Semenjak pertemuanku dengan Dinaya, hatiku semakin mati rasa. Seringkali datang perhatian dari Abi, diri ini enggan untuk menanggapinya. Alasannya satu, rasa sakit karena kebohongan penghiatan. Siang ini, adalah jadwalku bertemu dengan pengacara. Aku belum membicarakannya dengan keluarga besar tentang perceraian ini. Biarlah jika sudah selesai membicarakan tentang strategi untuk memenangkan perkara baru akan membicarakan dengan keluarga besar, rencananya lusa setelah surat gugatanku di setujui oleh hakim. Rasa sedih menghampiri, rumah tanggaku di ujung tanduk. Tidak ada tempat untuk bersandar ketika mendapatkan berbagai tekanan. Perceraian bukan hanya kesalahan salah satu pasangan, diri ini menyadari sepenuhnya selama ini selalu abai terhadap perasaannya. Sibuk bekerja dan kuliah menjadi

