Tatapan Tajam

1082 Words
"Saya lihat tadi kalian pada lagi nge - dance koreo - nya 'Nuclear', ya. Kebetulan banget salah satu penyanyi lagu 'Nuclear' lagi ada di sini. Kalau gitu hari ini kita latihan bareng Theo, pakai lagu itu aja, ya." Ray memberikan rekomendasi lagu untuk para anak didiknya. Sebagian besar dari mereka nampak begitu antusias. Tatapan Theo masih terpaku pada Nabiru. Nabiru nampak masih tak antusias seperti tadi.  Salah satu trainee bernama Bian beranjak menuju ke recorder untuk memutar kembali lagu 'Nuclear'. Situasi langsung berubah, lagu 'Nuclear' yang melodinya up beat langsung membangkitkan semangat dan keceriaan. "Saya mau buka latihan hari ini dengan situasi yang membangkitkan adrenalin," ucap Ray dengan menari kecil mengikuti irama 'Nuclear'. Meski pun tariannya tidak sesuai dengan koreo lagu itu. Hanya menari sekenanya yang penting asyik. "Mengingat di sini ada sosok main dancer dari Hexagon, kebetulan banget kan, Saya mau buka latihan hari ini dengan ... dance battle!" Ray mengucapkan itu masih dengan menari sesuka hatinya. Namun ucapannya ternyata disambut riuh oleh para trainee. Dan juga Theo sendiri. Wah ... ia suka ini.  Sekiranya penjelasan sudah masuk dalam tahap yang lebih serius, Ray pun akhirnya berhenti menari. Ia berdeham sebelum lanjut bicara. "Ayo ... siapa aja yang mau battle sama Theo ... ayo maju!" Sebagian besar dari mereka maju. Dan Nabiru, adalah salah satu dari sebagian kecil yang tidak. Makin yakin lah Theo bahwa Nabiru memang tidak suka padanya. "Lhah, pada maju semua. Haha ...." Ray tertawa geli melihat antusiasme para trainee. Ia memperhatikan satu per satu trainee yang memutuskan untuk tidak maju. "Yang nggak maju cuman para calo lead sama main vocal aja, nih." Namun tak lama kemudian Ray meralat ucapannya. "Lho ... Biru ... kenapa kamu nggak maju? Kamu kan calon main dancer juga nantinya." Ray berakhir menegur Nabiru. Uhm ... bukan menegur sih. Hanya terdengar heran. Dan Theo baru ingat bahwa tadi Rau sudah sempat mengatakan bahwa Nabiru selain ditemukan di jalan karena tampan, juga ternyata ia jago menari. Reaksi Nabiru hanya memberi sebuah senyuman. Senyuman yang sulit diartikan sebenarnya. Karena ia tersenyum hanya seperti menggunakannya untuk menutupi alasan sebenarnya kenapa ia tidak maju. "Kamu jangan minder gitu, dong, Biru! Kamu harus percaya diri! Kemampuan dance kamu itu bagus banget. Kalau sudah ikut training lama pasti kemampuan kamu akan setara dengan para senior yang sudah debut duluan. Ayo percaya diri, dong!" Ray langsung asal tebak bahwa sebab Nabiru tidak mau maju adalah karena ia kurang percaya diri melakukan dance battle dengan Theo. Sekali lagi Nabiru hanya tersenyum. Sementara Theo yakin, kurang percaya diri bukan lah alasan Nabiru tidak berminat untuk melakukan dance battle dengannya. Karena ia disuruh oleh sang bos, Nabiru pun mau tak mau akhirnya maju. Dan Theo tanpa disuruh segera melangkah untuk berdiri di sebelah Nabiru. Aksi Theo itu segera disambut seruan dan tepuk tangan semua orang. Semua orang sudah tidak sabar melihat betapa kerennya dance battle yang akan dilakukan oleh sang main dancer yang sedang dikagumi semua orang, dan seorang calon main dancer di masa depan. Lagu 'Nuclear' yang up beat dan banyak memiliki bagian rap sangat cocok digunakan untuk melakukan dance battle.  Tiba lah bagian rap yang merupakan bagian dari Theo di grup Hexagon. Theo pun dengan percaya diri melakukan dance dan juga menirukan bagian rap - nya.  Tarian Theo yang lugas, tegas, serta lincah itu menjadi pemandangan yang memanjakan mata semua orang. Kharismanya begitu kuat terlebih ketika ia menghentakkan badannya dalam setiap gerakan. Ketika bagian rap - nya habis, Theo mengakhiri pula sesi menarinya. Ia menunjuk Nabiru, membiarkannya melanjutkan tarian. Tanpa pikir panjang, Nabiru segera menarikan bagian lanjutan itu dengan kemampuan dance terbaiknya. Gerakannya begitu luwes, begitu indah. Kharismanya ketika menari sangat lah elegan. Kemampuan menari Nabiru berhasil menghipnotis semua orang. Semuanya terkagum - kagum termasuk Theo. Ia bahkan tak ragu memberikan dua jempol pada Nabiru. Berdasar dari ucapan Ray tadi, Nabiru termasuk salah satu trainee baru, tapi kemampuan menarinya sudah sangat bagus seperti ini. Benar kata Ray, Nabiru kelak bisa menjadi seorang main dancer legenda. Di bagian selanjutnya, Theo dan Nabiru melakukan gerakan dance bersama hingga lagu 'Nuclear' berakhir. Berakhirnya lagu dan tarian mereka disambut riuh tepuk tangan semua orang. Semuanya terkagum, bersorak - sorai memberi apresiasi atas pertunjukan luar biasa yang baru saja mereka lihat. "Wah ... kamu keren banget, Biru. Kamu bener - bener berbakat!" Theo tak ragu memberikan pujian serta kembali mengangkat dua jari jempolnya. Nabiru tersenyum, dan ..., "terima kasih," katanya. "Senior menari dengan lebih baik dan indah." Nabiru memberikan pujian balik pada Theo. Theo tak menyangka Nabiru akan mengatakan itu. Ia senang karena Nabiru menjawab pujiannya dengan baik dan sopan. Apa lagi Nabiru juga tersenyum. Senyuman yang lebih tulus dibanding sebelum - sebelumnya. Theo berharap reaksi yang diberikan oleh Nabiru itu bukan hanya topeng. Maksudnya mereka sedang menjadi pusat perhatian sekarang. Jika Nabiru tetap bersikap seperti tadi, ia pasti akan mendapat teguran, bukan? Sebenarnya Theo masih berharap bahwa apa yang ia lihat tadi hanya lah perasaannya saja. Ia berharap Nabiru tidak membencinya. Ia berharap pikirannya lah yang salah. Latihan dilanjutkan dengan memberi motivasi yang dilakukan oleh Theo pada para trainee. "Aku senang sekali malam ini diberikan kesempatan untuk bertemu dan belajar bersama kalian semua. Semoga sering - sering, ya. Dan semoga lain kali aku bisa melakukannya dengan para member Hexagon yang lain. Sebelum aku pamit, aku ingin menyampaikan sedikit semangat pada kalian semua. Hari - hari menunggu debut memang lah tidak mudah. Rasa iri pada semua yang sudah debut duluan, tidak bisa dipungkiri, itu akan selalu ada. "Tapi ingat lah ... jangan pernah lelah menunggu. Semua orang memiliki jalannya masing - masing. Semua Orang adalah pemeran utama dalan panggung sandiwara kehidupan masing - masing. Tetap jalani yang kamu sudah dapatkan. Banyak di luar sana yang ingin berada di posisi kalian, namun belum bisa karena belum lolos audisi. Tetap semangat, semua akan indah pada waktunya." Motivasi dari Theo itu disambut tepuk tangan meriah semua orang. Termasuk Ray. Dan ... Nabiru. Jujur Theo senang karena Nabiru kini terlihat lebih welcome kepadanya. Ia berharap yang sudah terjadi tadi memang hanya perasaannya saja. Ray mengantar Theo sampai ke parkiran. Ia kembali membahas kapan mereka akan minum kopi bersama. Theo malah menawarinya untuk datang ke cafe ayah Theo senior, Extraordinary Espressso. Ketika akan masuk ke mobil, samar - sama Theo melihat sosok Nabiru yang berdiri di depan lift. Sedang menatap ke arahnya. Dan Theo kini kembali menganggap bahwa pikirannya tadi tidak salah. Nabiru sepertinya memang tak suka padanya. Karena saat ini Nabiru sedang menatapnya dengan begitu tajam. ~~~ I Love You Tante - Sheilanda Khoirunnisa ~~~ -- T B C --
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD