Anggi akhirnya menang. Setelah dia merajuk dan meninggalkan Ayahnya di rumah sakit, kini Ayahnya yang semula tidak setuju dengan keputusan Anggi yang akan menikah dengan seorang duda, akhirnya luluh. "Apa kamu yakin dia enggak akan menyakiti kamu?" tanya Papinya ragu. Anggi tersenyum. Satu tangannya menyentuh tangan Papinya itu. "Bukannya Anggi sudah bilang? Sekalipun nantinya dia akan menyakiti Anggi, Anggi yang akan tanggung semuanya sendiri karena ini adalah pilihan Anggi. Anggi enggak mau membebani Mami dan Papi. Cukup doakan saja supaya Anggi bisa bahagia." Papi dan Maminya saling pandang. Ada ragu di mata mereka mengizinkan anak gadis mereka menikah dengan seorang duda. Anggi adalah wanita yang cantik dan juga cerdas. Namun karena sesuatu, Anggi mulai menutup diri dan mengubah

