Sarang Tawon

1025 Words
    Mbak Esti dengan baik hati menemani mereka, ada sekitar lima belas orang dan yang paling Kalina kenal hanya Nindya di sini, ke bagian produksi, oh ya apa Kalina sudah bilang perusahaan ini adalah perusahaan garment. Perusahaan yang memproduksi pakaian dan meng-eksportnya ke luar negeri. Kalina dan yang lain menuju lantai 2 dan Bu Susiana menghampiri anak buah barunya itu di bagian Quality Control. Dengan telaten beliau mengajari mereka setiap prosesnya. Ok sepertinya cukup mudah! Lima belas orang tadi disebar, kesetiap meja kerja supaya para junior tadi bisa bekerja sembari bertanya pada senior mereka tentang kualitas. Hingga tanpa terasa jam makan siang berdentang tepat pukul 12.00. Suasana yang pikuk membuat mereka saling dorong mendorong untuk keluar. “ Aduh!” Kalina terjengkang karena dorongan kuat seseorang. Kesal gadis itu menatap pria yang mendorongnya tadi dengan sengit karena dia sama sekali tidak berniat membantunya berdiri! Bahkan tatapan matanya terkesan mengejek sebelum pergi. " SOK KECAKEPAN!" “ Kalina, kamu tidak papa,kan?” “ Tidak!” Kalina langsung menggapai tangan Nindya yang terulur. Keduanya bergegas menuju kantin dan mengambil jatah makan siang kemudian duduk di bangku  yang telah disediakan. “ Hai anak baru, Menurut kamu bagaimana si Amar?” tanya mbak Amita, pegawai yang bisa dibilang cukup senior dan kebetulan satu meja dengan Kalina. “ Yang mana?” Alis mata Kalina yang lebat itu naik dengan lucu. “ Itu salah satu Maintenance yang paling muda yang tadi dorong kamu.” Ujar mbak Amita dengan semangat. “ Yang wajahnya mirip Siwon?” ujar Nindya semangat, bahkan dia sampai bertepuk- tepuk tangan. “ Benar!” sahut Mbak Amita girang dan mereka bertos ria. Yang mendorong Kalina tadi?! Tapi mirip Siwon dari sebelah mananya? “ Iya, tampan sekali! Apa dia single?!” mendengar kata tampan Si Nindya ini semangat sekali! “ Masih free. Tapi sayang anak- anak perawan jangan dekat- dekat dengan dia! BAHAYA! Terutama kamu.” Wanita 25 tahun itu menunjuk Kalina dengan sendoknya. " Eh apa urusan!" “ Berarti aku boleh dong!” senang Nindya. “ Wanita kegatelan seperti kamu juga jangan!” “ Kalian anak baru wajib tahu satu hal! Amar itu playboy kelas kakap dan gossip sebelum ini, dia menghamili salah satu anak produksi dan memintanya untuk digugurkan!” “ Yang bener!” “ Ini fakta, bahkan anak itu kini dikeluarkan dari sini.” “ Lalu kenapa Amar- amar itu masih disini?” Harusnya dua- duanya dikeluarkan supaya afdol! “ Pengaruhnya besar! Bahkan Mbak Esti saja tidak berani sama dia!” Wah serem amat! Dia pakai ajian jaran goyang kali ya? Dan makan siang selama hampir satu jam kami habiskan untuk berghibah ria. Topiknya siapa lagi kalau bukan Amar- amar itu. Mungkin  saja sekarang telinganya sedang panas dan berdenging- denging. “ Kalau menaruh stock barang, jangan disini!” suara itu lagi! Kalina mengangkat kepala yang sedari tadi focus pada perkerjaan. Dan manusia yang katanya mirip Tawon ini menatap Kalina galak. Tanpa basa- basi gadis itu melihat tempat stock line dan masih berada dalam garis warna kuning dan berarti tidak menghalangi jalan. “ Kalau tidak boleh ditaruh disini, kami mau taruh dimana? Apa mau dibawa pulang saja dan dikerjakan dirumah?!” . Risih sekali mas- mas satu ini, belum ada delapan jam Kalina bekerja sudah mencari gara- gara saja, tadi Kalina didorong sekarang masalah stock lalu besok apa lagi?! “ Mesinku mau lewat, stock kamu ganggu!” “ Mas, jalanankan lebar, kenapa harus lewat sini?” sahut Mbak Amita. “ Sial!” Amar kembali marah- marah dan menggeret mesinnya lewat jalan yang lain. “ Sudah kembali kerja.” Ada kilatan genit di mata Mbak  Amita.” Hati- hati kamu sudah diincar!!” bisiknya. NO! Wajah sok seperti itu, dia mau narik perhatian dengan pura- pura arrogant seperti di novel terus banyak yang kepincut lalu mengejar- kejar dia begitu?! Ya ampun itu trik jaman kapan?!   Jam berdentang tepat pukul 17.00 dan semua berberes- beres menutup stock dari Line Sewing dengan penutup Panjang. Dan mulai membersihkan area kerja. “ Ingat harus bersih, jangan sampai ada serangga, kotoran ataupun sehelai rambut yang masih ada dilantai!” teriak sang Leader. “ Kemarin, para leader dikumpulkan, ada masalah dari Jepang sana, ada semut yang mau ikut tamasya dan diciduk sama orang sana, jadi deh kita semua yang kena!” ucap salah satu QC senior menjelaskan pada mereka anak baru. " Seketat itu ya kalau berurusan dengan kualitas Eksport?" bisik Kalina. “ Bahkan wajah Tuan Adam yang biasanya tampan seperti patung Yunani berubah jadi mirip genderuwo.” Gidik Mbak Amita. " Patung Yunani?" Apa tidak terlalu Hiperbola untuk mendapatkan julukan seperti itu. “ Iya Tuan Adam yang very tampan nomor satu ya ampun kita harus kerja dengan baik biar wajah Tuan Adam tidak seperti genderuwo!” sahut yang lain. “ Kamu belum lihat pak Adam, kan? Kujamin, para idol K-pop kalah ah tidak saingannya itu actor- actor luar negeri yang pada berjambang- jambang itu. Aku saja menyesal telat tahu ada makhluk setampan beliau, coba aku tahu duluan. Mungkin, aku tidak bakalan nikah dengan si Ibnu Gambreng!” Seloroh Mbak Amita, wanita itu menikah 4 tahun yang lalu sebelum masuk ke perusahaan ini dan sudah dikaruniai buah hati berusia 3 tahun.  “ Bahkan yang namanya Amar saja langsung basi kalau disandingkan Pak Adam.” Sahut yang lain. Kalina jadi tidak yakin kalau CEO kami itu tampan buktinya saja Amar yang lebih mirip Sarang tawon saja dikata mirip SIWON SUPER JUNIOR. Ya mungkin beliau sang CEO memang terlalu tampan seperti dewa Yunani untuk mereka yang cuma seorang kuli ini. “ Kalina, ayo cepat!” sahut Nindya yang telah menunggu didepan absensi. Mereka berjalan beriringan setelah keluar dari Gedung dan diperiksa oleh Bu Security. “ Kamu pulang naik apa?” tanyanya. “ Naik angkot.” “ Oh begitu, bagaimana kalau bareng sama aku, aku bawa motor!” tunjuknya pada kunci berbandol mickey mouse. “ Ayo!” lumayan hemat ongkos! Keduanya berjalan beriringan menuju parkiran karyawan. “ Si Amar!” sentak Nindya langsung membawa Kalina sembunyi, mengintip si sarang Tawon dengan salah satu anak produksi. Sepertinya mereka sedang bicara serius. Bahkan terlihat si Amar berusaha menenangkan gadis itu. “ Coba kita tebak habis ini dia mau apa?” Mana Kalina tahu. Mungkin setelah ini mereka ciuman setelah debat- debat dipojokan seperti itu. “ Setelah ini mereka ciuman!” tebak Nindy kegirangan dengan menutup wajahnya gemas. “ Atau mungkin, dia salah satu korban sarang Tawon yang dihamili.” “ Mana ada! Itu hanya gossip! Sama seperti gossip wajah Tuan Adam yang tampan nomor satu berubah jadi wajah Gender uwo!”  “ Kampret!” Kalina memaki pelan saat dua kepala diujung sana mulai menyatu dan saling berbelit. “ Arg!” Nindya! Dua orang yang saling menautkan bibir itu langsung terpisah. Sedangkan Kalina dan Nindya sudah tunggang-langgang keluar dari parkiran sebelum hidup mereka kacau disengat Tawon nantinya. " b******k sekali sarang Tawon itu. Semoga dia kena Azab!" maki Kalina
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD