Berusaha mendapatkan

1018 Words
Malam hari yang diselimuti dengan awan yang gelap, setetes air mulai mengalir membasahi mobil yang dikendarai Romeo menuju sebuah panti asuhan di mana anak perempuan tersebut tinggal. Dengan hati yang mantap Romeo dan Renata akan berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan yaitu Tamara sebagai anaknya kelak. "Sayang, apa kita akan mendapatkan dia?" tanya Renata. "Tentu saja aku yakin, sayang. kamu tenang saja, pasti kita akan mendapatkan Tamara sebagai anak kita nanti dan sekaligus sebagai hadiah yang akan diberikan kepada Justin," jawab Romeo membelai lembut rambut Renata dengan tangannya yang menganggur. Tidak lama mobil yang dikendarai Romeo berhenti di sebuah panti asuhan. Romeo dan Renata keluar dari mobil lalu berjalan menuju panti asuhan tersebut. Sesampainya di panti asuhan, ibu panti menyambut mereka berdua. "Selamat malam, Nyonya dan Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Rosalia yang merupakan ibu panti. "Saya ingin mengadopsi seorang anak perempuan yang bernama Tamara," kata Romeo. Deg Ibu panti yang bernama Rosalia itu tersentak kaget karena bagaimana mungkin seseorang yang baru saja datang dan ia tidak pernah kenal bisa mengetahui nama Tamara yang merupakan anak yang nakal dan bahkan anak tersebut belum sampai panti di jam segini. "Tuan dan Nyonya, sebaiknya kalian masuk dulu. Tidak enak di luar ngobrolnya apalagi sedang hujan," ajak Rosalia. Mereka semua akhirnya berjalan masuk ke dalam menuju ruangan administrasi. Sesampainya di sana, Renata dan Romeo duduk di sofa yang berhadapan dengan Rosalia yang duduk tepat di hadapan mereka. "Kalian yakin untuk mengadopsi Tamara?" tanya Rosalia. "Sangat yakin," jawab Romeo dan Renata berbarengan. "Gimana ya, Nyonya dan Tuan, anak nakal itu belum sampai panti sampai sekarang, padahal batas waktu pulang dari luar itu pukul 7 malam," kata Rosalia bingung dengan apa yang harus ia katakan. "Sebenarnya kami tanpa sengaja menabrak Tamara, Bu. Tapi saat saya melihat dirinya saya merasa ada getaran yang mengharuskan kami mengadopsinya dan saya bertambah yakin untuk mengadopsinya saat mengetahui kalau Tamara merupakan anak panti. Izinkan saya dan suami saya mengadopsi anak tersebut m, Bu, karena saya yakin kami dapat mendidiknya hingga Tamara tidak nakal lagi," balas Renata dengan tatapan memohon. Sejenak Rosalia berpikir apa dia akan melepaskan Tamara atau tidak. Sejujurnya dirinya masih kaget mendengar anak nakal itu kecelakaan tapi dilain sisi mana tega hatinya membiarkan Tamara yang sampai saat ini belum ada yang mau mengadopsinya. "Baiklah, saya akan membiarkan kalian mengadopsi Tamara tapi selama 6 bulan kami akan tetap mengawasi apa yang kalian lakukan padanya," kata Rosalia. Senyum mengembang di bibir Renata. Ia sangat senang mendengar penuturan Rosalia. Setelah itu Rosalia mengurusi semua surat-surat yang perlu ditanda tangani oleh Romeo dan Renata sebagai orang tua asuh Tamara. "Terima kasih, Bu, udah mau bekerja sama. Untuk Tamara, setelah sembuh kami akan langsung membawanya pulang ke kediaman kami," kata Romeo. Romeo dan Renata menandatangani dokumen tersebut. Setelah selesai dengan urusannya, mereka berdua berpamitan ke Rosalia untuk kembali ke rumah sakit. Romeo mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit tempat Tamara dirawat. "Terima kasih, Sayang. Kamu sudah mau menyetujui untuk mengangkat Tamara," kata Renata. "Sama-sama, Sayang. Apa pun yang kamu inginkan akan aku berikan selama aku bisa berikan termasuk permintaan Justin," balas Romeo sambil membelai rambut Renata dengan tangannya. Tidak lama mobil yang dikendarai Romeo berhenti di parkiran rumah sakit. Mereka berdua keluar dari mobil berjalan menuju kamar rawat Tamara. Sesampainya di kamar Tamara, Romeo dan Renata melihat James tertidur di kursi. "Dokter James, bangun," bisik Romeo di telinga James. James mengerjapkan matanya melihat Romeo dan Renata sudah berdiri di hadapan mereka. "Eh malam, kalian sudah kembali. Oh iya, Tamara udah boleh pulang kok dan kamu harus membawanya minggu depan untuk check up kondisi kakinya yang luka dan ini resep obat untuk kamu tebus," kata James. "Baik," balas Romeo. Romeo keluar dari ruangan tersebut untuk menebus obat dan biaya perawatan Tamara, sedangkan Renata menunggu di ruang rawat sambil menatap Tamara yang masih tertidur dan sebentar lagi anak tersebut akan menjadi putrinya. "Hmm Nyonya Renata, saya pamit undur diri ya. Saya harus mengurus pasien lain," pamit James. Renata menganggukkan kepalanya, lalu James keluar dari ruangan tersebut. Renata melihat Tamara sepertinya akan terbangun menggenggam tangan Tamara. "Selamat malam, Tamara," kata Renata tersenyum lembut. "Malam, Tante," balas Tamara. "Tante punya kejutan untuk kamu dan pastinya kamu akan suka," kata Renata. "Apa, Tante? Tamara boleh tahu?" tanya Tamara penasaran. "Sebentar lagi kamu akan ikut kami, kami sudah menjadikan kamu menjadi putri kami dan nanti kamu akan tinggal di apartemen sementara waktu sampai ulang tahun calon kakak kamu, Sayang. Mulai sekarang kamu harus memanggil Tante dengan sebutan mama ya dan om yang tadi keluar kamu panggil papa, oke?" kata Renata lembut. Tamara mendengar penuturan Renata dirinya merasa terharu karena sudah lama sekal tidak ada orang yang mau mengadopsinya dengan berbagai macam alasan. "Terima kasih," kata Tamara. "Tidak usah berterima kasih, Nak. Seharusnya kami yang berterima kasih karena kamu sudah mau menerima kamu," balas Renata. Tidak lama Romeo yang sudah menyelesaikan pembayarannya dan menebus obat masuk ke dalam ruangan tersebut dan mengajak Tamara berserta Renata untuk pulang. "Tamara, kenapa diam saja?" tanya Romeo. Tamara tersenyum kecil, ia bingung harus menjawab apa ke orang yang baru saja ia kenal beberapa jam lalu. "Ya sudah, kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaan Papa, tidak apa-apa kok," kata Romeo. Perlahan mobil tersebut mulai meninggalkan rumah sakit menuju salah satu apartemen milik Romeo yang sudah lama tidak terpakai. Tidak lama mobil tersebut berhenti di sebuah apartemen yang masih terlihat terawat padahal sudah bertahun-tahun ditinggal tapi tentunya akan ada pelayan yang setiap minggu datang membersihkannya. Mereka semua keluar dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam apartemen tersebut. Saat sudah di dalam, Tamara sangat terpukau dengan apartemen tersebut. Apartemen tersebut memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi di luar dan ada kamar mandi di tiap kamar. Apartemen itu didominasi warna putih dan terdapat banyak foto pernikahan yang di tempel di tembok. "Tamara, sebaiknya kamu berganti pakaian dulu di kamar kamu dan langsung istirahat, sementara kamu tinggal dulu di sini ya dan besok kita baru ke rumah Papa," kata Romeo sambil menunjuk salah satu kamar. Tamara menganggukkan kepalanya lalu ia masuk ke dalam kamar yang ditunjuk oleh Romeo. Sedangkan Romeo dan Renata masuk ke kamar yang ada di sebelah kamar Tamara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD