"Anggi, kamu bercanda, kan? Kamu ngomong begitu, cuma karena kamu enggak mau nikah sama aku? Iya, kan? Karena mau dipikirkan bagaimana pun, enggak mungkin--" "Enggak mungkin apa?" Anggi mendelik, menatap tajam pada Hadi yang entah darimana terlihat sebagai pria yang baik di mata Papinya. "Enggak mungkin ada orang yang bakalan suka sama saya dengan penampilan saya yang begini?" Hadi membuka mulutnya, namun kemudian membuang muka ke arah lain. "Bukannya begitu. Tapi maksud aku, kamu kan selama ini sengaja menutup diri buat enggak dekat sama siapapun. Jadi rasanya sulit dipercaya kalau kamu bilang kamu punya pacar, bahkan calon suami." Anggi tidak ingin mendengar apapun dari mulut pria seperti Hadi. Maka kemudian dia mengabaikan keberadaan pria itu dan fokus pada Papinya. "Anggi enggak m

