Sepenggal Keinginan Seorang Ibu.

5000 Words
" Zin kau tak apa-apa? ingatlah dengan janji mu Zin kau akan buat kami bisa bebas hidup untuk diri kami tanpa harus dihantui oleh seseorang, tanpa harus terus merasakan pemaksaan yang tentu saja menyiksa kami, kau janji akan mengeluarkan kami dari segala siksaan ini Zin. Kau bilang kau akan mempertemukan ku dengan anak ku kan Zin? terima kasih itu adalah hal yang sangat aku tunggu Zin, itu adalah hal yang sangat aku inginkan dalam hidup ku Zin. aku pegang janjimu itu aku tunggu apa yang kau katakan itu Zin. Oh Zin lihat, kau lihat itu? ada sebuah benda yang besar disana seperti sebuah kunci yang menghalangi pintu tersebut sehingga kau tak bisa membukanya. Kau sudah mencoba lubang kunci tersebut dengan alat yang kau bawa Zin? oh aku pikir kau sudah mencobanya dan kunci yang kau bawa itu terlalu kecil untuk bisa menggerakan kunci tersebut Zin? benarkah itu? tunggu Zin itu lebih baik dari pada kau melihat kunci yang ada disana lebih kecil dari kunci yang kau bawa Zin. Sekarang lihatlah ini Zin, kunci ini terlihat terlalu kecil untuk bisa cocok dengan kunci tersebut? tapi bagaimana jika kita menambah kunci kecil tersebut dengan kunci yang kecil lagi Zin? itu bisa dilakukan, benar? aku menunggu mu Zin, menunggu janji mu, dan kau harus ingat jika diluar sana ada orang yang menunggu juga Zin. Kau menyayanginya akan Zin? kau tentu tak ingin meninggalkannya sehingga membuat dia tersiksa, dan bersedih, kau tak ingin seperti itu kan Zin, jika apa yang aku katakan, ayo bangunlah Zin bangun dan berjuang lah untuk hidup mu, hidup kita menjadi lebih baik, keluar dari penjara kejahatan ini Zin," " Ah, ( Zin sedikit berteriak, lalu terdiam, dengan wajah yang sangat kacau dipenuhi dengan keringat, dengan nafas yang terngah-engah ). Baik bu aku akan melakukannya, maaf aku sempat mengeluh karena alat yang aku bawa tak ada yang sesuai dengan apa yang harus aku hadapi ini bu, maaf. Aku sudah berjanji dan aku akan menepati itu bu, aku sudah berjanji dan aku akan menepati itu bu, aku akan menepati itu bu, aku akan bu, tunggu saja,"ujar Zin dengan wajah menahan tangis di matanya, yang yakin bicara seperti itu kepada ibu Endi. " Apa nak? apa yang kau katakan, kau tak apa-apa? kenapa keadaan mu terlihat sangat kacau seperti ini? ada apa, tadi aku lihat kau terdiam sambil menunduk, dan memeluk kedua kaki mu, ada apa nak? ada masalah dengan semua ini? aku harap kau tak memaksakan diri nak, karena jika disini kau malah kebingungan, masih ada cara lain untuk bisa melakukan hal yang kau rencanakan nak, apalagi Exlin tentu saja tak akan membiarkan mu sendirian kan nak?"ujar ibu Endi seperti itu khawatir melihat Zin yang saat itu terlihat sangat kacau dengan dirinya yang menahan tangis, dan tentu saja terlihat sangat bingung dan cemas. " Ah, apa? bukannya tadi ibu Endi bicara kepadaku? kenapa sekarang ibu Endi malah balik bertanya ( dalam hati Zin berkata seperti itu ). Oh bu maaf aku tadi sedikit lelah dan pusing karena tadi aku tidur di waktu pagi, dan aku bangun di waktu yang masih belum terlalu siang sampai aku tentu saja kurang mendapatkan jam istirahat yang membuat ku merasa pusing, dan masih saja lelah dengan ini bu, maaf sepertinya tadi aku melamun maaf bu. Baiklah aku pikir sudah cukup untuk ku berpikir sampai aku terbawa ke dalam lamunan, maaf bu sekarang aku akan melanjutkan apa yang aku ingin ketahui dengan pintu ini bu, maaf bisa kau terus diam disana mengawasi keadaan bu. Aku akan mencoba membuka pintu ini sekarang,"ujar Zin berkata seperti itu beralasan mengapa Zin bisa seperti barusan, sampai terlihat sangat kacau dengan wajahnya yang mengkhawatirkan di penuhi dengan keringat dan seperti memiliki pikiran yang begitu berat saat itu, sampai akhirnya Zin langsung saja bilang seperti itu akan mencoba kembali apa yang sedang Zin lakukan sekarang. " Ya baiklah nak jika seperti itu, tapi aku harap kau tak memaksakan diri nak, karena percuma jika kau memaksakan diri dan hasilnya kau malah menjadi pusing, dan kelelahan yang akan berakibat buruk terhadap dirimu nak. Kau bisa kan menunggu Exlin, jadi setelah Exlin pulang kalian bisa bekerja sama untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada sekarang nak?"ujar ibu Endi masih saja khawatir dengan keadaan Zin yang saat itu terlihat kebingungan dengan pintu tersebut. " Y abu aku tak apa-apa, aku akan berhenti jika aku sudah merasa sangat lelah, dan tak akan memaksakan diriku bu. Kau tenang saja aku tak akan memaksakan diriku bu,"jawab Zin dengan langsung saja kembali mengalihkan pandangannya kepada pintu tersebut, dengan ibu Endi yang saat itu langsung saja pergi kembali ke dekat pintu agar bisa mengawasi keadaan diluar. " Apa benar aku tadi hanya berhalusinasi? tapi halusinasi yang aku alami begitu tepat, apa yang di katakan oleh seorang wanita seperti ibu Endi itu sangat benar dengan kenyataan yang sedang aku hadapi ini. Ah sudahlah jika itu memang benar halusinasi aku pikir itu adalah sebuah halusinasi yang sekaligus memberikan ku petunjuk, dan pertanda jika apa yang sedang aku usahakan sekarang benar. Memikirkan hal itu tentu saja membuat ku menjadi memiliki sebuah motivasi, jika apa yang aku lakukan adalah hal benar dan bisa saja itu sebuah pertanda jika apa yang aku lakukan akan bisa berhasil, terima kasih siapapun itu. Terima kasih atas perkataan mu yang tentu saja membuat ku termotivasi untuk terus berusaha melakukan rencana ini sampai aku benar-benar bisa berhasil. Terima kasih,"ujar Zin berkata seperti itu dengan perasaan yang luar biasa senang karena meskipun itu hanya sebuah halusinasi tapi halusinasi tersebut begitu bisa memotivasi Zin, agar apa yang sedang dilakukan Zin bisa berhasil. Sampai tanpa bicara, dan berpikir apa-apa lagi Zin langsung saja kembali mengamati sebuah pintu tersebut yang memang mur yang ada dalam pintu tersebut berbeda dengan sebuah kunci yang Zin bawa. Tapi mengingat kembali kepada sebuah perkataan yang Zin dapatkan dari halusinasi tersebut yang bicara tentang kunci yang lebih kecil dari kunci yang lebih besar, Zin berpikir jika seperti itu tentu saja kunci yang terlalu besar ini masih bisa Zin akali, dan Zin pun mencobanya. Zin memasukan kunci yang Zin bawa dan mencoba memasukannya kepada mur tersebut, dan tentu saja kunci yang Zin masukan tetap terlalu kecil, sampai tak sengaja jika Zin menyentuh sebuah kunci yang lain dengan tangan satunya lagi, sehingga Zin terpikir sesuatu saat itu. " Aku mengerti, aku mengerti apa yang tadi aku dengarkan tentang sesuatu yang terlalu besar tentu saja lebih baik dibandingkan dengan sesuatu yang terlalu kecil, dan maksud dari perkataan itu adalah kunci yang aku bawa terlalu kecil dengan mun ini, tapi itu bukan masalah karena ( Zin langsung mengambil salah satu kunci kembali saat itu ), ini dia aku akan mencobanya,"Zin berkata seperti itu dalam hatinya sendiri, dan langsung saja menggabungkan kedua kunci tersebut sehingga kunci tersebut yang tadinya terlalu kecil bisa cocok dan masuk ke dalam mur tersebut karena 2 kunci tersebut cocok dan bisa merubah posisi mur tersebut sehingga tentu saja itu membuat Zin sangat senang saat itu. " Blag,"ibu Endi mendengar suara tersebut dari luar. Dengan kaget ibu Endi langsung saja melihat apa yang terjadi saat itu. Betapa kagetnya ibu Endi saat itu karena ibu Endi melihat jika suara tersebut berasal dari sebuah pintu yang kembali di buka dengan kencang oleh anak buah Jhat saat itu, sampai tentu saja ibu Endi langsung memberitahukan hal itu kepada Zin yang tengah merasa sangat bahagia karena apa yang Zin usahakan membuahkan hasil yang baik saat itu. Tapi sebuah kebahagiaan tersebut harus sirna karena ibu Endi langsung saja bicara jika ada anak buah Jhat yang masuk ke dalam ruangan, dan sepertinya dia mencari seseorang dengan tegang, ibu Endi langsung saja menghampiri Zin saat itu. " Nak lebih baik kau cepat masuk ke dalam sana, karena sepertinya anak buah Jhat masuk dia seperti sedang mencari seseorang aku takut jika dia sedang mencari," " Tak apa-apa bu tenang aku belum bisa membuka semua mur yang menjadi kunci di pintu ini, tapi aku sudah tahu jika pintu ini bisa dibuka dengan menggunakan alat ini. Sekarang aku harap kau perhatikan saja dulu dia jika bisa alihkan perhatiannya jangan sampai dia melihat kemari bu, aku akan memindahkan tempat tidur ini terlebih dahulu, lalu pergi, pura-pura aku tak ada di ruangan ini, jangan sampai dia tahu jika aku sudah dari ruangan ini, dia akan heran kenapa aku bisa berada di ruangan ini bu. Kau paham hal ini kan bu?"ujar Zin berkata seperti itu, dengan dirinya yang tentu saja malah ikut tegang dengan anak buah Jhat yang sedang mencari seseorang saat ini. Sehingga saat itu Zin dengan cepat langsung saja memindahkan tempat tidur itu kembali ke tempatnya semula, agar jika ada yang melihat isi dalam kamat ibu Endi tak heran dengan kondisi kamar ibu Endi yang tiba-tiba berubah. Ibu Endi pun sudah melihat jika Zin sudah selesai membereskan kembali posisi tempat tersebut sampai Zin langsung saja menghampiri pintu, mencoba mengintip keluar sana, melihat anak buah Jhat tersebut. Lalu terlihat jika anak buah Jhat tersebut menunjuk ke arah seseorang, saat Zin lihat ternyata yang di tunjuk oleh anak buah Jhat itu adalah ibu Endi, dengan kaget Zin tentu saja merasa marah takutnya anak buah Jhat melakukan hal yang buruk kepada ibu Endi saat itu. Sampai saat ibu Endi sudah menghampiri anak buah Jhat, dia langsung bicara. " Kemana anak yang baru tadi malam kami pekerjakan heh? aku tak melihatnya disini apa kalian menyembunyikannya? jawab,"dengan lantang pria tersebut bicara seperti itu. Lalu dengan berlari Zin langsung saja menghampiri anak buah Jhat tersebut. " Aku yang kau cari, jangan ganggu mereka,"dengan sambil menghampiri anak buah Jhat itu, Zin bicara seperti itu. " Oh hebat ya, tak ada rasa takut dari mu sedikit pun ya hahaha bagus aku akan bicara kepada Jhat jika kau sepertinya akan cocok jika di jadikan sebuah orang untuk bertanding latihan fisik di club hahaha. Kau kemari lah ayo,"ujar anak buah Jhat dengan keras langsung saja menarik tangan Zin setelah bicara seperti itu. Lalu tanpa perlawanan tentu saja Zin dibawa oleh anak buah Jhat masuk ke dalam sebuah ruangan, yang tak asing bagi Zin karena kemarin siang pun Zin di bawa ke tempat tersebut, dimana tempat tersebut terlihat sangat santai orang yang memerintahkan mereka apapun, yang di rencanakan nya, dan tak salah lagi tentu saja itu adalah Jhat. Dengan dirinya yang sangat santai, dan minum Zin kembali dibuat bertekuk lutut oleh anak buah Jhat tersebut. " Hey, jangan terlalu keras padanya, sudah lepaskan dia,"ujar Jhat dengan santai. " O, oh ya baik bos,"jawab anak buah Jhat. " Wow hebat, ini lah dia mesin pencetak uang ku yang baru saja bekerja 1 malam tapi sudah menghasilkan uang yang lumayan untuk ku. Tapi aku pikir aku tak salah mempekerjakan mu tetap di club ini dan tak di bawa ke club lain karena kemarin saja banyak wanita-wanita yang terpesona oleh mu dan tentunya ingin kau layani kawan,"ujar Jhat dengan sikapnya yang santai sambil menghampiri Zin saat itu. Lalu tiba-tiba dengan keras Jhat langsung saja menarik syal ibu Endi yang saat itu menempel di leher Zin. " Hey jangan sembarangan itu," " Buk, bek," " Ah, uhuk, uhuk. " Hey siapa yang menyuruh mu memukul mesin pencetak uang ku ini heh? kau ingin merasakan hantaman tangan ku ini heh?"ujar Jhat bicara seperti itu melihat anak buahnya yang mendaratkan beberapa pukulan terhadap Zin, sampai sakit dibuatnya. " Ti, tidak bos, maaf tadi saat kau menarik syal dari anak itu, terlihat jika anak tersebut seperti akan melawan bos, jadi tangan ku reflex memukulnya agar dia tak bisa melakukan hal yang tidak diinginkan, apalagi melawan mu bos,"ujar anak buah Jhat yang tiba-tiba menunduk takut dengan Jhat yang bertanya seperti itu. " Oh ya baiklah jika seperti itu. Padahal aku sudah menyiapkan kepalan tangan ku untuk membalaskan rasa sakit yang anak ini rasakan karena pukulan mu, tapi karena alasan mu bagus, kau terima itu dan aku tak jadi untuk memukul mu. Dan untuk mu pencetak uang ku yang baru kau masih muda dan banyak wanita-wanita yang tertarik padamu seperti tadi malam sampai lihat lah bekas kecupan di leher mu yang begitu jelas merah ini. Aku pikir jika aku memasang harga tinggi untuk setiap wanita yang ingin kau layani, kau akan tetap banyak yang ingin kau layani, dan bahkan seorang wanita yang tadi sempat memakai jasa mu bilang jika dia akan membayar lebih tinggi jika aku melepas mu agar seperti wanita disini yang mengalami pertukaran club untuk bekerja, tujuan ku menyuruh anak buah ku membawa kemari adalah, aku puas dengan kinerja mu, dan aku juga senang dengan mu yang bisa sangat meluluhkan hati wanita, sampai mereka dengan sangat mudah menginginkan pelayanan mu hahaha bagus aku sangat puas. Dan karena kau membuat ku sangat puas jadi aku akan mempekerjakan mu kembali malam ini, tapi bekerja dengan lebih, tentu saja lebih menghasilkan uang untuk ku. Siapkan dirimu untuk malam ini karena aku menerima tawaran wanita itu untuk membuat mu bekerja di clubnya, dan tentu saja aku mendapatkan uang yang lebih banyak lagi hahaha. Kau boleh pergi, dan untuk syal tak berguna ini, hiyah,"Jhat menginjak bahkan membakar syal tersebut di hadapan Zin, yang tentu saja membuat Zin terbakar emosi, dan memberontak ingin menghajarnya saat itu. " Bug, bek, smash,"Tapi saat itu kejadian yang sama terulang kembali dimana beberapa pukulan mendarat di perut Zin dari anak buah Jhat yang tentu saja membuat Zin tertunduk, kesakitan merasakan pukulan dari anak buah Jhat tersebut. Setelah Zin terduduk tak berdaya karena pukulan dari anak buah Jhat tersebut, dengan sangat kasar anak buah Jhat langsung saja menggusur Zin, membawa Zin ke dalam ruang tawanan saat itu, membuka pintu tersebut dan dengan kasar kembali Zin langsung anak buah Jhat lempar sehingga membuat Zin tentu saja terpental saat itu. " Kau lebih baik siapkan dirimu untuk malam nanti, dan esok, karena aku mulai senang mendaratkan pukulan kepada mu hahaha,"ujar anak buah Jhat dengan berteriak dan langsung saja menutup pintu dengan sangat keras. " Nak kau tak apa-apa? ayo bangunlah,"tanya ibu Endi dengan sambil membantu Zin bangun. " Tak apa-apa bu, aku baik-baik saja,"jawab Zin. " Syukurlah tapi kau sampai terjungkal seperti itu nak. Jika aku boleh tahu apa yang Jhat katakan padamu? tadi anak buah Jhat pasti membawa ku menghadap kepadanya kan nak?"ujar ibu Endi, dan bertanya seperti itu. " Tadi dia bilang ( Zin terdiam, berpikir ). Sepertinya lebih baik ibu Endi tak tahu yang sebenarnya, aku tak ingin jika sampai dia sampai tahu jika aku akan di bawa ke club lain sebagai pertukaran pekerja seperti wanita-wanita yang sudah biasa seperti itu ( dalam hati Zin berkata seperti itu). Tadi Jhat hanya seperti kemarin bu dia bicara jika aku akan di kerja paksakan kembali oleh Jhat nanti malam jadi dia ingin melihat kondisi ku sebelum dia mempekerjakan ku lagi bu,"ujar Zin berbohong seperti itu kepada ibu Endi, karena Zin tak ingin jika sampai ibu Endi tahu tentang apa yang Jhat rencanakan, Zin takut jika ibu Endi mengetahui hal tersebut ibu Endi akan terbebani, karena hal tersebut akan menjadi pikiran ibu Endi. " Aku memang baru bertemu dengan mu nak, jadi aku kurang bisa paham dengan pikiran mu. Tapi harus kau ingat jika aku lebih dulu berada disini dari pada kau, jauh sebelum kau kemari aku sudah ada nak, sampai aku tahu beberapa hal tentang Jhat, bahkan aku juga tahu jika Jhat tak mungkin ingin membuang-buang waktunya dengan hanya bicara hal tak terlalu penting seperti itu nak, lalu kau harus tahu jika Jhat tak pernah ingin memperhatikan kesehatan orang yang dia paksa untuk kerja, suami ku saja yang sudah sakit seperti itu terus saja Jhat paksa untuk bekerja apa lagi kau yang baru saja datang kemari, dan fisik mu masih sangat muda dan tentunya akan sangat kuat untuk bekerja. Lalu hal lain tentang Jhat," " Bu aku minta maaf padamu karena aku tak bisa menjaga hal yang sangat penting bagimu. Lihat ini bu leher ku sudah tak tertutup oleh syal yang kau berikan bu, maaf, maaf aku tak bisa menjaga apa yang harusnya bisa aku jaga dengan sangat baik bu, apa lagi ini adalah hal yang sangat penting bagi mu, bagi keluarga mu maaf bu, aku bodoh tak bisa menjaga hal seperti ini. Maaf bu,"Zin memotong pembicaraan ibu Endi yang saat itu terus memojokkan perkataan Zin yang berbohong saat menjawab pertanyaannya, dengan langsung saja meminta maaf karena syal yang sangat penting bagi keluarga nya malah tak bisa Zin jaga sehingga dengan sangat mudah bisa di rampas dan dihancurkan Jhat, dengan menangis Zin berharap ibu Endi bisa teralihkan perhatiannya karena menjawab apa yang sedang Zin katakan saat itu. " Syal? ya aku baru sadar tentang syal itu Zin, itu tak ada menutupi leher mu. Aku mengerti kemana syal itu, dan aku sepertinya bisa sedikit mengerti dengan apa yang Jhat katakan barusan padamu nak. Jhat pasti bicara jika tadi malam kau menghasilkannya uang yang membuatnya puas dengan hasil mempekerjakan mu kan nak? Jhat langsung merampas apa yang bisa menutupi bagian tubuh mu yang berbekas yang di sebabkan pekerjaan mu semalam, dan tentu saja syal yang kau pakai di leher mu kan Zin. Maaf jika aku so tahu mengenai apa yang sebenarnya Jhat katakan padamu tapi yang aku bisa tangkap dari sifat Jhat selama ini adalah hal itu Zin. Aku tak bisa membaca apa yang Jhat katakan padamu, maaf jika aku salah nak tapi perasaan ku mengatakan jika ada sesuatu yang tak beres yang kau katakan Zin, apa yang kau katakan barusan bukanlah hal yang sebenarnya Jhat katakan padamu nak. Tapi sudahlah jika memang kau tak mau jujur menceritakan semuanya aku harap apapun yang akan kau hadapi, kau bisa melewatinya dan kau akan selalu baik-baik saja nak,"ujar ibu Endi yang saat itu menjawab kembali perkataan Endi dengan langsung saja berusaha mengira apa yang di katakan Jhat kepada Zin tadi, dan langsung saja berkata tentang dirinya yang sedikitnya bisa membaca pikiran Jhat karena sudah lama ibu Endi di culik oleh Jhat sehingga tentu saja ibu Endi bisa sedikit membaca pikiran Jhat saat itu. Lalu dengan meneteskan air mata ibu Endi langsung saja mendoakan keselamatan bagi Zin apapun yang akan terjadi pada Zin. " Tidak bu aku tak akan kenapa-napa tenang saja bu. Dan untuk perkataan mu yang bicara mengenai Jhat, itu benar bu Jhat dengan sangat senang bicara tentang kepuasannya dengan uang yang aku dapatkan untuknya malam tadi sehingga tentu saja dia akan mempekerjakan ku lagi, bahkan dia bilang akan mempekerjakan ku dengan tarif yang tinggi jika ada yang ingin mendapatkan pelayanan ku langsung bu. Dan hal yang menurutnya sangat penting adalah tarif bu, dia tak percaya dengan ku yang bisa menghasilkan uang dengan sangat lebih untuknya, dan sekarang dia tahu seperti ini tentu dia akan mempekerjakan ku dengan lebih keras, dan tentu saja seperti yang aku bilang tadi dia akan memasang tarif yang lebih dari sebelumnya untuk orang yang ingin aku layani dengan khusus. Terima kasih bu, terima kasih atas doa mu, aku pasti akan baik-baik saja, aku tak akan mengalami hal buruk apapun bu, jangan menangis kau harus siapkan dirimu dan simpan tenaga mu untuk bertemu dengan Endi bu, jadi jangan menangis sekarang karena nanti saat kau bertemu dengan Endi disana lah kau bisa menangis melepaskan kerinduan mu terhadap Endi bu, bukan aku. Jadi aku harap kau simpan tenaga mu, dan air mata mu untuk nanti saat ada Endi di samping mu bu,"ujar Zin menceritakan apa yang tadi terjadi dengan Zin saat bertemu dengan Jhat meskipun apa yang Zin katakan memang tak semuanya, dan masih ada yang Zin tutupi tapi ini untuk kebaikan ibu Endi juga. Lalu dengan Zin yang sudah bisa tenang Zin menenangkan ibu Endi dan menghapus air mata ibu Endi saat itu. " Aku bisa tahu apa yang kau alami tadi malam meskipun aku tak melihatnya nak, aku bisa tahu dari bekas ruam merah yang ada di leher mu nak. Aku harap kau bisa sabar menghadapi dan melewati ini semua nak, maaf aku tak bisa berbuat apa-apa untuk mu nak, bahkan untuk membantu mu pun aku tak tahu harus apa, aku hanya bisa berdoa agar kau bisa sabar, dan kuat menghadapi ini semua nak. Sabar,"dengan kembali menangis dan memeluk Zin, ibu Endi lantas bicara seperti itu kepada Zin jika ibu Endi tahu dengan apa yang terjadi pada Zin malam tadi, sehingga ibu Endi hanya bisa menenangkan, dan memotivasi Zin jika Zin akan bisa melewati ini semua. " Ya bu tentu, tentu aku akan senantiasa sabar dan terus berusaha melawan apa yang aku hadapi bu, aku tak akan menyerah dengan apa yang aku hadapi sekarang bu. Aku janji padamu ini semua tak akan bertahan lama lagi bu, sebentar lagi kita akan bebas bu, kita kan bebas dan segala hal yang membuat kita terkurung disini akan hilang, mereka semua akan berbalik ditangkap bu. Tak akan lama lagi mereka akan menerima akibat dari kejahatan mereka selama ini bu,"ujar Zin berkata seperti itu sambil ikut menangis karena Zin juga merasakan sedih yang luar biasa karena ibu Endi yang terlihat begitu menyayangi Zin. Saat itu lah Zin merasa begitu terpukul, karena melihat ibu Endi yang sampai seperti ini kepada Zin, begitu ikhlas menangisi Zin yang jika dibandingkan siapa Zin, Zin hanya seorang korban penculikan yang dilakukan oleh orang yang sama dengan ibu Endi yaitu Jhat, tapi ibu Endi begitu menyayangi anaknya sampai Zin yang bukan anaknya saja ibu Endi bisa merasakan sakit yang Zin rasakan sehingga meneteskan air mata. Kejadian ini kembali mengundang ingatan Zin sehingga Zin juga kembali ikut menangis, karena ingat dengan begitu kejam nya orang tua Zin, dan Niaz. Mereka dengan sangat gampang meninggalkan Zin, dan Niaz tanpa meninggalkan apapun, bahkan bisa di bilang jika orang tua Zin, dan Niaz membuang mereka sampai saat ini. " Bu aku janji aku akan mengeluarkan mu dari tempat terkutuk ini, dan hal yang paling aku prioritaskan setelah kita bisa keluar dari sini adalah mempertemukan mu dengan Endi yang saat ini sudah mulai sembuh dari trauma, dan stress yang di alaminya karena kejadian yang menimpa kalian, dengan begitu aku yakin Endi akan bisa langsung sembuh 100% bu. Dan aku bisa melihat kalian hidup bahagia menjadi 1 keluarga yang utuh dan bisa bersatu kembali bu. Aku pastikan kau akan mendapatkannya bu,"sambil terus saja memeluk ibu Endi, dalam hati Zin berkata seperti itu, dengan tekad, dan penuh keyakinan Zin bicara seperti itu dalam hatinya. Sampai saat mereka saling menenangkan satu sama lain, tiba-tiba terdengar dengan keras suara kendaraan. Zin melihat jam jika ini sudah sore, bahkan sudah akan malam sampai ibu Endi, dan Zin mengira jika itu adalah suami ibu Endi, dan Exlin sudah pulang dari mereka yang seperti bisa di paksa mengemis di kota. Karena mendengar itu Zin, dan ibu Endi langsung saja bangkit dari tempatnya duduk. Beberapa saat kemudian pintu di buka kembali, lalu benar saja apa yang Zin, dan ibu Endi pikirkan jika suara keras mobil yang mereka dengar tadi adalah suara mobil yang membawa Exlin, dan suami ibu Endi saat itu, sampai akhirnya mereka sama-sama masuk ke ruangan dimana kami semua berada. " Tumben mereka tak kasar kepada kalian Exlin? tapi syukurlah Exlin, karena kasihan ayah Endi jika terus saja di perlakukan dengan kasar oleh mereka semua. Exlin kau merasa lelah? sebaiknya kau beristirahat saja dulu sekarang jangan memikirkan apa-apa dulu, ayo,"ujar Zin berkata seperti itu, lalu Zin menyarankan jika lebih baik Exlin beristirahat terlebih dahulu karena Exlin mungkin lelah karena sudah dipaksa bekerja sampai hari sudah mulai gelap seperti ini. " Tidak Zin, tenang saja tak apa-apa. Kau di paksa bekerja menjadi seorang pengemis bukan menjadi seorang tukang bangunan, tentu saja pekerjaan ku itu tak menguras tenaga ku Zin. Jadi untuk sekarang aku pikir aku tak perlu beristirahat karena sepertinya aku tak butuh itu Zin. Lebih baik sekarang kau ikut aku untuk membersihkan sesuatu dan melihat apa yang ingin aku tunjukan padamu Zin,"ujar Exlin seperti itu, menolak untuk beristirahat karena Exlin tak merasa lelah dengan apa yang sudah di kerjakan nya, sampai Exlin saat itu langsung saja meminta agar Zin mengikuti Exlin saat itu karena ada yang ingin Exlin tunjukan saat itu. " Apa kau yakin? ya baiklah Exlin jika seperti itu lebih baik kita bergerak cepat sekarang. Ayo. Bu maaf aku tinggalkan kau dulu sebentar,"ujar Zin langsung saja menerima apa yang Exlin minta padanya, lalu bicara seperti itu kepada ibu Endi. Zin langsung saja mengikuti Exlin pergi ke toilet saat itu, berpikir sepertinya Endi memiliki sebuah pemikiran yang bagus dalam.usaha kita bersama untuk melarikan diri dari tempat ini. " Aku sepertinya tahu apa yang akan kau katakan Exlin, dan sepertinya apa yang kita pikirkan sama Exlin,"ujar Zin. " Sama? aku pikir juga seperti itu Zin, aku sudah melihat lebih jelas tentang itu, tapi karena tadi hari sudah mulai siang aku jadi tak sempat untuk lebih mengetahui tentang pintu tersebut, dan selanjutnya kau pasti tahu kan Zin?"ujar Exlin menjelaskan apa yang sudah Exlin dapatkan dari usahanya mencari tahu lebih jauh mengenai pintu yang ada di bawah tempat tidur kamar ibu, dan ayah Endi tersebut. " Ya aku mengerti Exlin. Tak lama setelah kau dibawa pergi aku sadar, dengan di bangunkan oleh ibu Endi. Sampai ibu Endi menceritakan apa yang sudah kau lakukan saat aku tak ada malam tadi, dan hasilnya sepertinya baik Exlin. Setelah itu aku langsung saja mencoba melakukan hal yang sama dengan mu Exlin, dibantu dengan ibu Endi yang mengawasi aku terus saja mencari tahu hal yang harus aku tahu lebih dari ini mengenai pintu tersebut Exlin,"ujar Endi menceritakan jika Zin melakukan hal yang sama dengan yang di lakukan Exlin saat Exlin tak ada. " Oh ya? lalu bagaimana kelanjutannya Zin? apa kau menemukan sesuatu?"tanya Exlin. " Ya tentu Exlin. Tapi sebelum kita membahas lebih jauh tentang itu aku pikir kita harus memiliki rencana kedua Exlin, dan rencana kedua yang aku pikirkan adalah ( Zin bicara seperti itu sambil melihat ke atas toilet tersebut dimana ada sebuah celah yang di tutup oleh sebuah jaring besi, yang tentu saja sepertinya bisa dijadikan sebuah celah untuk mencoba melarikan diri dari tempat itu ),"ujar Zin sambil melihat ke atas. " Kau melihat? oh ya aku paham Zin dengan apa yang kau lihat. Dan sepertinya aku juga mengerti dengan apa yang ada dalam pikiran mu dengan melihat tempat itu. Lalu bagaimana sekarang Zin, kita akan mencoba yang ini dulu?"ujar Exlin, lalu bertanya kepada Zin. " Bagus Exlin jika kau sudah mengerti dengan apa yang aku pikirkan melihat hal itu. Memang itu cukup tinggi dan sulit jika aku sendiri yang mencoba menjangkau nya tapi itu bisa menjadi mudah jika kita yang melakukannya Exlin. Tapi untuk yang ini cukup kita lihat saja dulu Exlin, ini hanya akan menjadi rencana cadangan kita jika kita mengalami kegagalan dengan pintu yang ada di kamar ibu, dan ayah Endi baru kita mencoba kemari, lalu untuk sekarang aku pikir kita tak usah memikirkan hal yang ini, kita fokus saja dulu ke dalam sebuah pintu yang ada di kamar ibu Endi Exlin. Kau paham kan? ayo kau sudah selesai kita harus secepatnya menyusun rencana untuk bisa pergi dari sini melewati akses jalan yang ada di dalam.kamar ibu Endi Exlin,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Exlin saat itu tapi tetap saja jika apa yang menjadi tujuan utama dari rencana Zin yaitu melewati pintu yang ada di kamar ibu Endi, dan bilang jika celah yang ada di toilet ini hanya akan menjadi sebuah rencana cadangan jika di rencana pertama mengalami gangguan ataupun kegagalan. " Ya baik Zin aku paham tentang itu. Tapi aku berharap di usaha kita yang memakai pintu di kamar ibu Endi akan bisa berhasil tanpa halangan Zin, dan tentu saja kita harus berusaha keras untuk keberhasilan rencana ini, karena aku memiliki firasat jika akses jalan tersebut memang bisa kita lewati untuk kabur dari tempat ini Zin,"ujar Exlin meyakinkan Zin jika sebuah pintu yang ada di kamar ibu Endi memang bisa dijadikan jalan yang tepat untuk melakukan rencana pelarian saat ini. " Ya aku juga berharap seperti itu Exlin, tapi tenang saja aku bukan akan mengalihkan fokus ku tapi aku hanya berpikir untuk memiliki rencana lain sebagai alternatif berjaga-jaga jika terjadi masalah dengan rencana kita yang pertama, kita tak akan terlalu bingung menjalankan rencana lain Exlin. Sekarang aku pikir cukup untuk kita berbincang Exlin, ayo kita mulai melakukan apa yang kita rencanakan Exlin, sebelum hari larut kembali. Jika sampai hari sudah larut kembali aku tentu saja tak akan bisa membantu mu dalam hal ini Exlin, jadi sekarang lebih baik kita bergerak cepat Exlin, ayo,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Exlin, bicara untuk bergerak lebih cepat karena jika sampai terlambat Zin tentu saja tak akan bisa membantu pekerjaan Exlin karena anak buah Jhat pasti akan membawa Zin untuk bekerja kembali, apa lagi sekarang Jhat bilang jika dia akan mengirim Zin sebagai pertukaran pekerja seperti beberapa wanita disini tentu nya untuk menghasilkan uang lebih banyak dengan menyepakati rencana seorang wanita yang sempat Zin layani agar mengirim Zin ke club wanita tersebut. " Ya tentu ayo Zin. Aku tak akan membiarkan kau kembali di paksa bekerja oleh Jhat, dan anak buahnya Zin tenang saja. Untuk itu aku akan berusaha untuk menyelesaikan rencana ini sekarang juga Zin, aku tak ingin kau kembali di pekerjaan oleh Jhat Zin. Sudah menyakitkan bagiku melihat banyak ruam merah di leher mu Zin, jadi aku tak ingin kau kembali lagi di pekerjakan seperti itu Zin. Aku tak tahu kenapa ruam itu bisa ada di leher mu tapi sepertinya itu menyakitkan Zin,"ujar Exlin bicara seperti itu, bahkan Exlin mengatakan perasaan nya yang merasa sakit karena melihat ruam yang seperti ya menyakitkan untuk Zin. " Oh ini kau juga melihatnya Exlin? terima kasih Exlin. Baiklah Exlin cukup kita berbincang aku tak apa-apa, sebaiknya sekarang kita bergerak cepat Exlin. Tenang saja kau tak perlu berpikir berlebihan tentang ruam merah yang ada di leher ku ini Exlin, aku bisa mengatasi ini, kau tak usah cemas berlebihan,"ujar Zin mengatakan hal seperti itu, bersyukur jika Exlin belum mengerti bagaimana ruam merah ini bisa ada di leher Zin. Lalu tanpa bicara lagi Zin, dan Exlin langsung saja keluar dari toilet, tanpa berbincang tentang rencana mereka lagi di depan umum Zin, dan Exlin langsung saja membagi tugas saat itu. Zin menghampiri ibu Endi, sedangkan Exlin menghampiri pintu dimana anak buah Jhat suka tiba-tiba membuka pintu dan masuk ke ruangan tersebut. " Bu sekarang ayo aku bantu kau mengistirahatkan suamimu di tempat tidur,"ujar Zin. " Ya nak ayo. Terima kasih kau terus saja membantu kami,"ujar ibu Endi.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD