Dengan langkah seribu, aku segera kembali ke ruangan tim 5B. Sayangnya sekarang di sini hanya ada aku seorang. Untung saja ruangannya dikunci, jadi aku bisa duduk di luar dan tidak bisa dicurigai kalau di dalam ada yang kehilangan sesuatu.
Memang aku tidak bisa berpikir negatif terhadap orang lain, tetapi waspada tetap harus. Jangan sampai nanti orang yang makan nangkanya, aku makan getahnya. Sama seperti pernikahanku dengan Mas Darren.
Aku yang menikah dengannya dan mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari mama mertua, hanya karena aku masih belum punya anak. Padahal, Mas Darren sendiri yang salah. Kalau saja dia ... ah, sudahlah.
Aku sudah enggan mengingat hal itu. Mulai sekarang aku akan berusaha untuk menjauh darinya sebisaku. Jangan sampai dia merendahkan aku seperti sebelum-sebe
