bc

My Boss and I

book_age18+
10.4K
FOLLOW
198.4K
READ
dark
sex
age gap
fated
arrogant
goodgirl
CEO
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Bijaklah dalam membaca. Beberapa part mengandung unsur dewasa!

Apakah impian terbesar yang ingin kamu raih dalam hidup?

Mempunyai pekerjaan bagus dengan gaji UMK dan mendapatkan pacar kaya nan tampan?

Itulah impian Kalina, gadis polos yang berusaha mengejar mimpi. Namun hidup tak selamanya mulus, satu orang meremehkannya dan tersusunlah rencana- rencana untuk membuktikan semua itu. Namun sayang didetik- detik terakhir, pria yang direncanakan sebagai tameng itu tidak datang. Dan disaat itu pulalah, seorang pria berjas armani datang, tersenyum dengan menawan kearahnya.

Dan ternyata benang merah itu tidak terputus begitu saja, siapa sangka pria itu adalah boss dari tempatnya bekerja.

Dan takdir selanjutnya, siapa yang tahu.

chap-preview
Free preview
LOWONGAN KERJA ( PALSU)
Kaki kecil itu melangkah dengan yakin memasuki area stasiun yang penuh sesak di hari menjelang sore ini ditemani Ayah, Ibu serta adik lekakinya dengan naik angkot tadi. Hanya sebuah tas gendong serta ransel kecil yang dia bawa mengingat baju yang dimiliki memang tidak banyak dirumah.  “ Hati-hati disana! Jaga diri baik-baik disana! Kalau keluar rumah pakai pakaian yang sopan! Jangan mudah diajak berkenalan dengan orang asing! Dan paling penting lagi jangan keluar malam terus pergi ke tempat maksiat kalau kamu masih mau jadi anak Bunda!”nasehat Liliana Lukman penuh dengan tanda seru disetiap kata. Mata tua beliau sedikit berembun, sedikit tidak rela melepas pergi anak gadisnya mengingat dia masih sangat muda, 19 tahun dan anak perempuan satu- satunya.  “ Iya.”Sebagai anak yang baik , Kalina Cantika Ar- Rasyid mengangguk saja. Lagipula dia inikan anak manis, mana mau diajak ke tempat seperti itu. “ Apa harus kamu pergi kesana? Kamu cari pekerjaan saja disini. Meskipun gajinya kecil yang penting kita kumpul bersama di rumah.” Ini untuk kesekian kalinya sang Ayah membujuknya untuk membatalkan keberangkatan setelah notifikasi email dari perusahaan yang dikirimi CV kemarin. “ Ini kesempatan besar, Pak. Kalina tidak mau membuang kesempatan yang kemungkinan tidak datang dua kali. Percaya sama Kalina, putri bapak bisa jaga diri dengan baik.” Ya memang sebelum ini, Kalina ini sudah bekerja di sebuah Laudry kecil tak jauh dari rumahnya dengan gaji hanya Rp 700.000 perbulan. Dengan uang sebesar itu, sangat tidak cukup untuk membantu sang Ayah dan Ibunya. “ Baiklah, Bapak percaya sama kamu. Ingat kalau ada apa-apa langsung hubungi rumah.” Ucap Bapak Lukman Ar Rasyid  tegas dan singkat. “Iya.” “ Ingat, jangan genit!” ucap Imran datar, tapi penuh dengan nada sindiran disana. Kalina melotot tajam kearahnya. “ Awas saja setelah ini, jangan harap aku mau belikan motor setelah aku punya gaji.” Benar- benar sekali anak satu ini, tidak ada sedih- sedihnya akan ditinggalkan sang kakak. “ Imran!” kecam Ayah dengan suara bassnya yang langsung membuat anak tengil itu mengkerut. Imran Anugrah Ar Rasyid, pemuda usia 15 tahun bertinggi 175 kurus seperti cacing ini memang hanya takut pada Ayah. “ Sudah sana!” usir Imran. Mata Kalina yang memang bulat makin melotot. Baiklah anggap saja ini perpisahan terakhir jadi lebih baik mereka genjatan senjata saja.  Kalina tersenyum lebar mungkin pada bunda dan mencium kedua pipinya untuk terakhir kalinya. “ Kalina janji, Kalina bakal jaga diri baik- baik disana.” Entahlah Kalina tidak bisa berjanji untuk tidak merindukan wanita tua ini, dengan erat Kalina memeluk tubuh yang bergetar itu dan beralih memeluk Ayah serta Imran secara singkat. “ Ingat bawakan aku kakak ipar yang keren dan kaya seperti tetangga depan rumah.” bisiknya mengejek. " Sialan! Tidak akan pernah!" maki hati gadis itu Mana mau Kalina seperti tetangga depan rumah, wanita kecentilan yang menjadi istri ketiga dari pria kaya asal Jakarta. Mending kalau tampan, lah ini,  Sudah mirip Hulk, tua, pokoknya tidak ada tampan- tampannya! Lupakan genjatan senjata kalau cerita seperti ini. Tangannya yang bebas langsung menjewer telinga Amar dan segera berlari masuk kedalam sebelum Lukman Ar Rasyid mengomel. Sekali lagi Kalina melambaikan tangannya pada keluarga besar yang turut mengantar kesini, terutama pada ibu yang sedari tadi tak berhenti meneteskan air matanya. ' Maaf ibu ini demi kita.' bathin Kalina “ Jakarta ... Aku datang.” Dengan tangan memegang tiket, Kalina berjalan melewati pemeriksaan tiket dan masuk kedalam gerbong, menyusuri dalam gerbong untuk mencari bangku. Gadis itu berusaha mengangkat ransel yang terlihat kecil namun nyatanya sangta berat itu. Kretek! " Aduh pinggangku…Sakit!" bisiknya pelan. Kalina memegang pinggang dengan wajah menyerngit sakit. Dia masih 19 tahun, belum tua tapi sudah terkena reumatik! Inilah akibatnya keseringan mandi malam! “ Bisa saya bantu?” Gadis menoleh, dia tepat dibelakang Kalina dengan tubuh kekar menjulang. Oh my… Dari skala 1-10, Kalina  membeli nilai 8. Tampan sekali! Senyumnya langsung mengembang dengan manisnya. Rasa sakit langsung hilang rasanya saat ini. “ Boleh.”. Pria tampan berlesung pipit itu langsung meraih ransel serta tas yang disodorkan dan dengan mudah tangannya menjangkau tempat penyimpanan barang dan meletakkan tas itu dengan apik. Dan dengan santainya mata indah Kalina ini terus saja mengamati setiap gerakan yang pria itu ciptakan. Rasanya apa yang pria itu lakukan seperti adegan slowmotion yang apik dan Kalina semakin terpesona! “ Betapa beruntungnya aku akhir-akhir ini, mendapatkan pekerjaan di perusahaan di Jakarta dengan gaji diatas UMK dan kini bertemu dengan jodoh yang sama-sama akan ke Jakarta sana.” binarnya. Hingga sebuah kilauan dari jemari tangan itu membuat Kalina silau. Cincin?! Menikah apa bertunangan?! “ Terima kasih.” Maaf jangan ditanya lagi ya, Kalina itu maunya yang sexy, free dan single seperti lagunya Super Junior! Dan paling penting lagi, dia segera mencabut nilai 8 yang dia berikan! Perjalanan menggunakan kereta api memerlukan waktu lama, Hampir 14 jam kalau tidak salah. Hingga matanya redup dengan sendirinya akibat obat anti mabuk yang diminum sebelum berangkat tadi. Pukul 10.00 Kereta berhenti di Stasiun akhir. Gadis itu menegakkan punggungnya yang kaku, sumpah pegal sekali rasanya, Bayangkan saja duduk selama 14 jam ditempat yang sama, mending kalau disampingnya kosong, lah ini ada seorang Bapak- Bapak gendut yang menghabiskan seluruh bangku hanya untuk tubuhnya. Alhasil, Kalina duduk seperti patung sepanjang perjalanan. Kalina turun dengan berdesak- desakan dengan memeluk erat tas punggungnya mengingat barang- barang berharga ada disana. Jangan sampai kecopetan! Kalina tersenyum lebar dan melambaikan tangannya diudara.  Mbak Zaskia, kakak kelas yang baik hati padanya saat SMA telah menunggu di lobby stasiun. “ Selamat datang di Jakarta, Kalina.” Peluk Mbak Zaskia erat dan menggoyangkan tubuh cubby itu kekiri kekanan. “ Iya. Huh akhirnya setelah melewati perjuangan yang panjang untuk meyakinkan Bapak Lukman. Akhirnya aku bisa datang kesini.”. “Ayo kita pulang. Kamu pasti udah capek,kan?” tangannya yang bebas menggandeng tangan kecil kalina sedangkan ransel telah beralih pada pria yang ada disampingnya, mungkin pacarnya.  Sepanjang perjalanan, mata bulat sama sekali tak lepas dari jalanan yang dilewati.  Jakarta… Banyak sekali bangunan megah nan cantik menghiasi setiap sudut kota yang kami lewati, terutama wilayah perkantoran yang sedari tadi menarik perhatian. Seulas senyum manis menghiasi bibir. “ Semoga salah satu dari gedung itu akan menjadi tempatku bekerja nanti.”Optimis dalam hidup itu perlu. *   Hidangan sederhana tersaji dimeja kecil diruang tengah rumah sewaan Mbak Zaskia yang mungil. Hanya ada nasi goreng serta ayam goreng tersaji disana. Tapi tak apa, bahkan Kalina sering melewati yang lebih buruk dari ini.  “ Jadi kapan Interviewnya?” tanya Mbak Zaskia seraya menyuap nasi goreng miliknya. “ Jadwalnya besok mbak.” “ Tapi ngomong- ngomong kamu hebat. Mbak saja tidak bisa tembus ke PT. Nusa Alam, sedangkan kamu tahu- tahu. Bam Langsung interview." “ Awalnya sih ragu tapi orang bagian HRD sendiri yang mengkonfirmasi. Jadi mana mungkin dong Kalina sia- siakan!” “ Pokoknya Mbak doakan kamu diterima disana!” “ Amin!   Bunyi alarm berbunyi nyaring tepat pukul enam pagi, Kalina bangun dengan wajah tersenyum lebar. Merapikan sedikit tempat tidurnya  sebelum berjalan kekamar mandi untuk mandi sebersih bersihnya dan agar terlihat kinclong, gadis itu membalur seluruh tubuh ini dengan lulur untuk merontokkan seluruh daki yang melekat di kulit. Dengan tubuh berbalut handuk tangan kecilnya mengacak-acak tas ransel kecilnya. “ Sudah siap?” Mbak Zaskia berbaik hati mengantarkan interview karena hari ini dia masuk siang. “ Iya sebentar!” untuk terakhir kalinya Kalina bercermin setelah lebih dari setengah jam mengamati wajahnya disana. Sayang wajahnya tidak akan berubah bahkan sampai kaca retak sekalipun. “ Siap?” tanya mbak Zaskia. Kalina menganggukkan kepala mantap. “ Sudah catat alamatnya, kan?” Kalina mengangguk lagi. Sepanjang jalan, tangan kecil itu saling memilin satu sama lain karena kegugupan yang tiba- tiba melanda dirinya. " Tenang- tenang!" gadis itu berbisik lirih sembari menarik nafas dalam- dalam.  Berbekal motor bebek milik Mbak Zaskia kami berangkat membelah jalanan. “ Mana Alamatnya?”  “ Ini.”  Manic Zaskia membaca alamat itu dengan seksama sebelum berujar, " Kamu yakin? Setahuku alamat perusahaan itu bukan disini." " Yakin sekali, mbak! Ingat HRD nya yang konfirmasi langsung." " Baiklah! Kalau menurut alamat ini benar, hanya 5 blog saja." Ucapnya. Dan inilah  yang dimaksud Mbak Zaskia dengan 5 bloknya Jakarta. Setara dengan jarak Malang-Surabaya kalau naik kereta eksekutif. Maksudnya macetnya itu, tidak nahan! Dan ini hampir 1 jam! Kalina panik, Dia sangat telat sekarang! ' Kalau mereka tak mau meloloskannya karena datang terlambat bagaimana?!' pikir gadis itu muram. “ Mbak ini masih jauh apa gimana?” “ Tidak!” teriaknya. Berusaha tenang dengan menggela nafas panjang berulang kali sambal menyumpahi truck- truck container yang juga ikut nimbrung dijalanan yang sempit ini! Motor yang dikemudikan Mbak Zaskia masih berputar menyusuri jalan entah kemana. Sesekali ia berhenti untuk bertanya pada pedagang atau ruko-ruko yang kami lewati. Hingga mobil berhenti tepat di sebuah jasa penitipan bayi. Kalina menatapnya dengan kening berkerut. “ Kenapa ke sini?” “ Alamat yang kamu kasih ini.” Wanita itu tidak mau kalah. “ Tapi kok...” “ Kita tanya ke dalam.” Kami berdua turun dari mobil dan masuk kedalam. Kalina mulai menggigiti bibir panik.  “ Iya ini alamat penitipan bayi milik kami, Bukan perusahaan yang anda maksud.” “ Tapi Mbak ini beneran alamatnya...” “ Coba kamu telepon siapa tahu kita tersesat.” Dengan sedikit bergetar karena panik, kalina dan mendial nomor HRD yang menghubunginya kemarin. “ Halo dengan PT. Nusa Alam saya Kalina Cantika Ar Rasyid yang dihubungi pihak HRD perusahaan anda kemarin untuk menghadiri interview.” “ Oh Anda sudah kami tunggu kedatangannya sejak 30 menit yang lalu. Apakah anda bisa hadir jikalau tidak bisa mohon anda konfirmasi ulang agar pelamar yang lain bisa mendapat kesempatan untuk interview.” Suara seberang sana menjawab. Jangan! Kalina masih mau bekerja! “ Ehm mohon maaf jadi begini alamat yang anda berikan kemarin sangat susah saya cari dan saya ingin konfirmasi ulang alamat yang anda berikan apakah benar atau salah.” Suara diseberang sana mulai menyebutkan alamat dan segera kucocokkan dengan alamat yang mereka bawa. Sama. Tapi kok tidak ketemu ya? “ Patokannya ada sebuah bangunan besar di sebelah Gapura Musang. Perusahaan kami tepat berada disampingya.” “ Ya terimakasih. Akan saya usahakan sampai dari sana secepat mungkin.” Semoga Tuhan mengirimkan Jet pribadi agar mereka cepat sampai. “ Ya, kami tunggu kedatangan anda.” “ Terima kasih.” Dan pembicaraanpun terputus. “ Katanya sebelah gapura musang, Mbak.” Mbak Zaskia mengerutkan keningnya menatap Kalina tak yakin. “ Mbak Ayo!Aku sudah telat!” Mbak Zaskia kembali melajukan motornya, sedangkan Kalina berdoa komat- kamit supaya kesempatannya tak diserobot pelamar lain. Dan motor berhenti tepat di sebelah gang Gapura Musang. Kalina menatap Mbak Zaskia dengan bingung. “ Kok berhenti?” ini baru 10 menit dari tempat penitipan tadi! “Itu Gapura Musangnya.” Kalina mengikuti arah tangan Mbak Zaskia. Iya sih itu gapura Musang tapi mana perusahaannya? Paling tidak ada tulisan yang menerangkan ada perusahaan disini! PT. Apa begitu! Keduanya kembali turun, menghampiri beberapa orang yang ada diwarung kopi pinggir jalan. “ Alamatnya benar kok. Itu!” tunjuk salah seorang di warung kopi pada sebuah ruko berukuran 4 meter. “ Itu pegadaian kan, Mbak?” “ Iya tapi yang ada di lantai dua.” ujar si bapak- bapak yang sedang ngopi itu. " kalina, Kita pulang saja. Ok!" jemari Zaskia mencengkram Kalina dengan menggelengkan kepalanya. " Tidak mbak! Aku mau coba masuk dulu!" Tapi apa salahnya dicoba. kalina masuk kedalam seorang diri dan diarahkan menyusuri tangga yang sempit dan terkesan aneh. Entah kenapa perasaannya mulai tak enak. Tidak! Dia tidak akan mundur begitu saja! “ Ingat demi masa depan.” Saat berada di lantai yang dimaksud, dia langsung berhadapan dengan beberapa orang yang penampilannya 11;12 dengannya, Memakai baju warna hitam putih nan klimis. Baiklah, kalau seperti ini, berarti dia tidak seorang diri. “ Lo darimana?” Hah?. “ Oh aku dari Malang. Kalau kamu?” “ Gue orang sekitaran sini.” ucapnya pelan. “ Kalau nggak butuh kerjaan banget, Gue yakin nggak bakalan datang.” Ucapnya sedikit berbisik. “ Memang mau kamu melamar kerja dimana?” dua orang yang tak saling meengenal itu sailng berbisik.. “ PT. Zeb Building. Tapi malah nyasarnya kesini.” Ucapnya jengkel. Kalina melongo maksimal. “ Aku ke PT. Nusa Alam.” Mereka berdua menarik nafas panjang. Ini seperti tempat penyalur tenaga kerja ya? Satu persatu mulai dipanggil dan digiring memasuki ruangan diujung. “ Satria Wibisana.” “ I..Iya.” suaranya gelagapan, seperti tersedak ludah. “ Do’ain Gue.” Ucapnya seraya beranjak pergi dengan kaki sedikit bergetar. “ Kalina Cantika Ar Rasyid.” Siap kalina! Aku berjalan memasuki ruangan yang juga dimasuki Satria tadi dan dipersilahkan duduk disebuah meja kosong. Ada beberapa meja berisi beberapa orang disana. Seperti kebiasaan yang telah mandarah daging, gadis itu menguping omongan orang-orang yang mengaku sebagai HRD ini. Tapi kenapa orang yang mengaku HRD itu banyak sekali, setahu Kalina HRD itu paling banyak ada 5 orang staff dan lagi Kenapa sama sekali tak ada pertanyaan selayaknya interview yang pernah kuikuti. “ Kalina Cantika Ar Rasyid?” seorang wanita cantik tapi wajahnya sedikit aneh menghampirinya dengan membawa berkas yang Kalina yakini adalah miliknya! “ Selamat Siang. Susah tidak mencari alamat tempat ini?” ucapnya basa-basi dengan wajah tersenyum. “ Tidak!” Kalina tersenyum manis, ingat first impression itu penting! “ Oh maaf. Saya membaca disini anda melamar untuk PT. Nusa Alam bukan.” “ Iya.” “ Kalau boleh tau anda berasal dari mana?” Lah. Orang ini tak membaca CV milik Kalina apa bagaimana? “ Dari Malang, Bu.” “ Wuh jauh ya.” Kalina mengangguk singkat. Sangat jauh bahkan 14 jam kalau pakai kereta api dan pegal- pegal disekujur tubuh kalau bisa dibilang Dia seperti Jetlag! “ Sebelumnya sudah pernah bekerja?” “ Pernah, di Laudry kecil.” “ Oh, baik kalau seperti itu. Sudah tahu tentang perusahaan yang anda lamar?” tanyanya lagi. Kalina menggeleng polos, Karena saat dia melamar perkerjaan dia hanya melihat syarat jenjang Pendidikan terakhir saja. Selebihnya dia tidak membaca. “ Saya informasikan secara singkat tetang profil PT. Nusa Alam. Perusahaan ini adalah perusahaan global yang berpusat pada general contraktor terbesar se-Asia dengan tender selalu diatas 1 triliun. Dan selain itu perusahaan ini juga mempunyai anak perusahaan yang tak kalah besarnya yang mencakup hotel, tekstil dan garment. Dan gaji yang mereka tawarkan pun tak pernah main- main. Untuk sekelas staf bisa mencapai 5 juta setiap bulannya. Dan selevel sekretaris bisa mencapai 10 juta. Dengan gaji besar seperti itu mereka juga mengajukan persyaratan yang cukup tinggi juga. Mulai dari minimal pendidikan minimal SMA untuk bagian produksi dan S1 dengan IPK minimal 3,50 dan harus bisa berbahasa asing. Dan benar- benar harus bersih  dari segala tindakan  cacat hukum, catatan kesehatan dan Reverensi kerja jikalau ada. Dan mengenai Surat Catatan Kesehatan merekapun juga tidak asal percaya dengan catatan kesehatan yang kita lampirkan, oleh karena itu, mereka mempunyai rumah sakit  yang mereka tunjuk secara khusus untuk itu.” Wanita itu mulai menyebutkan salah satu nama rumah sakit terkenal di Ibukota. ' Wah keren sekali!' bathin gadis itu. “ Dan biaya Administrasi untuk masuk ke dalam anda diterima itu tiga juta rupiah.” Akhirnya kata nominal uang meluncur dari bibir wanita ini. “ Apa Tiga juta?! Mahal sekali biaya administrasinya?!” Kalina melotot. Mungkin Administrasinya mahal karena gaji disana juga besar. “ Ehm..mohon maaf, saya tidak membawa uang tunai. Apa tidak bisa administrasinya dibayar kalau saya sudah diterima bekerja saja.” Ucap Kalina bernegosiasi. “ Maaf tidak bisa. Administrasi harus dibayar dimuka, uang tersebut akan kami gunakan sebagai biaya untuk medical cek up dan biaya pelatihan kerja.” ' Mampus aku!' Ini kesempatan besar and Kalina tidak akan menyia- nyiakannya! “ Bu, saya mohon beri saya keringanan. Beri saya waktu satu jam. Saya mau cari atm terdekat disini!” ucap Kalina memohon.Wanita itu terlihat mengerutkan dahi, seperti sedang berpikir, sedangkan Kalina ketar- ketir menunggu keputusannya. ' Ayolah bantu aku!' bathin Kalina menangis rasanya. “ Baiklah anda saya beri waktu satu jam.” Ucapnya final, Kalina langsung tunggang langgang keluar ruangan untuk mencari Mbak Zaskia. “ Mbak.” Suaranya ngos- ngosan pada Mbak Zaskia, dia sedang melakukan panggilan telepon. “ Ada apa?” “ Anterin aku nyari atm, cepetan!” panik level dewa. “ Itu!” teriak Kalina spontan menunjuk atm berlogo bank ternama. Kalina langsung turun dari motor dan masuk ke dalam. Kepala dan seluruh tubuh bergetar, keringat dingin mulai membasahi dahinya. Tiga juta rupiah bukan uang yang sedikit! Dan uang yang dia miliki ini adalah hasil menabung sejak SMA serta tambahan uang saku dari Bapak Lukman. Dan dia janji akan memanfaatkan uang ini dengan sebaik- baiknya! Tersisa sekitar lima ratus ribu kalau dia pakai tiga juta pasti tidak akan menjadi masalahkan. Uang itu akan ia ganti dengan gaji pertamanya nanti.   *   “ Kenapa kamu tidak bilang kalau masuk lewat yayasan sih! Jadi bagaimana tadi?" tanya mbak Zaskia saat Kalina keluar dari ruangan sempit itu. Tadi dia  terus bertanya kenapa anak itu buru- buru sekali ke ATM tapi sama sekali tidak dibalas. “ Masih menunggu tiga hari lagi. Nanti dihubungi sama mereka.” “ Oh.” balasnya singkat dan kami kembali pulang. Ada yang bilang kalau menunggu adalah hal yang paling membosankan yang pernah ada? Beruntung hanya disuruh menunggu tiga hari bahkan dulu Kalina pernah mengalami lebih buruk dari ini, hampir dua minggu waktu itu. Ya tapi untung seorang Kalina berhasil mengatasinya dengan lancar. Dan hari yang dia tunggu datang juga. Kalina sangat tak sabar menunggu hasil interview kemarin.  “ Sudah siap?”  “ Sudah dong. Ini hari penting aku nggak mau telat.” Hari senin, macet dimana-mana. Itulah yang sebenarnya yang paling dibenci dari Jakarta ini, setiap sudut jalan pasti macet, jam berapapun pasti juga macet, Tapi mau bagaimana lagi itulah resiko yang harus ditanggung karena mengadu nasib di kota besar ini. Gadis itu melirik jam tangan yang melungkar di tangannya. Masih jam tujuh, kalau dihitung- hitung dia tak akan telat sampai ke alamat kemarin. “ Kok rame banget ya, mbak?” Pasalnya ini ramai sekali beda dengan beberapa hari yang lalu. Mereka langsung turun dari motor dan menghampiri beberapa orang yang sedang bergerombol disekitar lokasi. Ada Satria disana! “ Ada apa sih, Sat?” Satria wajah itu menatap dengan wajah merah padam, marah. “ Kita semua ditipu!” ucapya dengan suara bergetar. “ Maksudnya?”  'Siapa yang menipu siapa?' pikir Kalina. “ Tempat ini bukan yayasan resmi dan tak memiliki izin. Mereka hanya menipu kita.” Air matanya mengalir. ' Tunggu kenapa bisa!' panik bathin itu. Tempat yang kemarin baik- baik saja meskipun terkesan aneh ini mulai  dipasang police line. Bahkan seorang wanita yang mengaku HRD pada Kalina kemarin diciduk polisi tepat didepan mata, dengan kepala menunduk.      Air mata mengumpul di pelupuk mata Kalina! Perasaannya kini campur aduk antara marah dan kecewa . Kalina yang mengaku tidak bakalan kena tipu malah mengumpankan diri mentah- mentah. Air matanya jatuh perlahan tanpa bisa dicegah. Uang tiga juta dengan bodohnya dia berikan pada mereka tanpa pikir Panjang. Uang yang sejatinya bisa untuk makan selama 2 bulan habis dengan percuma! Benar-benar minta dilempari  batu mereka ini!   *   Dan kinilah Kalina berada. Duduk termenung dibangku taman. Menatap para pegawai kantoran yang berlalu lalang mencari makan siang mereka. Kalau boleh jujur, kalina sangat iri pada mereka dan dia juga ingiin seperti mereka. Tapi sayang dia kurang beruntung. Kalina ini bodoh, ceroboh dan bodoh! “ Nih minum dulu!” Mbak Zaskia menyodorkan air mineral yang baru dibelinya tadi. “ Terima kasih.” Segera diteguknya air dingin itu berharap dapat mendinginkan hati karena ditipu. Bayangkan uang tiga juta hasil  menabung selama ini raib  karena kebodohannya! Coba kalau waktu itu Kalina sedikit pintar, mana ada orang kerja harus bayar dulu. Pungli?! Apalagi perjuangan panjangnya agar bisa sampai disini. Itu tidak mudah, dia harus menabung sendiri untuk bisa beli tiket dan untuk beli ini itu. Dan mereka dengan mudahnya… Arg! “ Yah beginilah namanya mencari kerjaan di Jakarta.” Ucap Mbak Zaskia tersenyum pahit. Ya bener namanya juga Jakarta. Nipu sah-sah aja. “ Yah yang penting sabar aja. Siapa tahu tiba- tiba ada rejeki yang lebih besar menanti kamu kedepannya. Yang penting jangan pantang menyerah dan selalu berdoa.” Ucapnya. Kalina menatap kosong sepanjang perjalanan pulang. Mata bulatnya tak pernah bisa berhenti menatap deretan café yang penuh dengan para pekerja yang sedang santap siang, bahkan suara tawa mereka dapat terdengar dengan jelas, seperti mengatakan, “ Bego! Cari kerja saja tidak becus!”.  Mendesah pasrah. Mungkin ini memang belum rezeki.  “ Kamu belum cerita sama Mbak kenapa kamu sampai sedih keterlaluan seperti ini?” Lebih baik jujur saja! “Aku kena tipu.” “ Hah?”Mbak Zaskia melongo.  “ Ketipu ya ketipu! Uangku raib! Tiga juta!” Kalina hampir menangis. Mbak Zaskia menghela nafas panjang dan menatapnya iba. “ Jangan ngeliatin seperti itu kalau tidak mau gantiin uangku balik!” air mata kalina mengalir dengan sendirinya. “ Sudah jangan menangis. Anggap saja kamu beramal!” Air mata Kalina makin mengalir deras. Tidak terima! Kalau beramal itu ada tempatnya dan yang pasti dapat pahala! “ Ikhlas Kalina!” Tidak bisa! Bagaimana nasibnya setelah ini dan satu hal yang kembali teringat, jangan sampai Ayah dan bunda di rumah tahu. Bisa- bisa kena pidato kenegaraan dan langsung disuruh pulang!  “ Ya ampun ..Mbak Zaskia!” Mbak Zaskia sedang melakukan panggilan telepon!Dan benar saja ponsel Kalina langsung berdering nyaring. Dan nama Bapak Lukman terpampang jelas di layar. " Kampret!" Jangan sampai- jangan sampai…! “ Ya Ayah...Lina baik kok selama disini………..” Senyum lega tak hentinya terukir dari bibir sejak sang Ayah mematikan pembicaraan mereka tadi. Terima kasih Mbak Zaskia engkau tidak bilang pada orang rumah. Apa mungkin belum, tapi setidaknya Kalina sedikit lega. Tapi yang paling penting maafkan Kalina Pak Lukman, putri anda yang cantik jelita ini bohong tadi. Tapi ini Kalina lakukan untuk bebas dari omelanmu. Dan doakan saja, Kalina cepat mendapatkan pekerjaan yang layak!  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Living with sexy CEO

read
277.8K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.6K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.4K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.4K
bc

Love You My Secretary

read
242.9K
bc

Perfect Marriage Partner

read
810.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook