Ke Empat

761 Words
Mobil Ardhan terparkir rapih di halaman rumah orang tuanya, Ia pun bergegas keluar menemui wanita yang menelpon nya tadi, wanita yang melahirkan dan merawat nya dengan baik selama ini. Baru saja Ardhan masuk, pelukan ibu nya sudah menyambut. Ardhan tentunya membalas pelukan sang ibu. "Hai sayang, sini duduk, udah makan?" tanya ibunya lembut. "Ardhan gak lapar ma, langsung aja ke intinya, mama mau ngomong apa ?" tanya Ardhan tanpa basa basi, meski sudah tau apa maksud dan tujuan ibunya menelpon nya tadi. "kamu tuh, mau cepet cepet pulang ya, gak kangen mama?" hardik mama nya, "Ya bukan gitu ma, tiap minggu kan ketemu, ini baru main ke temen kok udah di panggil panggil" jawab Ardhan melembutkan suaranya "ya maaf, ini loh, mama mau ngenalin cewe cantik banget" kata mama nya antusias, Ardhan yang sudah tau dari awal hanya bisa tersenyum kecut, Mama nya mengekuarkan foto seorang wanita di hp nya, "cantik kan ? mahasiswa loh dia " kata mama nya, Ardhan tersenyum lalu memegang tangan Mama tercinta nya "Ma, udah ya jangan jodoh jodohin Ardhan lagi" pinta Ardhan dengan lembut "hemm, kamu tuhh, Mama tuh pengen cepet-cepet kamu nikah, biar ada yang urus kamu" "Ardhan tau ma, Ardhan tau,..." "ya sudah kalo kamu tau, ya turutin dong mau nya mama," ucap mama memelas, "masalah nya Ardhan udah punya calon sendiri.." kata Ardhan "oh ya? kalo gitu cepet kenalin mama nak" mata Mama berbinar, senang mendengar anak nya sudah menemukan calon menantu nya. Setelah bertahun-tahun Ardhan tak pernah lagi membawa seorang wanita yang di kenalkan sebagai pacar nya. Hal itu slalu membuat Ibu satu anak itu resah, takut akan kesehatan anak nya yang sibuk bekerja, Ia harap jika Ardhan punya istri akan ada yang lebih memperhatikan nya. "nanti ya ma, Ardhan lagi PDKT" kata Ardhan berbohong, 'kenalan langsung aja belum' dalam hati nya tertawa "wah bagus, pokok nya jangan lama lama langsung nikah aja" Mama seakan paling antusias dengan cerita anak nya "tapi ma,- dia cuma pelayan kafe," kata Ardhan lesu "lah terus, kalo cuma pelayan kafe kenapa ? asal bukan laki laki, itu gak masalah sayang, Mama dari dulu gak ngajarin kamu buat beda bedain status sosial seseorang ya Ardhan" kata kata Mama seakan menjadi penambah semangat nya mendekati Aira. "makasih ya ma. Ardhan janji bakal bawa dia kemari secepatnya. Sekarang Ardhan harus nemuin dia dulu" kata Ardhan semangat "tapi ini udah malem Ardhan, besok aja ya, gak baik perempuan sama laki laki malam malam ketemu" pinta Mama Ardhan pun mengurungkan niat nya dan menemui Aira besok lagi. ******** Keesokan harinya Aira berangkat kerja dengan tergesa-gesa karena ia sudah terlambat. Namun, tiba-tiba ada sebuah mobil yang menghentikan langkahnya, lalu keluarlah 3 orang laki-laki bertubuh kekar dari mobil tersebut. Yang Aira tahu adalah rentenir yang mengejar-ngejar ibunya dan dua ajudannya. Jantungnya berdegup kencang karena takut, kepalanya menunduk tidak ingin menoleh ke arah tiga orang itu. "hai cantik mau ke mana" sapa sang Renternir "maaf bang, saya ya buru buru mau berangkat kerja." kata Aira masih menunduk "aduh... aduh... cewek cantik kaya kamu kok kerja sih, udah nikah aja sama saya, tak jamin loh hidupmu, dan satu lagi hutang orang tuamu pun akan lunas" kata sang Renternir sambil tertawa, yang di ikuti oleh kedua ajudan nya "maaf ya bang, saya lagi nyari uang buat lunasin utang-utang orang tua saya buat abang, abang tenang aja" kata Aira berani, sementara Air mata nya susah payah ia tahan agar tak keluar "halah, gaji kamu berapa sih? yakin saya, nggak akan pernah bisa buat nutupin semua hutang hutang orang tua mu" bentak Renternir kesal "beri saya waktu bang saya janji, saya bakalan melunasi hutang orang tua saya" kata Aira memelas " ya sudah, ini kan tinggal dua minggu lagi ya dari jangka waktu sebulan yang kemarin sudah di tentukan, kalau dalam jangka waktu 2 minggu kamu tidak bisa melunasi hutang orang tua kamu, maka kamu harus menikah dengan saya!" bentak Renternir. "tapi bang, tolong,, beri saya waktu lagi" kata Aira kembali memelas, kali ini air mata nya jatuh tak tertahan "nggak ada tapi tapi lagi, nggak ada kasih waktu kasih waktu lagi, bapak kamu itu udah lama nunggak. pokoknya, kamu harus sepakat sama omongan saya tadi, kalau enggak, awas ! Ibu bapak mu akan saya penjara kan, dan rumah mu akan tetap kami sita" kata Renternir dan langsung meninggalkan Aira yang mematung. Aira memandang marah ke arah mobil yang perlahan meninggalkan nya itu. Ia memang sedang mencari uang, bahkan ia berjualan kue saat ia tidak bekerja, tapi apa daya, uang yang ia dapat belum terkumpul banyak. Aira menghapus air matanya, dan bergegas pergi ke tempat kerja nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD