Cherry - 12

4419 Words
Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku. Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku.   Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku. Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku. Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku.   Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku. Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku. Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku.   Rasanya aku ingin sekali menjadi transparan saat Sang Raja Iblis, Lucifer, muncul secara mengejutkan di hadapanku dan Roselied, tepat ketika aku dan kakek tua itu tiba di ruangan luasan ini. Kini, sosok Sang Raja Iblis yang begitu membahana, tengah berdiri tegak menghadap kepadaku dengan sengaja merentangkan sayap kelelawar merahnya yang besar lebar-lebar, seakan-akan sedang menunjukkan betapa tinggi derajat dan martabatnya dari segala makhluk. Sungguh, aku sama sekali tidak tertarik dengan itu semua, bahkan fakta bahwa dia adalah Sang Raja Iblis saja, sama sekali tidak membuatku terpesona. Yang kuinginkan, untuk orang yang hendak menjadi calon suamiku adalah kebaikan, ketulusan, dan kerendahan hatinya, tentu saja, itu semua hanya berlaku untuk seorang manusia, bukan iblis sepertinya. Aku hanya menghela napas, jujur, aura dari Sang Lucifer benar-benar berat, aku benar-benar tidak kuat terus-terusan berada di hadapannya, tapi tampaknya makhluk itu kelihatan senang melihatku, seolah-olah aku adalah barang yang selama ini dicari-carinya. Sungguh, membayangkannya saja membuatku ingin menjerit, aku sangat tidak nyaman, tapi sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan sekarang selain pasrah menerima apapun yang akan menyertaiku. Aku hanya perlu tegar dan percaya pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui ini semua. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, tapi tidak ada yang tahu sebelum dicoba, bukan? “Oh, betapa bahagianya diriku bisa bertemu dan melihat istriku yang cantik di tempat kumuh seperti ini, percayalah, kehadiranmu telah membuat suasana hatiku yang sebelumnya suram, menjadi sangat cerah. Wajahmu seperti gadis-gadis malaikat yang begitu polos dan lembut. Aku sangat beruntung bisa memilikimu, Cherry.” Ucap Lucifer dengan mengeluarkan suaranya yang begitu menggelora, sungguh, suaranya cukup seksi di telingaku, tapi aku benar-benar tidak suka pada perkataannya yang terkesan menggodaku. Aku hanya diam, tidak merespon dan menjawab segala yang dikatakannya karena aku tidak suka digoda-goda seperti itu oleh seorang laki-laki, meski itu adalah iblis sekalipun! Aku heran, bahkan benar-benar heran, mengapa Sang Raja Iblis seperti Lucifer bisa tertarik padaku yang merupakan gadis manusia biasa yang derajatnya, kurasa, lebih rendah daripadanya. Mengapa dia tidak mencari gadis-gadis iblis saja untuk menjadi istrinya? Bukankah itu lebih normal dan wajar, bahkan untuk kalangan makhluk semacam iblis, bukan? Aku benar-benar heran, sungguh. Apakah pernikahan ini tidak ditentang oleh iblis-iblis lain? Mungkin saja ada iblis rasis yang konservatif, yang akan sangat menentang pernikahan antara kaumnya dengan manusia? Bisa saja, kan? Jika memang iblis-iblis semacam itu ada, mengapa Lucifer begitu keras ingin melangsungkan pernikahan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir padanya. Aku harap, Lucifer mau membantuku keluar dari situasi ini, tapi saat kupalingkan mukaku padanya, yang kini sedang berdiri tegak di sampingku, aku hanya menggigit bibirku karena sangat jelas kalau dia tidak akan bisa membantuku dan juga sangat jelas sekali kalau dia terkesan tidak peduli pada pernikahan iblis dan manusia, selama itu tidak ada hubungannya dengannya. “Mengapa kau memilihku? Bisakah kau jelaskan itu padaku?” Tidak bisa menahannya lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Lucifer, tanpa menjawab perkataannya sebelumnya, mengenai pernikahan yang ingin dilangsungkannya denganku, dan bisa kulihat seringaiannya yang lebar saat ia mendengar pertanyaanku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD