Darren Segera aku bersiap untuk pergi ke kantor. Akan tetapi, ketika hendak memaki sepatu, aku lagi-lagi tersadar kalau perusahaan baru akan buka jam tujuh. Sementara sekarang jam enam juga belum dan perjalanan mobilku ke sana hanya lima belas menit. Aku mengusap wajah frustasi, lalu pergi ke dapur untuk menemui beberapa pekerja. "Apa wanita yang di kamar sana sudah sarapan?" tanyaku kepada seorang wanita yang sedang mencuci piring. "Mbak Anya?" "Ya." "Sudah, Pak. Tadi katanya mau sarapan nasi goreng sayur dan daging, langsung saya buatkan dan dia makan dengan lahap," jelasnya membuatku menghela napas lega. "Kenapa kamu mau melayani dia, sedangkan kamu sendiri tidak tahu dia siapa?" tanyaku heran. "Maaf kalau saya sudah lancang, Pak. Pas pertama datang ke sini dan saya membersihka

