Darren Segera aku bangkit dan hendak berjalan ke arah mereka, tetapi tangan ini lebih dulu ditahan oleh pria yang ada di hadapanku. "Jangan ke mana-mana, adikku akan ke sini," pintanya penuh penekanan. Aku segera menepis tangan itu. "Maaf, ada hal yang harus saya utamakan. Sebentar saja," pintaku lirih, lalu berjalan ke arah meja Anya, tetapi di sana sudah kosong. Tidak ada siapa-siapa. Jantungku berdetak lebih cepat. Kali ini bukan karena cinta atau orang yang kucintai, tetapi karena takut dia akan luluh oleh pria itu dan menjauh dari hidupku. Akan tetapi ketika aku sampai di sana, meja ini sudah kosong. Tidak ada siapa pun. Segera aku berlari keluar dan mencari merdeka, namun tetap tidak ada hasil. Hampir saja aku menangis karena dia tidak berhasil kutemukan. Sungguh, aku takut dia

