukung terus dan tetap percaya sama jari-jemari Srayu
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD