Ken mengambilkan satu lingerie kesukaannya.
Oh astaga! Bagaimana jadinya ketika Lila pakai ini!
Hati Ken berkecamuk, lidahnya mulai membasahi bibirnya yang kering. Juga tangannya yang
sudah mengelus lembut bagian bawahnya sendiri.Sedangkan Lila masih tak menyangka,
bagaimana dirinya nanti saat memakai lingerie milik Ken.
Ken sengaja memilih yang tranparant, Ken ingin liat apa tubuh Lila memiliki pahatan yang
bagus bak gitar Spanyol, atau rata tapi dapat menjadi penggugah selera Ken?
Entahlah. Yang Ken inginkan hanya melihat sekretarisnya , yang akan menjadi wanita pertama
yang Ken lihat menggunakan lingerie pilihannya secara live. Dan hanya dirinya! Hanya Ken lah
yang dapat menyaksikan nya. Setelah itu ken akan menyuruh Lila berjoget diatas kasurnya
dengan gerakan- gerakan menggoda.
Oh! Shit...
Ken membayangkan tubuh Lila yang tengah menggodanya. Hampir lupa, Lila bisa kabur kapan
saja."Ayo pakai!" Pinta Ken seraya menarik Lila kedalam kamar mandi.
Lila diam tak bereaksi. Ken mendengus sebal, Ken sudah tidak sabar sekali.
"Saya yang pakaikan mau?!" Ancam Ken pada Lila.
Lila menggeleng takut, selama 6 tahun Lila tak pernah diperlakukan begini. Seketika Lila
menyesal karena berniat baik membersihkan kamar bosnya dan sudah lancang melihat - lihat
majalah dewasa milik bosnya.
Lila memasuki kamar mandi yang terletak di dalam kamar Ken seraya membawa lingerienya.
Lila tak henti-hentinya melapalkan doa agar dirinya diselamatkan, entahlah dirinya yang dulu
adalah gadis pemberani. Tapi kenapa saat bertemu dengan Ken nyalinya jadi ciut, seakan - akan
pasrah dengan apa yang Ken perintahkan.
Apa karena sudah menjadi kebiasaannya untuk menuruti keinginan Ken sedari dulu?
Huft..!
"Jangan lama- lama Lila..!" Teriak Ken dari luar seperti monster yang tengah kelaparan.
Lila masih terpaku ditempat.Tapi suara gedornya pintu yang semakin kencang membuatnya
semakin takut. Lila mencoba membuka bajunya dan melepaskan dalamannya lalu segera
memakai lingerie atasnya.
Lila kaget melihat pantulan dirinya yang kelewat seksi. Lingerie yang transparant membuat
seluruh badan Lila terekspos. Hanya bagian bawah saja yang masih tertutup celana jins.
"Lila...!"
"Lilaaa buka pintunya sekarang!"
"Tidak buka sekarang, atau kamu saya perkosa sekarang juga!"
Lila refleks segera membukakan pintu kamar mandinya untuk Ken. Beruntung nya Lila yang
sudah memakai handuk bathrobe milik Ken lebih dulu sebelum membuka pintu kamar
mandinya.
"Pak Ken kenapa di- " belum selesai Lila bicara Ken sudah menutup mulut Lila dengan telapak
tangannya.
Lila mencoba berontak.
"Hmmfff...ppphh!"Ken menutup mulut lila dengan tangan nya.
"Diam Lila! Jangan berisik mamah disini!" ucap ken mengingatkan. Mendengar perkataan Ken
yang terakhir membuat Lila terdiam.
"Anak baik..." ujar Ken seraya mengelus pucuk kepala milik Lila.
"Kalau mamah sampai tahu, bukan hanya aku yang dapat masalah lil, kamu juga pasti dapat!"
Tegas Ken. "... menikah dengan saya..?" Bisik Ken seraya menjilat sedikit daun telingan Lila.
Lila yang diperlakukan begitu hanya bisa menahan nafasnya, dan bergidik menahan geli.Terlihat
Ken yang tersenyum miring. "Kenapa, gak tahan ya..?" Ledek Ken tepat didepan muka Lila, Ken
meraba b****g Lila.
Wajah Lila memerah. Bayangkan ada pria tampan m***m yang sedang menggoda hasrat mu, apa
yang bisa kamu lakukan untuk menghentikannya?
Oh astaga! Lila tidak bisa berfikir jernih.
Bajingan, Ken memang b******n, kata itulah yang tersemat dalam dipikiran Lila saat ini.
Ken membuka bathrobe Lila perlahan. Ken bisa memprediksi Lila sudah memakai sebagian
lingerie nya terlihat dari kaos Lila yang sudah terdapat pada gantungan baju milik Ken. Berarti
Lila sudah melepasnya bukan?
"Kenapa yang dibawah belum kamu pakai Lila..?" Kata Ken dengan wajah menyebalkannya
yang tengah menahan nafsu.
Ken melepaskan ikatan bathrobe Lila, tangan satunya ia gunakan untuk menarik tekuk Lila dan
mencoba mencium Lila. Jarak mereka hanya 3 cm lagi."Ken, keluar! mamah tahu kamu
didalam..!"
Shit!