Ep.18

1071 Words
Ibu Roger yang semena mena pada isteri muda suaminya belum mengusir wanita itu walau sekarang suaminya sudah terbaring lemah.Ayah Roger tidak lagi bisa bekerja dan hanya menghabiskan waktu di tempat tidur untuk istirahat. Isteri muda suaminya ia tahan jadi b***k untuk disiksa. "Gila aja,wanita kampung yang cuma bisa jual apam sama lelaki tua kaya ngimpi mau jadi nyonya rumah!!!Begok!!!"Ibu Roger mendorong kepala isteri muda suaminya yang sedang duduk mengepel itu. Isteri muda ayahnya menatap isteri tua suaminya.'Dasar wanita kejam!Nenek sihir!!Kenapa nggak dia aja yang sakit jantung!!Mana nggak ada uang lagi,kalau ada aku pasti bisa pulang ke Sulawesi ke rumah emak dan abah.'Ratap si isteri muda itu. Ia terus di cerca dan dipaksa bekerja.Makan tidak layak,tidur yang kurang dan tidak nyenyak,belum lagi mulut ibu Roger yang pedas bagai rawit mentah ulek itu. Hingga sore kelabu ini terjadi sebuah perkara. Isteri muda ayah Roger sedang menyikat lantai kamar mandi. Saat itu ibu Roger masuk kedalam wc hendak mencuci tangan. Iseng sambil tertawa,ibu Roger sengaja memercikkan air cucian tangannya pada isteri muda suaminya itu.'Rasain,emang enak nyikat wc!Ntar boleh tuh aku berakin sembarangan biar dia nyikat eek di wc ini!Kalau perlu aku suruh makan!' Hari ini,si isteri muda ayah Roger sedang PMs,emosinya kacau balau. Tangannya sudah geram sekali sampai mencengkram sikat wc itu dengan erat.Karena sakit hati,ia sengaja menabur air rinso dengan banyak di lantai wc itu. Ibu Roger masih asik bersiul sambil mencuci tangan dan memercikkan air pada di isteri muda itu. 'Kamu harus mati atau paling enggak masuk rumah sakit nenek tua!Aku nggak peduli kalau harus dipenjara!'Dengan hati yang sudah panas dan pikiran yang sudah buntu.Isteri mudah ayah Roger lalu mendorong kaki nenek bangkotan itu. "EHHHHHHHHH"Teriak ibu Roger kaget. "BRUKK"Ibu Roger lalu jatuh dan kepalanya terhantam ubin lantai wc yang licin dan ia pingsan seketika. Si isteri muda berdiri dengah wajah bersenyum iblis."Rasain nenek peyot!!Mampus!!!!"Si isteri muda lalu mengambil perhiasan emas yang menempel di tubuh isteri pertama suaminya itu. Ia lalu menjarah dan mencuri banyak harta suaminya sekaligus ibu Roger lalu kabur begitu saja. Ibu Roger yang kepalanya terbentur keras mengalami gegar otak tanpa ada yang menolongnya di kamar mandi itu. Roger yang sibuk memikirkan Rosa tidak tahu jika ibunya sedang sekarat sekarang. *** "Sssshhhh,sakit."Gara meringis kesakitan saat Rosa mengobati lukanya dan Yosa berbaring di pahanya dengan ponsel baru yang Gara belikan. "Tahan,dikit lagi.Abang sih,udah tahu masih sakit tapi nekad bawa Yosa pergi.Besok aja kan bisa."Rosa sangat merasa bersalah dan belum bisa untuk tersenyum. Gara lalu menyapu halus dahi Yosa hingga ke rambutnya."Nggak apa apalah,kalau cowok kan harus tepatin omongan kan Yosa." "Iya om,harus di tepatin kalau nggak ditepatin bencong dong."Sahut Yosa yang sepikiran dengan Gara karena sudah diajak membeli mainan dan gadget. "Pinter banget sih,kayak udah ketemu bencong aja."Gara gemas pada Yosa yang memang pintar bicara ini. Mira melihat Rosa,Yosa dan Gara bersama. "Duh,keluarga cemara lagi ngumpul nih."Olok ibu angkat Rosa yang turut bergabung di sofa. "Keluarga manusia lah nek,masa keluarga cemara."Yosa tidak mengerti ungkapan karena masih kecil. Semuanya tertawa mendengar jawaban Yosa. "Nek,om Gara hebat deh.Tadi tinju tinju sama papa demi belain mama.Sayang lagi sama Yosa,nggak marah marah,nggak larang keluar,nggak nurutin nenek yang suka ngomel.Coba papanya Yosa om dokter aja ya nek,pasti mama sama Yosa udah bahagia dari dulu." Omongan Yosa membuat Rosa terpana,ia tidak tahu jika selama ini Yosa hanya pura pura ceria dan tidak sedih demi dirinya.Ia tidak pernah berkata seperti ini sebelumnya. Mira juga sedih mendengar kata kata yang keluar dari mulut kecil itu."Nggak usah sedih lagi ya nak,kan ada nenek,ada mama dan om Gara sekarang." "GRAB"Gara lalu memangku Yosa di pangkuannya."Om akan selalu jaga kamu dan mama kamu.Mau minta apa aja atau mau kemana aja kasi tahu om ya." "SLAP"Yosa lalu merangkul leher Gara."Yosa sayang sama om." Adegan itu membuat Rosa dan Mira menitikkan air mata. Rosa mengelus kepala belakang anaknya."Yosa nggak pernah kayak gini ke papanya.Papanya nggak mau Yosa jadi anak manja jadi dia nggak mau kalau Yosa gelendotan atau lengket ke dia,dia juga sibuk dengan kerjaan walau dirumah.Kadang Yosa cerita tapi papanya sibuk main ponsel,kadang Yosa ajak bercanda tapi papanya bilang pengen istirahat.Kadang jalan jalan tapi keseringan Roger bakalan ajakin aku ribut.Neneknya juga sibuk sendiri dan nggak peduli sama dia,cuma aku aja yang nemanin dia.Karena itu dia sayang banget sama aku dan nggak mau aku sedih."Curhat Rosa sambil menangis. Yosa juga ikut menangis di pelukan Gara. Gara mengerti kenapa Yosa sangat lengket padanya,itu karena Gara memiliki sosok figur ayah yang diidamkannya. "Yosa boleh kok anggap om papa Yosa.Om juga sayang sama Yosa.Om akan main sama Yosa tiap hari dan nanti kita jalan jalan ya.Yosa jangan sedih lagi."Gara mengelus punggung Yosa yang menangis diam diam. "Yosa senang,akhirnya doa Yosa di kabulin sama Allah.Sekarang Yosa punya nenek yang baik dan ada om yang sayang sama mama dan Yosa.Yosa mau mama bahagia dan nggak sedih lagi.Yosa nggak mau lihat mama nangis sembunyi sembunyi lagi.Yosa juga bangun kalau mama solad tengah malam,mama suka nangis dan cuma minta papa dan nenek baik.Yosa senang pindah kesini,banyak yang sayang sama Yosa dan mama."Yosa bercerita sambil menangis dan memeluk Gara erat. Mira membuka kaca matanya dan menangis pilu karena kejujuran Yosa.Ia merasa beruntung di pertemukan dengan Yosa dan Rosa. Apalagi Rosa,walau ia harus menerima perceraian namun ia juga mendapat ganti keluarga baru yang lebih baik. Malam itu di kediaman Rosa mengharu biru karena kepolosan Yosa.Yosa yang masih 4 tahun namun sudah sangat dewasa. *** Gita sedang merokok di kamarnya.Asbaknya sudah sangat penuh dijejal puntung puntung rokok.2 bungkus rokok juga sudah hampir selesai di hisapnya. "Gimana ya caranya biar aku bisa dapatin Roger?Oke,aku memang benci sama Rosa,tapi aku juga senang karena Rosa lebih milih abang.Jadi dia nggak mempersulit aku karena dia juga nggak suka sama Roger lagi.Tapi gimana celah buat dekatin Roger coba,aku udah cantik aja masih ditolak."Gita sibuk memikirkan Roger rupanya. Sudah terlalu buntu otaknya di kamar,Gita lalu keluar.Gita menuruni anak tangga dan berniat memasak mie instan. Saat itu,ibunya juga sedang makan,ada ayahnya juga disana.Gita memilih ikut bergabung di meja makan. "Pa,lagi chat cewek ya."Gita sengaja ingin menyakitkan hati ibunya. "Biasalah,buat obat awet muda."Andika juga tega saja bicara seperti itu didepan isterinya. "Nikah lagi aja kali pa,mama biar di balikin ketempat nenek apa masukin ke panti jompo aja."Gita memandang ibunya dengan senyum remeh. 'Sakit sudah hatiku kau buat nak!Semoga kamu dan ayahmu mendapat balasan atas ini semua.'Itulah doa saat Dona sakit hati saat ini.Puteri dan suaminya menertawakannya.Gara juga belum pulang. Malamnya,Gara menyambangi kamar ibunya yang memang sudah pisah dengan ayahnya. Melihat ibunya yang duduk sedih dikursi roda,ia tahu jika ayahnya dan Gita pasti berulah lagi. "Ma,mama jangan sedih lagi ya.Mama harus kuat,Gara bakalan bawa mama berobat ke sebuah terapis besok." "Tapi apa mama bisa sembuh?" "Bisa ma,minta aja sama Allah.Nggak ada yang mustahil."Gara menggenggam tangan ibunya. "Ma,aku juga mau kenalin seseorang besok."Gara sudah berencana ingin mempertemukan ibunya dan Rosa. "Siapa nak yang mau kamu kenalkan?"Tanya Dona penasaran sekali. "Rosa ma,calon isteri aku."……
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD