Lavanya "Mas Yogi jangan bercanda seperti itu." Alita menatapnya tajam. "Sebaiknya kita dengarkan dulu penjelasan Mbak Anya." "Percuma, Anya tidak akan mau menjelaskannya." Mas Yogi berucap kesal. "Selama ini dia selalu merahasiakan banyak hal." "Benar juga, sih. Sepemikiran." Alita kembali ikut Mas Yogi. Duh, benar-benar orang yang tidak punya prinsip. "Pokoknya tidak ada apa-apa. Aku ke sini niatnya cuman untuk simpan tas, lalu pergi ke masjid seberang," jelasku kemudian. "Lagi pula kenapa kalian sudah ada di sini? Kan waktu kita buka masih lama." Aku menatap mereka bergantian, guna untuk mendapatkan jawaban. Sayangnya mereka sama sekali tidak mengatakan apa pun. Hanya saling tatap, lalu tersenyum lebar. "Rahasia," jawab mereka bersamaan. "Kalau kamu mau ke masjid, sini tasnya ti

