[ Daddy 03 - Lelaki Brengsekk ]

1282 Words
[ Daddy 03 - Lelaki Brengsekk ] Jangan lupa tekan Tap Love dan Komen ya guys! . . . Happy Reading! . . . [Area Perumahan Elite Anggrek] Melihat Siera berhasil pergi tanpa kendala, sosok tampan berambut ikal tersebut langsung mendecih kesal. “Ck, dia berhasil kabur.” Berjalan menuju area rumah dimana tiga orang lainnya menunggu. “Siera, kabur lagi? Hh, dia bahkan belum sempat sarapan.” Ideon mendekati sang kakak. Melihat makanan yang sudah tersaji di atas meja, Ia mendesah pendek. “Hh, aku mau istirahat lagi kalau begitu. Tolong kau pantau apa anak nakal itu sudah sampai sekolah atau membolos lagi.” desah Arkhi. “Baiklah, kau tidak lupa ‘kan kalau ada inspeksi ke sekolah hari ini?” ujar Ideon mengingatkan. Melihat sang kakak seolah enggan, “Hh, pukul berapa aku lupa,” Mereka berdua seolah melupakan keberadaan dua wanita yang kini terdiam bingung. Sampai akhirnya Amanda berjalan mendekati Arkhi, “Arkhiel, kau tidak mau sarapan dulu? Aku sudah membuatkan sarapan untukmu.” Bergelayut manja di lengan lelaki itu. Begitu juga Lisa, memeluk tubuh Ideon dari belakang. “Benar! Kita sudah rela bangun pagi untuk itu!” “Lagipula, apa-apaan kalimatmu tadi. Kami tersinggung tahu!” decak Amanda sekali lagi, mengerucutkan bibirnya, dengan sengaja menempelkan d**a berukuran cup e tepat di lengan Arkhi. “Kau tidak tahan dengan aroma parfumku? Bukannya itu kau yang belikan, bagaimana sih. Aku sudah memakainya untuk malam kemarin, tapi kau malah tidur di kasur Siera.” Lisa ikut menegur Ideon, “Seharusnya kau membangunkanku, Ide. Jadi aku bisa tidur dengan tenang. Mana mungkin tidur di samping Siera bisa membuat kalian lebih tenang,” Arkhi merenggangkan tengkuknya beberapa saat, menguap sekali lagi. “Memang begitu kenyataannya, aku lebih suka aroma tubuh anak nakal itu daripada parfum mewah.” Sebelum Amanda protes lagi, Arkhi bergerak menjauh dari pelukan wanita itu. Dengan alis tertekuk, “Lagipula, siapa yang mau tidur pakai parfum mewah dan menyengat? Hidungku tidak kuat,” Menyentil kening Amanda sekilas, sosok dingin itu tersenyum tipis. “Belajarlah dari Siera,” Ideon mengangguk setuju, “Aroma baby parfum Siera memang menenangkan. Dia juga tidak banyak bergerak saat tidur,” Lisa langsung menginjak kaki laki-laki di depannya, “Itu karena kalian menghimpitnya!! Wajar dia tidak bisa tidur tenang!!” Berbalik dan mengambil jaket, “Rugi aku menginap di sini tapi kau malah tidur dengan gadis itu! Apa bagusnya dia,” Tanpa sadar menggerutu, mengejek Siera tak suka. “Aku mau pulang, antarkan aku, Ide!” tukasnya angkuh. Tidak menyadari bagaimana Ideon masih berdiri di posisinya, dengan senyuman tipis. “Hh, astaga, sepertinya bensin mobilku habis. Akan kuhubungi taksi sekarang,” Lisa menganga, wanita itu menghentak kesal. “Tadi kau sendiri memberi kunci mobil pada Arkhiel, itu berarti mobilmu masih bisa dipakai ‘kan?!” Ideon masih tersenyum polos, “Itu mobil khusus untuk mengantar Siera. Aku tidak bisa menggunakannya untukmu,” Menekan beberapa nomor taksi. Mobil khusus untuk Siera?! Apa-apaan laki-laki ini! “Kau punya banyak mobil, dan satupun tidak ada bensin?! Jangan bercanda!!” Amanda melihat jelas sikap Lisa, tempramennya cukup tinggi, dan mudah tersinggung sekilas Ia melirik Arkhiel di sampingnya. Berpikir bahwa lelaki itu akan terganggu, tapi yang ada dia justru menguap lagi. Berbalik menuju kamarnya, “Ideon, tolong urus wanita itu. Telingaku sakit mendengar teriakannya.” Wajah Lisa memerah, saat Arkhiel mengejeknya dengan sengaja, “Lain kali bawalah wanita yang pendiam dan lembut seperti Amanda. Merepotkan sekali,” Wajah malas itu berubah drastis saat melihat kucing kesayangannya mendekat. “Momo!” Menggendong kucing tersebut, “Kita tidur sama-sama hari ini,” Tersenyum kecil, satu senyuman yang jarang Amanda lihat saat bersama Arkhi selama ini. “Arkhiel, lalu bagaimana denganku?” “Oh, kau mandi saja dan ganti pakaianmu. Hari ini kau ada kelas ‘kan pukul sepuluh,” ucap Arkhi tanpa menatap Amanda. Berjalan menaiki lantai dua. Sementara Amanda hanya bisa mendesah, meski dia bisa mendekati laki-laki itu dan menginap di rumah ini. Tetap saja, di mata Arkhiel kucingnya always number one. Tak cuma itu, setiap detik, menit dan jam kemarin mereka bersama, hanya ada nama Momo dan Siera yang keluar dari bibirnya. Apalagi saat mendengar ucapan lelaki itu tadi, tentang membawa wanita berbeda setiap minggu dan mengenalkannya pada Siera. ‘Hh, hobi mereka benar-benar buruk,’ Tidak seperti Lisa yang langsung melempar bantal tepat ke arah Ideon dan pergi dari rumah itu dalam keadaan mengamuk. Amanda bisa lebih sabar, menghadapi Arkhiel yang lima tahun lebih muda darinya. Namanya juga berondong. Menatap dadanya yang besar dan menggoda, ‘Padahal tubuhku sudah sempurna dan sebesar ini, tapi dia sama sekali tidak tertarik,’ Semalam pun, Arkhiel sama sekal tak menyentuh tubuhnya, dia sudah lebih dulu pergi dan tidur bersama Siera. Meragukan apa Arkhiel itu normal atau tidak. Dia cukup menyimpannya sendiri. . . . . . Amanda berniat merapikan terlebih dahulu semua piring yang tersisa di meja makan. Melirik ke arah Ideon tengah sibuk dengan sebuah tab di tangannya, “Apa yang kau lakukan?” tanya wanita itu sembari mencuci piring. Ideon tersenyum tipis, “Mengawasi, Siera.” jawabnya singkat. Gerakan Amanda terhenti sesaat, menatap aneh lelaki itu, “Mengawasi? Apa harus seketat itu? Siera ‘kan sudah besar, dia bisa mengurus dirinya sendiri.” Masih terfokus pada tabnya, “Kami berdua hanya mengkhawatirkan Siera,” ‘Khawatir?’ batin Amanda bingung, “Memangnya ada masalah apa sampai-sampai kalian harus mengawasi Siera seketat itu,” Sekilas Ideon mengalihkan pandangannya, menatap Amanda tajam. Hanya sebentar, sebelum tatapan itu kembali hilang, digantikan senyum tipis. “Kau selama bekerja di sekolah itu, apa pernah sekali saja mengawasi Siera. Seperti apa kegiatan dan teman-teman gadis itu?” Terdiam sesaat, Amanda mengusap tangannya dengan handuk, berjalan mendekati Ideon, “Hh, maaf. Karena pekerjaan di sekolah cukup banyak, jadi aku tidak begitu memperhatikannya.” Ideon mengendikkan bahu, “Aku tidak menyalahkanmu, Ibu Amanda.” Kali ini duduk tepat di samping lelaki itu, “Kalian sepertinya sayang sekali dengan Siera.” Senyuman Ideon makin terlihat, bahkan saat tab itu kembali layar screen. Foto Siera yang tengah mengerucutkan bibir terpampang jelas. “Ya, kami memang sangat menyayanginya.” Mencoba untuk bercanda, Amanda menepuk pundak Ideon singkat, “Saat Siera punya kekasih nanti, kalian harus siap-siap untuk mengubah sifat overprotective itu nanti.” Tidak tahu bahwa semua candaan Amanda mampu membuat Ideon berhenti tersenyum. Lelaki itu berdiri sigap, “Terimakasih sudah membuatkan kami sarapan pagi, aku ingin beristirahat sebentar.” Entah ini hanya perasaan Amanda saja, tapi aura Ideon tiba-tiba berubah, tidak senyaman tadi. Pandangan wanita itu pun menatap sang lelaki dengan ragu, berusaha untuk bertingkah normal. Tapi saat tubuh Ideon berbalik dan melihatnya dengan senyuman tipis, “Ah, untuk kata-katamu tadi. Akan aku ingat,” “Ha?” Manik abu-abu menatap datar, dingin dalam beberapa detik tubuh Amanda membeku. “Siapapun yang berhasil mencuri hati Siera. Orang itu harus memiliki kelebihan dan kekayaan melebihi kami berdua, jika tidak,” Ucapan Ideon terhenti, Digantikan senyuman lagi, “Kami tidak akan segan-segan mengirimnya jauh pergi dari negara ini selamanya.” Sepertinya Amanda lupa, julukan seorang Khailan Ideon Mahesa yang cukup terkenal di mata semua wanita. Malaikat berhati iblis. Malaikat ibarat kata senyuman lelaki itu selalu bisa memikat semua lawan jenisnya hingga tak berdaya, terkena tipu daya dengan mudahnya. Lalu iblis, dibalik senyuman itu sering kali mereka mendengar banyak umpatan, makian dan ancaman keluar begitu polosnya. Hingga membuat semua orang menganga tak percaya. Seperti Amanda contohnya. Pertama kali Ia melihat nada berat baritone itu menekannya sedemikian rupa, bentuk dari ancaman manis Ideon bagi siapapun yang berani mendekati Siera. Saat lelaki itu berjalan ke lantai dua, barulah dia bisa bernapas. Menyender pada kursi dengan degup jantung tak teratur. “Astaga,” Mengatur napas sesekali, alis Amanda tertekuk. “Mereka itu sebenarnya wali atau kekasih, Siera? Aneh sekali,”   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD