“Dua orang dapat tidur di ranjang yang sama dan masih akan sendirian ketika mereka menutup mata,” – Haruki Murakami “Kenapa dulu elo menolak masuk pesantren?” Luna bertanya pada Seto. Mereka tengah duduk di atas tanah di bawah batang pohon rambutan di samping rumah Seto. Sampah dedaunan kering berserakan di bawah kaki mereka. Seto berdecak. “Cita-cita gue jadi engineer, Na, bukan jadi ustadz.” “Memangnya tamat dari pesantren nggak bisa jadi engineer? Kan, lo bisa kuliah?” “Iya, sih. Tapi ... gue nggak berminat. Lo, kan, tahu, di sana itu mata pelajarannya banyak banget. Makin keriting otak gue!” Luna hanya tersenyum. Seto mati-matian menolak perintah ayahnya masuk ke sebuah pesantren terkenal di luar kota. Kini alasan Seto terdengar masuk akal, memang mata pelajaran di sana banyak

