bc

Mission : Dark List

book_age16+
70
FOLLOW
1K
READ
adventure
revenge
dark
mystery
genius
evil
detective
male lead
high-tech world
like
intro-logo
Blurb

Felix, Seorang agen intelijen yang punya sejuta misteri dalam dirinya. Tidak ada yang tahu siapa dirinya. Tetapi, dia melakukan tugasnya sebagai agen intelijen terbaik penjuru dunia. Bahkan sampai kemanapun targetnya pergi. Dia akan mengikuti dan mulai membalas bahkan akan mengincarnya tanpa ampun. Dark Dragon. Pemburu kejahatan yang paling ditakuti. Dia bahkan di juluki sebagai Dark Black. Sebagai ketua intelijen yang menakutkan. Kali ini dia dapat pesan misterius dari seseorang tentang sebuah kejahatan yang dilakukan di pusat kota. Sebuah pembunuhan berencana. Penuh misteri, dan intrik. Banyak orang yang bersangkutan tanpa bukti. Dilakukan dengan sangat sadis tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Dari situ, Felix ditugaskan mulai mencari tahu siapa pembunuh sebenarnya. Semuanya . Dia melakukan secara diam-diam. Menyamar sebagai seorang yang asing. Dan mulai masuk ke dalam pusat kota. 

chap-preview
Free preview
Permulaan kejadian
Dark City Hunter. Semua menyebutnya agen intelijen yang misterius. Tetapi itu dulu. Sekarang, di bawah kendali Felix. Dia mulai terus terang menunjukan jati dirinya. Namanya. Tapi tidak dengan wajahnya yang setiap saat bisa berubah di saat kasus mulai dia tangani. Di sebuah kantor yang tak begitu besar. Tetapi terlihat sangat mewah dengan kelengkapan khusus untuk masuk ke dalam. Ada tanda pengenal yang terbuat dari chip. Chip itu di tanam di kulitnya. Mereka harus melewati rasa sakit yang luar biasa hanya untuk masuk agen rahasia. Bahkan negara saja tidak tahu akan hal ini. siapa mereka dan siapa anggotanya. Ada yang bekerja di balik layar. Ada yang bekerja di luar. Bahkan chip, Tak ada yang bisa mencurinya. Desain yang liar biasa. Kantor itu hanya di huni beberapa agen intelijen khusus. Perekrutan untuk masuk tidak semudah yang di bayangkan. Dan, orang yang paling bertahan bisa masuk ke dalam. Dan, bergabung dengan Dark City. Felix, laki-laki tampan dengan mata coklat dan wajah yang terlihat sangat jutek, pendiam, dan lebih galak dari yang lainya. Pandangan mata tajam membuat semua yang melihatnya pertama kali pasti akan takut. Jika 4 temannya sudah terbiasa dengannya. Felix bekerja di Dark City Hunter sudah hampir 2 tahun. Semua berjalan dengan sangat mulus di luar kendalinya. Tidak ada kasus yang Tidak bisa di pecahkan. Bagi dia itu sangat mudah. Usianya sudah menginjak 25 tahun. Laki-laki yang sangat mudah marah. Dia harus bertugas untuk memberantas kejahatan di kota. *** "Felix, kamu sudah baca berkas yang baru saja masuk." Felix yang masih duduk santai sembari bermain game di komputernya. Dia hanya bisa melirik sekilas. Melanjutkan permainannya lagi. "Berkas apa?" tanya felix. Jemari tangannya masih sangat lihat menelan keyboard panah ke bawah, samping kanan, kiri dan bawah. "Mau sampai kapan kamu bermain game terus. Ayo lah, Felix. Kita waktunya bekerja." kesal Bella. Felix memegang tangan Bella. Menatapnya dengan tatapan mata menggoda. "Apa, sayang. Aku sudah bekerja siang malam bersama kamu." rayu Felix. "Felix, kamu tidak waras. Aku serius." geram Bella. Menarik tangannya dari cengkeraman Felix. Felix menghela napasnya. "Padahal aku juga serius." ucap Felix. "Bella, bagaimana. Kamu sudah membacanya, kan?" potong Yuan yang tiba-tiba datang menghampiri mereka. Menepuk pundak Felix yang masih duduk di kursinya. "Dokumen apa? Kenapa kalian sangat khawatir?" tanya Felix bingung. Menatap ke arah Yuan dan Bella bergantian. "Ada kasus pembunuhan baru, sebuah kecelakaan di dekat tebing. Dari penyelidikan polisi tidak ada yang mencurigakan. Tetapi pihak keluarga sangat yakin jika dia di bunuh." jelas Bella. "Iya, tapi. Jika dia dibunuh. Pastinya kabel rem di potong. Atau, ada bekas di mobilnya kalau mereka bentrok. Atau hal lainya, Tapi ini semua mobil terlihat masih bagus. Tidak ada cacat sedikitpun." jelas Yuan, dia menghela napasnya. Menjelaskan penuh dengan Emosi. Felix mengusap dagunya berkali-kali. Dia mulai memutar otaknya untuk berpikir sebentar. "Bagaimana dengan, keadaan orangnya?" tanya Felix. Mengangkat kepalanya. "Maksud kamu gimana?" tanya Yuan bingung. "Jadi gini, kita perlu pastikan gimana keadaan orangnya. Kandungan darah, racun di tubuhnya, atau dia punya riwayat penyakit tertentu. Kita harus pastikan semuanya. Aku pikir, pembunuh ini bukan pembunuh abal-abal yang hanya melepaskan kabel rem. Dia pasti sudah menyusun rencana." jelas Felix. "Benar kata, Felix." saut Bella. "Tapi korban tidak punya riwayat sakit." jawab Yuan heran. "Felix, Yuan, Bella. Ayo kita pergi. Kita harus segera ketempat kejadian. Tidak ada gunanya jika kalian terus menerka. Kita langsung ke tempat kejadian. Bos meminta kita pergi ke sana." Delon segera memakai pakaian khusus yang di lengkapi dengan keamanan canggih. Dan, pastinya anti peluru. Mereka bersiap untuk segera meluncur di tempat kejadian. Yuan, dan Bella segera berlari mengikuti Sinta dan Delon. Berbeda dengan Felix dia masih duduk di tempatnya, menghela napasnya kesal. Melihat mereka sudah lengkap. Dan, pergi mengambil mobilnya. Felix baru saja bangkit dari duduknya, dia begitu santainya, berjalan pelan memakai keamanan. Dan, senjata khusus yang di sembunyikan di balik jaketnya. "Felix… Ada hal yang ingin aku katakan padamu." seorang laki-laki paruh baya berjalan mendekati Felix. "Boss… Kenapa anda disini?" tanya Felix. "Ini kasus yang mulai serius. Kamu adalah ketua kelompok. Setelah kasus ini selesai. Pergilah ke perbatasan. Aku akan memberi tahu yang lainya nanti." "Baiklah! Serahkan semuanya padaku." ucap Felix. Dia segera melangkahkan pergi. Meski ucapan bosnya belum semuanya di dengar **** 20 menit perjalanan. Tepat jalanan sangat macet. Tidak ada cela yang bisa dia lewati. Felix terus menyembunyikan klakson mobilnya. Dia sudah tidak sabar lagi. Tak henti kedua matanya terus melihat ke arah jarum jam. Braak! "Sialan! Mereka sangat menggangguku." Felix memukul keras setir mobilnya. Wajahnya mulai cemas. Beberapa rekannya sudah berkali-kali mencoba menghubunginya. "Mereka pasti menggangguku!" Felix menarik napasnya dalam-dalam. "Kalau aku berlari, pasti akan sampai 20 menit lagi. Lebih lima menit. Sekitar 25 menit paling lama. Mereka akan menungguku hampir 2 jam. Jika aku menunggu kemacetan. Bisa sampai 1-2 jam. Di lihat dari jarak mobil yang berderet mengantri kemacetan." Felix menganalisis semuanya. Dia mengeluarkan sebagian kepalanya, melihat begitu panjangnya mobil yang berjejer. Jika dia meninggalkan mobil. Semua pasti tambah macet. Jalan satunya, dia harus sabar mengendarai mobilnya. Dan, memarkirnya di pinggiran jalan. Meski ujungnya akan di angkut juga. Karena parkir sembarangan. Itu lebih baik." Setelah mobil mulai jalan perlahan. Felix tak sabar, dia mengemudi di trotoar mobil. Memarkirkan mobilnya di sana. Dia segera keluar dari mobilnya. Mematikan ponselnya. Dan, berlari di pinggiran jalan. Menuju ke lokasi yang di tunjukan oleh jam yang yang sudah di desain khusus untuk melacak keberadaan temannya. *** "Kemana Felix. Kenapa dia sangat lama." Yuan terlihat kesal. "Bagaimana? Apa tuan Felix sudah datang?" suara lemah itu mencoba memastikan kedatangan ketua mereka. Dia adalah anggota keluarga korban. Dia tidak mau jika korban meninggal sia-sia tanpa tahu siapa yang membunuhnya. Kedua mata wanita tua itu terlihat sangat bengkak dan sembab. Sepertinya dia habis menangis seharian. Bella memegang ke dua bahu wanita paruh baya itu. "Ibu siapa?" tanya Bella merendah. "Saya ibunya." Wanita paruh baya itu mulai menceritakan semuanya pada Bella. Dia melihat dari kedua mata Bella jika dia wanita yang baik. Wanita paruh baya itu, ternyata ibu dari korban. Ibunya tidak terima anaknya meninggal. Dia adalah anak satu-satunya. Setelah 2 tahun lalu, kakaknya juga telah meninggal karena kecelakaan. Dan, kali ini terjadi pada adiknya juga. Dia tidak mau jika hal itu terulang lagi. "Dulu, kakaknya meninggal saya tidak bisa membuktikan jika dia dibunuh. Sekarang, aku ingin membuktikannya." "Baik, bu. Aku akan bantu anda. Sekarang anda tenanglah. duduklah dulu, biarkan saya dan teman-teman akan menyelidiki. Dan, pihak kepolisian juga akan berusaha membantu. Semoga ada hal baik." ucap Bella, mencoba untuk menangkan wanita itu. Sementara Delon dan Sinta, dia hanya diam duduk menunggu kedatangan Felix. Sinta yang memang sedikit tomboi. Dia suka sekali mengunyah permen karet. Sementara, Delon suka sekali makan permen.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
29.5K
bc

CINTA ARJUNA

read
13.0K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.3K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.3K
bc

My Devil Billionaire

read
94.8K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.7K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook