“Tuan Evan dan nyonya Bianca!” panggil seorang suster dengan suara lantang. Evan menoleh ke arah Bianca dan menggenggam tangan istrinya yang terasa dingin, sama sepertinya. Rasa cemas mendera keduanya tapi mereka tidak bisa mundur lagi. Pasangan suami istri itu masuk ke dalam ruangan dokter yang tanpa membuang waktu langsung menanyakan pertanyaan demi pertanyaan. Bagaikan sesi tanya jawab biasa. Sikap sang dokter pun santai, tapi Evan tetap merasa cemas. Dan lagi bukan pertanyaan sulit namun tetap saja tidak ada yang bisa mereka sembunyikan agar dokter dapat mengetahui penyebab akurat mengapa mereka berdua belum dikaruniai seorang anak padahal sudah sekian bulan menikah. “Bagaimana, Dok?” “Sejauh ini saya ada beberapa dugaan, tapi lebih baik kita menjalani pemeriksaan lebih lanjut aga

