30. Fall Apart

1459 Words

Luna bolak-balik mengecek ponselnya. Sudah satu minggu lamanya Seto tidak menelepon, bahkan mengiriminya pesan terlebih dahulu pun tidak. Biasanya—sejak ia ikut pelatihan—tak satu kali pun Seto absen menghubunginya, setidaknya untuk menanyakan apakah ia sudah makan. Terakhir kali Seto menelepon, hanya memintanya mengajukan cuti untuk menghadiri pertunangan Shaka di Semarang. Luna juga sudah menghubungi bagian sekretariat untuk mengurus izin cutinya. Dalam satu minggu terakhir, Luna sering mengernyitkan dahi. Ia yang mengirimkan pesan terlebih dahulu. Itu pun dibalas dengan seirit-iritnya oleh Seto. Pertanyaan demi pertanyaan hanya dijawab dengan ‘ya’ atau ‘tidak’. Aneh sekali! Jujur saja, ia merindukan Seto. Ia rindu dengan ocehan Seto, rindu dengan curhatan tentang kesehariannya, rind

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD