Dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa, Anggi melewati meja sekretaris yang ada di depan ruangan Agung. Dia bahkan mengabaikan sekretaris wanita yang menyapanya dengan ramah. Saat ini Anggi sedang berusaha menahan rasa kesalnya. Bagaimana tidak? Hubungannya dengan Agung hanya lah sebatas hubungan atasan dan bawahan, mereka tidak sedekat itu sampai bisa meminta tolong secara pribadi seperti yang Agung lakukan tadi. Apalagi dengan alasan yang tidak Anggi ketahui, pria itu malah berniat untuk mengajak Anggi ke acara pertunangan mantan istrinya. Apa bosnya itu gila? Dari sekian banyak wanita yang menjadi bawahan pria itu, kenapa harus Anggi yang bahkan dihindari oleh banyak orang di kantor ini? Semua orang tahu bahwa Anggi bagaikan public enemy, dimana semua orang secara umum tidak menyuk

