bc

HARLOT

book_age18+
60
FOLLOW
1K
READ
love after marriage
second chance
drama
sweet
small town
illness
rejected
prostitute
wild
like
intro-logo
Blurb

The Highest Rejection of Love. A woman who rejects her husband's sincere love. A woman who seeks pleasure and others men's love but always rejects her husband's love

chap-preview
Free preview
I am a Harlot
Sebuah kota kecil di salah satu negara bagian di benua Amerika. Sebuah club malam terdengar musik hingar bingar sangat ramai, riuh meriah para pengunjung yang menari di lantai dansa. Rupanya malam ini, banyak yang sedang ingin bersenang-senang dan melupakan sejenak segala kesibukan mereka dan kejenuhan mereka. Seorang wanita muda dengan pakaian sexy nya terlihat nampak menjadi idola bagi para pria di sekitarnya. Pria-pria itu terlihat menikmati tubuh sexy nya dengan meraba, mengusap, memeluknya dan bahkan ada yang menciumi leher wanita itu. Sang wanita nampak tidak terganggu dengan perlakuan para pria itu yang bergantian menyentuhnya, meski tanpa membuka pakaiannya. Beberapa pengunjung terlihat hanya acuh seolah sudah biasa dengan pemandangan itu, beberapa terlihat memperhatikan saja, namun beberapa pria lainnya ada juga yang menyusul turun ke lantai dansa untuk ikut bergantian menikmati tubuh wanita muda itu. Mabuk kah? Mungkin saja. Atau dia seorang jalang yang biasa disentuh oleh banyak pria? Mungkin juga. Seorang pria berpakaian elegan masuk ke dalam club itu, dan memilih duduk di sekitar meja bar. "Berikan aku bir." Pintanya pada bertender dan segera diberikan segelas besar bir penuh ke hadapan pria itu. Dia mulai meneguk dan menikmati bir itu. Habis gelas pertama dalam sekali marathon tegukan. BRAAAKK!!! "Berikan aku satu lagi." Pintanya lagi dengan kasar meletakkan gelas besar itu  dan sang bartender memberikannya lagi. "Hari yang berat bagimu?" Tanya sang bartender. "Ya." Sahut pria itu singkat. Matanya lalu mengarah ke lantai dansa, semua mata yang melihat ke arah lantai dansa pasti akan langsung tertuju pada wanita muda sexy tadi. Sungguh menyita banyak perhatian dari para pengunjung termasuk pria yang duduk di sekitar meja bar itu. "Siapa dia? Tak adakah temannya yang menolong untuk menyelamatkannya dari tangan para pria menjijikkan itu?" Tanya pria tadi pada sang bartender. "Anda rupanya baru di kota ini y?" Tanya sang bartender. "Ya, aku baru pindah bertugas disini selama 3 bulan, dan hari ini adalah hariku yang paling berat." Sahut sang pria itu. "Kau dr.Jose Romanof yang menggantikan dr. Agustof rupanya." Ucap sang bartender. "Kau sangat mengenali semua penduduk kota ini?" Tanya sang pria itu sambil kembali menenggak bir nya. "Tentu saja! Semua penduduk disini sangat terhubung denganku." Sahut bartender. "Carlos." Lanjut sang bartender memperkenalkan dirinya. "Jose." Sahut sang pria. "Jadi kau akan memberitahuku siapa dia? Tak mungkin kau tidak mengenalnya." Ucap Jose. "Dia Pall, namanya Palloma. Dia dikenal sebagai seorang Harlot di kota ini." Sahut Carlos. "Harlot? Julukan apa itu?" Tanya Jose. "Pelacur." Sahut Carlos. "Benarkah? Apa dia tidak merasa rugi membiarkan para pria itu menyentuhnya tanpa membayarnya?" Tanya Jose. "Dia sebenarnya bukan sungguh-sungguh p*****r, dia wanita yang baik, tapi dia selalu haus akan cinta dan seks, perhatian juga senang dengan sentuhan pria, dia juga selalu gila akan harta dan kemewahan, karena itulah penduduk di sini menyebutnya sebagai Harlot." Sahut Carlos. "Dia menerima julukan itu?" Tanya Jose. "Ya, dia tak pernah mempermasalahkan apapun ucapan orang tentang dirinya." Sahut Carlos. "Bagaimana dengan keluarganya? Orang tua nya?" Tanya Jose. "Dia sebatang kara di dunia ini. Orang tuanya meninggal saat dia berusia 14 tahun. Dia bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri sejak saat itu. Pemerintah sempat menampungnya di dinas sosial anak-anak, tapi dia memilih melarikan diri dan terus bersembunyi, lari dari tangkapan razia pihak keamanan, hingga usianya mencapai 17 tahun dan pemerintah membebaskan dia untuk hidup mandiri." Sahut Carlos. "Kenapa kalian hanya berdiam diri saat dia diperlakukan seperti itu disana?" Tanya Jose. "Kau tidak mengenalnya. Dia sangat tidak suka diatur atau dinasehati. Dia memiliki prinsip bahwa hidupnya adalah miliknya, orang lain tak boleh ada yang mengganggu kesenangan hidupnya, tapi kami semua tetap melindunginya jika ada yang akan melakukan kekerasan padanya." Sahut Carlos. "Bisa kusewa dia untuk malam ini?" Tanya Jose. "Kau bisa bertanya langsung padanya, dia bekerja untuk dirinya sendiri." Sahut Carlos. Jose pun akhirnya meninggalkan meja bar setelah membayar birnya dan turun ke lantai dansa, mendekati Palloma yang sedang asik menari bebas bersama para pria di sekelilingnya. "HAI! BISA KITA BICARA?!" seru Jose saat sudah didekat Palloma. Jose harus berteriak keras untuk mengalahkan suara musik di telinga Palloma. "BICARALAH DISINI! AKU MASIH BISA MENDENGARMU!" sahut Palloma juga dengan berteriak sambil tetap menari di tubuh seorang pria yang menyentuhnya. "AKU MENYEWAMU UNTUK MALAM INI! APA KAU KOSONG?!" tanya Jose dan Palloma menghentikan gerakannya lalu menatap Jose dari atas ke bawah. Palloma tersenyum sinis menatap penampilan Jose. "AKU TIDAK MELAYANI PRIA BAIK-BAIK! PERGILAH!" sahut Palloma menolak Jose dan kembali menari. "AKU MEMBUTUHKANMU MALAM INI! 3.000 DOLLAR UNTUK TIAP JAM KAU MENEMANIKU!" Jose mengajukan penawaran yang sangat tinggi bagi Palloma. Palloma kembali berhenti menari dan menatap Jose sekali lagi. "PULANGLAH! JANGAN MEMBUANG HARTA ORANGTUAMU UNTUK MEMBAYARKU!" Palloma menolaknya lagi. Jose sedikit tersinggung dengan ucapan Palloma yang meremehkan hartanya berasal dari orang tuanya. Jose menatap diam Palloma yang melanjutkan tariannya. "5000 DOLLAR TIAP JAM NYA!" Teriak Jose lagi dan Palloma tidak peduli, tetap saja menari. Akhirnya Jose pergi meninggalkan Palloma dengan kesal, dan langsung keluar dari club malam itu. Palloma berhenti menari untuk menatap kepergian Jose sejenak lalu menyingkirkan semua tangan pria itu, berjalan ke arah meja bar. "Kenapa kau menolaknya? Dia tampan." Tanya Carlos sambil menuangkan segelas wine untuk Palloma. "Dia hanya menghamburkan uang orangtuanya saja, aku tidak mau orangtuanya jatuh miskin karena ulah anaknya." Sahut Palloma menenggak anggur asam itu dalam sekali tegukan. "Dia dokter baru di kota ini. Kurasa dia memang memiliki uangnya sendiri." Ucap Carlos. "Tidak, dia pasti hanya menipu mu, lagipula pendapatan sebagai dokter di kota ini tidaklah seberapa. Sudahlah, malam ini aku ingin tidur sendiri di rumahku. Bye Carlos." Sahut Palloma lalu mencium pipi Carlos dan pergi meninggalkan club. **** Pagi ini Palloma bangun dengan mood yang sangat berat, tapi dia harus tetap bangun dan bekerja. Palloma memang seorang Harlot di malam hari, tapi di siang hari dia memiliki pekerjaan lain, yaitu sebagai tukang cuci pakaian dan pengasuh lansia di sebuah rumah milik penguasa kota ini. Tuan Jack Hogward. Seorang penguasa perdagangan b***k dan narkoba. Tak ada yang berani melawannya, termasuk walikota dan Kepala polisi di kota itupun tunduk kepada ucapan Tuan Jack. Bahkan boleh dikatakan bahwa Palloma menjadi Harlot karena perbuatan Tuan Jack. Palloma diperkosa oleh Jack saat usianya belum genap 16 tahun dengan menggunakan obat perangsang. Palloma rela menjadi pekerja di rumah Tuan Jack untuk melayani nafsu s*x Tuan Jack, demi sebuah perlindungan diri karena  lelahnya melarikan diri dari kejaran razia dinas sosial. Dia sungguh tak punya pilihan lain, hidupnya sangat terjamin di rumah Jack, tapi tubuhnya harus menjadi bayarannya. Baginya itu lebih baik daripada harus kembali ke dinas sosial, sama-sama menjadi korban pelecehan penjaga dinas tapi hidup dalam kekurangan. Palloma kini sudah lepas dari nafsu Jack setelah menjadi b***k nafsunya selama 2 tahun, karena Tuan Jack memiliki mainan gadis lain. Tetapi meski begitu Palloma tetap membutuhkan uang, oleh karena itu setelah lepas dari nafsu s*x Tuan Jack, selama 5 tahun ini dia tetap datang ke rumah Jack setiap pagi hingga sore hari untuk mencuci pakaian para penghuni rumah itu, dan juga merawat ayah Jack yang lumpuh. Bebas dari nafsu Jack bukan berarti Palloma bebas dari siksaan seks. Ayah Jack meski berusia 70 tahun dan lumpuh kakinya, namun tangan, mulut dan juniornya tak pernah melewatkan tubuh Palloma untuk dinikmatinya. Tapi sekali lagi, Palloma membutuhkan uang dan hanya Jack yang mau membayarnya dengan bayaran sangat besar. Selain itu Palloma juga mulai menikmati kehidupan seks nya sejak Tuan Jack memberikannya kenikmatan demi kenikmatan sejak pertama kali. "Pagi Tuan Jack." Sapa Palloma saat masuk ke rumah besar itu dan mendapati Jack sedang bersenggama dengan seorang wanita yang terlihat baru pertama kali dibawa ke rumah itu. "Mainan baru lagi." Batin Palloma yang tidak risih menatap keduanya. "Pagi Palloma, kau sudah ditunggu ayahku untuk mandi bersama." Sahut tuan Jack sambil menikmati mulut wanita yang jongkok dibawah mengulum juniornya. Palloma langsung melewati mereka dan menuju ke kamar ayahnya Jack. "Palloma..... Kau terlambat pagi ini sayangku." Ucap si kakek tua itu di atas tempat tidurnya. "Maaf, aku sedikit lelah semalam." Sahut Palloma dan segera menyiapkan air hangat di bathup. Palloma mengangkat tubuh kurus kakek itu bagai bayi raksasa bergelantung di tubuh depannya, dan seperti biasa kakek itu langsung meremas gundukan d**a Palloma sambil mencium-cium leher wanita itu, bahkan mulai meraba masuk ke dalam pakaian Palloma. Palloma menurunkan pria tua itu ke bathup setelah membuka seluruh pakaian kakek itu. "Aku ingin kau mandi bersamaku, cepat buka bajumu!" Perintah pria lansia itu. Palloma dengan wajah malasnya lalu membuka seluruh pakaiannya sendiri tanpa sisa dan menemani kakek tua itu di dalam bathup. Tidak! Bukan hanya menemaninya,tapi juga harus memuaskan pria tua itu. Selesai mandi, Palloma mendudukkan Mr. Hogward ke kursi roda otomatisnya, lalu menyuapinya sarapan. Setelah selesai semua urusan pria tua itu, Palloma segera mengumpulkan semua pakaian kotor di rumah itu. Pakaian Mr.Hogward, Tuan Jack, juga wanitanya. Tatapan Palloma terlihat jengah karena aroma seks yang menyengat dari semua pakaian para penghuni rumah itu. Palloma termasuk wanita beruntung di kota itu, bagaimanapun semua orang tahu bahwa semua gadis yang sudah tidak dipakai oleh Tuan Jack, hanya akan berakhir menjadi gelandangan atau b***k kasar yang dijual olehnya entah kemana. Tapi Palloma sungguh beruntung, dia masih memiliki rumah peninggalan orang tuanya dan juga masih bekerja di rumah Tuan Jack dengan bayaran yang sangat tinggi diatas rata-rata para pekerja yang dimiliki oleh Tuan Jack. "Saya sudah selesai semuanya Tuan, saya akan pulang sekarang." Pamit Palloma pada pria tua yang barusaja dia pakaikan pakaian ganti setelah puas saat mandi sore bersama Palloma lagi dan makan malamnya. "Baiklah, besok jangan terlambat!" Sahut pria tua itu yang nampak setengah sadar karena mengantuk dan lelah. "Baik Tuan." Ucap Palloma lalu keluar dari kamar itu. "Pall." Panggil Jack yang nampak baru kembali dari luar rumah. "Tuan Jack, anda sudah kembali. Apa anda perlu kubantu sesuatu?" Tanya Palloma. "Ayahku sudah tidur?" Tanya Jack balik. "Iya Tuan." Sahut Palloma. "Terima kasih kau merawatnya dengan sangat baik. Kulihat dia semakin sehat setiap harinya. Ambillah ini sebagai bonus untukmu." Ucap Jack sambil menyodorkan setumpuk uang yang barusaja dia keluarkan dari kantong jaket kulitnya. "Terima kasih Tuan  Jack." Sahut Palloma sambil meraih uang itu. Gadis yang berdiri di samping Tuan Jack menatap sinis pada Palloma, tapi hanya diacuhkan oleh Palloma. Palloma sedikit merasa tidak enak badan malam ini, tapi dia sungguh tidak betah berada sendirian di rumahnya. Palloma segera bersiap dan pergi ke Bar untuk bersenang-senang. Palloma segera kehilangan moodnya seketika saat dia masuk ke dalam bar. Matanya kembali melihat kehadiran Jose di dekat meja bar. Palloma memilih untuk segera turun ke lantai dansa dan menghindari pria bernama Jose yang tersenyum menatapnya. "HEI! APA KAU MENGHINDARIKU?!" teriak Jose yang juga menyusul Palloma ke lantai dansa. "UNTUK APA AKU MENGHINDARIMU?! AKU TAK MENGENALMU!" sahut Palloma  sambil terus tetap menari. "ENTAHLAH! AKU INGIN MENYEWAMU MALAM INI! BERAPAPUN AKAN AKU BAYAR!" teriak Jose lagi. Palloma berhenti menari dan jengah dengan Jose. "HEI BUNG! MASIH BANYAK WANITA LAIN YANG BISA KAU SEWA! PERGILAH! PILIHLAH DI SEBELAH SANA!" Sahut Palloma mengusir Jose sambil menunjuk ke sebuah etalase kaca yang berisi beberapa wanita cantik dengan pakaian sexy. Mereka adalah b***k pekerja seks milik Tuan Jack di bar ini. "AKU TIDAK BUTUH JALANG! AKU BUTUH SEORANG HARLOT!" teriak Jose dan membuat mata Palloma mendelik terkejut. "PERGILAH! AKU TIDAK BERMINAT UNTUK MELAYANIMU! KAU BUKAN SELERAKU!" sahut Palloma lalu kembali menari dan kali ini dia sengaja menarik seorang pria di sekitarnya lalu menari bersamanya. Ya, itulah bedanya Harlot dengan wanita jalang. Harlot bebas memilih tamunya dan sangat berselera tinggi dalam memilih tamu yang ingin dilayaninya. Jose telah mendengar tentang Palloma yang menjadi satu-satunya Harlot di kota ini, menurut kabar dari orang-orang di sekitarnya siapapun pria yang mampu menyewa seorang Harlot, maka mereka akan dipandang sebagai pria yang high level. Itulah alasan awal mengapa Jose terus mencoba untuk menyewa Palloma, namun berjalannya waktu Jose mampu menemukan ketertarikan lain dalam pengejarannya mendekati Palloma.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HOT NIGHT

read
607.2K
bc

LAUT DALAM 21+

read
290.0K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
580.1K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
285.7K
bc

Sweet Sinner 21+

read
887.0K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

SHACKLES OF GERALD 21+

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook