Aku menatap lurus ke depan. Setelah sepanjang perjalanan pergi tadi aku tertidur, tidak mungkin di perjalanan pulang ini aku tertidur lagi. Walaupun sebenarnya ingin sekali kulakukan untuk menghilangkan rasa canggungku di depan Mas Graha. Bersama Mas Graha seperti ini selalu saja membuatku salah tingkah. Padahal di kepalaku bayak terpikirkan bahan pembicaraan, tapi entah kenapa menguap begitu saja. "Kalau ngantuk tidur aja," kata Mas Graha sambil mengelus rambutku. Elusan tangannya terasa sangat menenangkan. Aku menahan rasa berdebar yang semakin kuat. "Nggak Mas, May sudah puas banget tidurnya," sahutku sambil nyengir. Apa kami sudah resmi pacaran? Pertanyaan itu berkecamuk di pikiranku. Ya ampun, memikirkannya membuat aku jadi malu sendiri. Setelah penyataan Mas Graha tadi, aku tid

