Chapter 2

1740 Words
            Mereka terus berjalan dengan santai. Sedangkan teman mereka sangat kesakitan karena tangannya yang patah. Di sisi lain, para pasukan yang lain membantu membersihkan mayat temannya yang mati di tembak oleh Ethan. Bagi mereka, melihat darah segar bercucuran merupakan pemandangan yang sangat umum di rumah ini.             Para pasukan di sini juga tidak tau mereka bisa hidup sampai tua nanti atau tidak. Karena di dalam gang mafia ini, nyawa menjadi taruhannya. Siapa yang kuat, dia yang akan bertahan hidup. Dan siapa yang lemah, dia akan mati dengan sia-sia. Seolah-olah nyawa seseorang sangat tak berarti. Mereka harus hidup di bawah tekanan dan ancaman. Tapi mereka tetap saja setia melakukan setiap pekerjaan mereka dengan mulus dan aman. Akhirnya mereka pun tiba di ruang pengobatan. Salah satu teman mereka membukakan pintu ruangan tersebut. Di dalam ruangan ini ada seorang dokter yang sangat berpengalaman. Dokter ini sangat ahli dalam menolong dan menyembuhkan. Para pasukan itu pun mulai masuk satu per satu ke dalam. Dan tak lupa juga mereka menutup kembali pintu ruangan itu. “Coba kalian baringkan dia di kasur ini. Aku harus segera memeriksa kondisinya” ucap Dokter Anthon memberikan aba-aba. “AKHHH!!!! SAKITTTT!!! AKHHH!!!” teriak pasukan yang terluka itu. Bahkan untuk berbaring pun sangat sulit baginya. Salah bergerak sedikit saja tangannya sudah terasa sangat menyakitkan dan menyiksa. Setelah beberapa menit, akhirnya pasukan itu pun berhasil berbaring di kasur. Dokter Anthon yang ada di sana langsung memeriksa dengan sigap kondisi tangan teman mereka. “Apa ini sakit?” tanya Dokter Anthon sambil menyentuh tangan orang tersebut. “AKHHHHH!!! JANGAN DI PEGANG!!! SAKIT!!! Tanganku sakit sekali dok” teriak orang itu menahan sakit. “Baiklah untuk saat ini aku akan memberikan obat penghilang rasa sakit untukmu” ucap Dokter Anthon sambil berjalan menuju ke meja kerjanya.             Tangan Dokter Anthon dengan cekatan mulai mengeluarkkan beberapa obat yang di butuhkan oleh pasiennya ini. “Saranku, sebaiknya besok kau harus segera ke rumah sakit untuk mengamputasi tanganmu. Tulangnya sudah terlanjur patah dan sebaiknya di amputasi sesegera mungkin. Ini demi kebaikanmu. Jika kau terlambat mengamputasinya, maka rasa sakitnya akan semakin parah” ucap Dokter Anthon. “Dan obat ini yang aku berikan, hanya cukup untuk menghilangkan rasa sakitnya untuk sementara waktu saja. Jangan berharap lebih pada obat ini. Kau harus segera di amputasi. Obat ini hanya cukup untuk membuatmu tidur nyenyak untuk malam ini saja” ucap Dokter Anthon sambil memberikan beberapa strip obat kepada pasukan itu.             “Peralatanku di sini tidak cukup bagus untuk mengamputasi orang. Dan juga tidak terlalu lengkap. Makanya kau lebih baik segera ke rumah sakit besok. Di rumah sakit, peralatannya jauh lebih lengkap. Dan kau pasti akan merasa lebih baik setelah di amputasi. Semoga cepat sembuh” ucap Dokter Anthon menambahkan. “Ngomong-ngomong, kenapa tanganmu bisa seperti ini?? Siapa musuh yang kalian hadapi sampai dia berhasil membuat tanganmu seperti ini?? Sepertinya kalian menghadapi lawan yang cukup kuat” tanya dokter Anthon penasaran. Biasanya jika ada pasien yang di bawa ke ruang pengobatan ini, itu hanya sebatas luka-luka biasa saja. Dan baru kali ini ada pasien yang sampai patah tangan dengan sangat parah seperti ini. “Bukan musuh yang membuat tanganku seperti ini Dok. Tapi tuan kita Ethan. Tuan Ethan lah yang mematahkan tanganku. Aku tak terima saat tuan Ethan menembak mati teman kami. Lalu aku mencoba menyerangnya dari belakang dengan pisau. Aku pikir aku pasti bisa melukainya untuk balas dendam. Tapi ternyata dugaanku meleset. Dia ternyata sangat ahli dalam berkelahi. Tuan lah yang membuat tanganku seperti ini” ucap anak buah itu. “Ya ampun. Aku tak menyangka lagi-lagi dia menyakiti bawahannya sendiri. Ya sudah. Sebaiknya kau segera pergi dan minumlah obat yang ku berikan itu. Itu cukup untuk menghilangkan rasa sakit yang kau rasakan saat ini” ucap dokter Anthon. “Baik dok. Terima kasih banyak” jawab orang itu. Para teman-temannya pun kembali membantu teman mereka itu untuk bangun dari tempat tidur. Orang itu pun dan teman-teman kerjanya yang lain pun langsung pergi meninggalkan ruangan pengobatan tersebut. Untung saja fasilitas di rumah ini sangat lengkap. Gang mafia ini bahkan memiliki ruang pengobatan khusus untuk mengobati setiap pasukan yang terluka. Dan setiap pasukan yang terluka tidak perlu membayar uang seperpun untuk pengobatan. Karena uangnya tentu saja sudah mereka dapatkan dari hasil membunuh orang. “HAHHH!!!!” dokter Anthon menghembuskan nafas kasar. “Sampai berapa lama lagi aku harus terkurung di rumah ini sebagai seorang dokter?? Aku memang bercita-cita ingin menjadi dokter dan menolong banyak orang. Tapi bukan dokter seperti ini yang aku mau. Aku tak ada bedanya dengan burung peliharaan di dalam sangkar. Aku ingin menjadi dokter di rumah sakit. Atau minimal aku membuka tempat praktekku sendiri” batin Dokter Anthon meratapi nasibnya. “Aku sendiri pun merasa ngeri saat melihat tangan orang tadi yang patah 100% akibat perbuatan Ethan. Aku jadi semakin tak memiliki keberanian untuk kabur dari rumah ini. Aku tak ingin bernasib malang seperti orang tadi. Aku seolah-olah bisa merasakan rasa sakit yang orang tadi rasakan. Patah tangan memang sangat menyakitkan” pikir Dokter Anthon. “Sebaiknya aku bersabar saja dan tetap di sini. Aku tak ingin nyawaku melayang dengan percuma. Lagi pula di sini aku juga kan masih bisa menolong orang. Walaupun semua pasienku adalah pasukan gang mafia. Aku bahkan tak tau apakah yang aku lakukan ini sudah benar atau salah. Aku selalu mengobati orang yang sudah membunuh banyak orang. Bukankah jika seorang pembunuh lebih baik tak usah di tolong saja” batin Dokter Anthon kembali mengalami gejolak batin. Dokter Anthon adalah dokter yang sangat cerdas dan sangat berprestasi di bidang medis. Dia memang memiliki kemampuan untuk menolong orang sakit. Dia berada di rumah ini karena orang tuanya memiliki hutang yang banyak pada Ethan. Orang tua Dokter Anthon meminjam sejumlah uang yang sangat banyak demi menyekolahkan Dokter Anthon di jurusan kedokteran yang tentunya menghabiskan ratusan juta bahkan milliaran rupiah. Karena hutang yang semakin membengkak, akhirnya orang tua dokter Anthon pun tak sanggup lagi untuk melunasinya. Apalagi bunga dari hutang mereka sebesar 10% setiap bulannya. Tak peduli seberapa banyak uang yang mereka berikan pada Ethan , tetap saja semua uang itu tak cukup untuk melunasi hutang. Karena tingkat bunganya yang sangat tinggi. Dan untung saja Dokter Anthon memiliki pengalaman dan bakat di bidang penyembuhan. Sehingga akhirnya orang tua dokter Anthon pun membuat kesepakatan dengan Ethan tanpa sepengetahuan dokter Anthon. Ethan memang sangat pintar memeras orang. Selain itu, Ethan selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan. Walaupun kadang dia memperoleh sesuatu yang dia inginkan dengan cara yang salah. Tapi itu bukanlah masalah. Karena pada akhirnya Ethan selalu berhasil mendapatkan apapun yang dia mau. Ethan adalah orang yang sangat ambisius dan tidak mau kalah. Ethan memiliki jiwa yang sangat kejam sekaligus sangat kompetitif. Ethan selalu suka jika dia menjadi juara. Makanya gang mafianya ini sangat terkenal dan sangat di takuti. Dokter Anthon sendiri baru tau belakangan saat dia sudah sampai di rumah ini. Saat pertama kali tiba di rumah ini, barulah dokter Anthon tau kalau orang tuanya memiliki hutang yang sangat banyak pada Ethan. Dan akhirnya Ethan pun menceritakan kesepakan yang sudah di setujui antara Ethan dan orang tua dokter Anthon. Mereka bahkan membuat perjanjian tertulis dan menandatanganinya di atas meterai. Karena hutang mereka sangat banyak. Mencapai miliaran rupiah, maka Ethan pun berinisiatif untuk membuat kesepakatan yang di tulis di dalam surat perjanjian. Dan Ethan menuntut supaya kedua orang tua Dokter Anthon wajib menandatangani surat perjanjian itu. Dan akhirnya mau tak mau mereka pun menandatangani surat perjanjian itu. Isi surat perjanjian itu bisa di bilang sangat mengerikan. Dalam surat itu tertulis kalau orang tua Dokter Anthon sudah setuju untuk menyerahkan anak mereka sepenuhnya di bawah kuasa Ethan. Dan anak mereka ini harus berbakti dan melunasi hutang kedua orang tuanya seumur hidup dengan cara menjadi dokter di rumah Ethan. Dan jika anak mereka melanggar isi perjanjian ini, makanya nyawanya akan otomatis berada dalam bahaya. Sejak 8 tahun lalu dokter Anthon sudah terperangkap di rumah ini. Setelah surat perjanjian itu selesai, anak buah Ethan langsung menculik dokter Anthon dari rumahnya sendiri. Bahkan sejak tiba di rumah ini hingga sekarang, dokter Anthon tak pernah lagi bisa keluar dari rumah ini walaupun dia sangat rindu pada kedua orang tuanya. Ethan memang menyukai cara-cara yang licik dan kejam. Dokter Anthon ingin kabur dari rumah ini. Tapi dia takut. Karena dia selalu melihat ribuan pasukan yang penuh dengan luka dan darah setiap hari. Dan dia seorang diri harus mengobati mereka semua. Dokter Anthon memang bisa makan gratis dan semua kebutuhannya sangat terpenuhi di rumah ini. Tapi tetap saja. Dia sangat ingin keluar dari rumah ini. Dan dia sangat ingin bertemu dengan kedua orang tuanya. Apalagi dokter Anthon adalah anak tunggal di keluarganya. Sudah pasti orang tuanya juga sangat merindukan anaknya ini. Di tambah lagi Ethan sudah menugaskan beberapa pasukan khusus untuk menjaga di bagian depan ruangan pengobatan ini supaya Dokter Anthon tidak kabur ke mana-mana. Hal ini juga lah yang menjadi penghalang bagi dokter Anthon untuk tidak bisa pergi dari rumah ini. Dokter Anthon bagaikan tahanan yang harus bekerja tanpa henti di dalam ruang pengobatan ini. Sejak awal melihat dokter Anthon, Ethan sudah tau kalau dokter ini memiliki bakat dalam bidang pengobatan. Dan menurut Ethan lebih baik menjadikannya dokter di rumah ini supaya Ethan tidak perlu keluar uang lebih lagi untuk menggaji seorang dokter. Gaji seorang dokter setiap bulan kan lumayan mahal. Lagi pula Ethan sudah meminjamkan uang yang sangat banyak pada orang tua dokter Anthon. Ethan tidak ingin rugi. Makanya dia mengambil anak mereka untuk bekerja sebagai dokter di rumah ini. Dan Ethan hanya perlu memenuhi segala kebutuhan dokter ini. Dan itu adalah hal yang sangat mudah untuk di lakukan. Dokter Anthon sudah sama seperti tahanan saja di rumah ini. Dokter Anthon bahkan tidak di ijinkan untuk berjalan berkeliling di rumah ini. Dokter Anthon hanya bisa tetap diam di dalam ruangan pengobatan ini. Dan kalian tak perlu khawatir. Karena ruangan ini sangat besar. Dan terkadang dokter Anthon pun merasa bosan karena setiap hari hanya berada di ruangan ini saja. Di sini, sudah ada ruangan khusus untuk kamar tidur dokter Anthon dan juga kamar mandi di dalam ruangan ini. Jika dokter Anthon membutuhkan sesuatu, dia hanya perlu mengatakannya pada penjaga di luar ruangan ini. Dan setelah itu mereka akan mengantarkan barang-barang yang di butuhkan oleh dokter Anthon. Dokter Anthon sama sekali tidak mengalami kesulitan apapun di dalam rumah ini. Hanya saja dia sedikit mengalami tekanan batin. Di mana dia sudah 8 tahun lebih tidak pernah bertemu orang tuanya lagi. Dokter Anthon terkadang merasa sedih. Dia masih memiliki orang tua tapi dia terkurung di rumah mewah ini layaknya seorang tahanan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD