“Apa urusanmu dengan Jovita, kamu siapanya?” wajah Beni suram, seakan belum rela kalau jovita pada orang lain. “Dia wanitaku,” ucap Leon, Jovita mengangkat kedua alis matanya, mendengar hal itu. “Kerena anak pemilik perusaan masih hidup, jadi kami akan melanjutkan perusaan ini dan kembalikan pada orang yang seharusnya,” kata Leon, Jovita merasa senang, karena perusahaanya akan di berikan padanya, ternyata…. “Tidak semudah itu, semua itu sudah diserahkan pak Iwan pada saya sebelum meninggal.” Beni mengaku “Saya meragukan itu, karena satu keluarga itu meninggal, jangan-jagan kamu yang menghabisi mereka, karena ingin memiliki perusaan itu,” kata Leon menuduh langsung. Beni dan istrinya pucat bagai kapas, Jovita menatap Leon dengan tatapan bingung, karena setahunya Leon lah yang menghabis

