bc

With My EX

book_age18+
1.9K
FOLLOW
21.5K
READ
HE
confident
boss
sweet
bxg
city
like
intro-logo
Blurb

#September Update Program 2023#

Pada akhirnya harus bertemu kembali dengan Darren yang sudah membuatnya hidup bagai di dalam sangkar, Audi tidak akan pernah menyangka sama sekali jika bukan karena hutang keluarganya. Perusahaan milik keluarga yang seketika bangkrut karena orang kepercayaan orang tuanya telah berkhianat, terpaksa membuatnya harus bertemu dengan laki-laki dingin tersebut.

Darren adalah mantan suaminya. Suami yang waktu itu menikahinya karena sebuah perjodohan, kini harus ia hadapi karena uang. Ya, Audi terpaksa menemui Darren karena butuh banyak uang demi melunasi hutang-hutang orang tuanya. Hal yang sama sekali tidak pernah ia pikirkan setelah memutuskan untuk bercerai dulu. Hingga saat pertemuan itu benar-benar terjadi, sebuah permintaan yang Darren ajukan membuat Audi berpikir ulang.

"Sepuluh milyar untuk setahun kamu tinggal dan tidur bersamaku seperti dulu!"

Akankah Audi menyetujui permintaan Darren tersebut setelah perasaan benci di hatinya sebab sikap dan perlakuan lelaki itu selama pernikahan mereka?

Masa dua tahun di mana ia bisa melupakan sosok lelaki tersebut, apakah harus membuatnya kembali terjatuh dalam pesona sang pengusaha untuk kedua kalinya?

***

chap-preview
Free preview
Bab 1. Kembali Datang
Gedung pencakar langit di depan seorang perempuan yang tengah menatap dalam diam, masih berdiri kokoh seperti saat terakhir perempuan itu melihatnya dua tahun lalu. Sedikit perubahan dengan design yang lebih modern, tetapi tetap menampakkan kesan gagah pada bangunannya --persis sama gagahnya seperti sang pemilik perusahaan di dalamnya. Audi Nayaka, perempuan berusia dua puluh delapan tahun yang sore itu tampil sedikit kusut sebab satu masalah dalam hidupnya, tampak ragu ketika akan masuk ke dalam gedung tersebut. Dua orang penjaga atau petugas keamanan yang memakai seragam serba hitam, terlihat ragu menyapanya. "B-Bu Audi? Selamat sore!" sapa salah seorang dari mereka setelah yakin jika perempuan di depannya sekarang adalah seseorang yang ia kenal. "Selamat sore, Pak Hamdi!" "Ada keperluan apakah Ibu kemari?" tanya petugas itu merasa kurang yakin jika keberadaan perempuan itu karena untuk bertemu atasannya. Audi sendiri terlihat canggung. Kedatangannya memang tanpa sepengetahuan pemilik gedung tersebut. Tapi, atas dorongan hatinya ia memaksa untuk datang dan ingin menemui seseorang yang tak lain adalah atasan dari penjaga keamanan di depannya. "Saya mau bertemu dengan Pak Darren. Apakah beliau ada di kantornya?" 'Ah, ternyata memang mau menemui bos. Tapi, tak ada info apapun yang sampai ke telingaku?' batin sang penjaga keamanan. Audi melihat keraguan di diri laki-laki empat puluh tahun tersebut. Sesuai prosedur yang berlaku, ia yakin jika tujuannya tidak akan pernah berhasil. Namun, Audi tetap ingin mencoba sampai seseorang yang ia tuju itu benar-benar menolak kehadirannya. "Pak Darren memang ada di kantor. Tapi, apakah Ibu sudah ada janji dengan beliau?" tanya lelaki itu lagi sebab tak ingin membuat kesalahan. "Tidak." Audi menggeleng. Lelaki bernama Hamdi tersebut terlihat bingung. Perempuan muda nan cantik di depannya memang perempuan yang pernah dekat dengan atasannya, tetapi ia tidak mau salah mengambil tindakan sebab alasan tertentu. "Bagaimana kalau Bu Audi bertanya pada petugas resepsionis? Biar mereka menghubungi Pak Darren atau minimal bertanya pada Mas Zain?" Audi tampak mengangguk. Ia cukup senang karena tidak diusir oleh sang petugas. "Terima kasih, Pak Hamdi. Kalau begitu, saya permisi menemui petugas resepsionis dulu." "Baik, Bu. Silakan!" Dengan langkah cepat Audi mendekati meja resepsionis. Meski sebelumnya ia ragu, tetapi karena khawatir jika keputusan petugas itu berubah maka ia memilih bersegera. "Selamat siang. Apakah ada yang bisa kami ban ... tu? Ibu Audi?" pekik seorang perempuan yang kaget melihat sosok Audi. Untuk kedua kalinya, perempuan itu mendapat reaksi kaget dari para karyawan perusahaan tersebut atas kedatangannya. "Ibu ... ada yang bisa kami bantu?" Bukan hanya seorang, tapi dua orang petugas perempuan itu kaget saat melihat Audi berdiri di depan meja mereka. "Apakah saya bisa bertemu dengan Pak Darren?" tanya Audi langsung mengatakan tujuannya. Dua perempuan di depan Audi saling memandang. "Pak Darren sedang menerima tamu di ruangannya. Kami tidak bisa memberikan jawaban sampai beliau selesai dengan pekerjaannya." "Baiklah. Kalau begitu saya akan tunggu sampai beliau selesai." Audi tampak pasrah, tetapi cukup tahu diri. "Eh, tapi, kami bisa sedikit membantu dengan bertanya pada Mas Zain agar Anda bisa segera mendapatkan jawabannya tanpa menunggu lama. Bagaimana?" Entah bagaimana Audi berterima kasih pada dua orang petugas resepsionis tersebut, hanya sebuah kalimat dan senyum tulus yang bisa ia lakukan saat ini. "Terima kasih." Kedua perempuan itu tersenyum, lalu mengangkat gagang telepon di depannya. Audi sendiri lebih memilih menunggu di sofa lobi sampai ia mendapatkan jawaban. Sesak di d**a masih terasa. Keraguan itu juga masih Audi rasakan. Apakah keputusannya datang ke perusahaan itu adalah sebuah keputusan tepat, atau justru kesalahan yang akan membuatnya semakin terjatuh. Sudah dua tahun lamanya Audi tidak datang ke tempat di mana saat ini ia duduk. Sebuah kejadian di mana akhirnya ia terputus dari apapun yang berhubungan dengan seorang laki-laki bernama Darren, membuatnya pergi jauh dan tak pernah kembali. Namun, sekarang hal buruk dan menyakitkan terpaksa membuatnya datang, dan mau tak mau harus menemui laki-laki dari masa lalunya itu. "Permisi, Bu Audi." "Eh, iya?" Audi tampak terkejut saat tiba-tiba seorang petugas resepsionis tadi menghampirinya. "Pak Darren sudah selesai dengan tamunya. Saat ini beliau sedang menunggu Ibu di ruangannya." "Ah, begitu. Baiklah. Saya akan ke sana sekarang." "Apakah perlu saya antar?" Sesaat Audi menghentikan langkahnya. Senyum kembali ia sunggingkan saat menatap petugas tersebut. "Terima kasih atas tawarannya. Tapi, saya bisa sendiri. Kamu bisa lanjutkan pekerjaanmu." "Baik kalau begitu. Ruangan Pak Darren masih di lantai sepuluh. Hanya saja ruangannya kini berada di paling ujung koridor dekat dengan jendela." Audi tampak terdiam. Lama tidak datang, ternyata ada juga perubahan lain yang terjadi. "Terima kasih, Cintya. Saya pergi dulu." Petugas resepsionis itu terlihat mengangguk dan membiarkan Audi pergi melewatinya. 'Mengapa kecantikannya tak pernah luntur? Hanya sedikit lelah yang tampak di wajahnya sekarang,' ucap perempuan itu dalam hati sebelum kemudian kembali ke tempatnya. *** Audi tidak menyangka jika sosok Zain ternyata menunggu di depan lift ketika ia tiba di lantai sepuluh. Asisten pribadi merangkap pengawal juga orang kepercayaan laki-laki bernama Darren itu tampak menunduk ketika Audi melangkahkan kakinya keluar lift. "Selamat sore, Bu Audi. Silakan ikuti saya, Pak Darren sudah menunggu Anda." Audi terlihat kaget. 'Menunggu?' Bagaimana bisa lelaki itu menunggu seolah sudah tahu jika ia akan kemari. Padahal ia baru bertanya pada petugas resepsionis beberapa menit yang lalu. "Terima kasih, Mas Zain." Lelaki empat puluh tahun itu mengangguk. Ia yang tentu saja mengenal Audi, tetap bersikap sopan dan santun saat akan mengantar perempuan itu menemui sang atasan. Tak ada percakapan di antara keduanya hingga mereka tiba di depan pintu berdaun coklat tua dengan papan kecil bertuliskan CEO terpampang di depan muka. Tangan Zain terulur memegang handle pintu, lalu membukanya perlahan. Pintu pun terbuka lebar. Dengan jelas Audi bisa melihat sosok laki-laki yang pernah menjadi bagian dari kehidupannya duduk di kursi kerja dengan tatapan lurus ke arahnya. 'Darren El Syauqi. Wajahnya masih sama, bahkan lebih dari apa yang aku bayangkan sebelumnya,' batin Audi begitu bisa melihat kembali sosok masa lalunya yang kini berdiri dan berjalan ke arahnya. "Silakan, Bu Audi," ucap Zain pada perempuan di sebelahnya. "Eh, i-iya." Seolah tersadar dari lamunan, Audi lantas melangkah masuk dan berjalan menuju laki-laki yang kini berdiri di tengah-tengah ruangan. "Saya permisi, Pak." Tanpa Audi sadari, Zain ternyata pamit undur diri, dan malah meninggalkan dirinya dengan lelaki itu, berdua. "Long time no see, Audi. Tidak aku sangka, kita akhirnya bisa bertemu lagi," sapa laki-laki bernama Darren tersebut. Awal kalimat yang meluncur santai dari mulutnya, seketika membuat bayangan masa lalu Audi kembali hadir dan menari-nari di pelupuk matanya. Empat tahun lalu, laki-laki bernama Darren itu menikahinya karena dijodohkan oleh kedua keluarga. Tanpa ada penolakan -bertemu dua kali, yakni perkenalan dan pertunangan, keduanya setuju untuk menikah. Ya, Darren adalah mantan suami Audi. Perempuan itu berumur dua puluh empat tahun, sedangkan Darren sudah berusia tiga puluh empat ketika bertemu -selisih sepuluh tahun, usia yang sangat matang ketika akhirnya ia setuju untuk menikah. Audi yang tidak tahu menahu tentang Darren, hanya informasi yang sampai ke telinganya jika calon suaminya itu adalah laki-laki yang dingin dan kurang ramah, juga banyak perempuan yang mengelilingi atau berada dekat dengannya, tetap tidak membuat perempuan itu menolak permintaan kedua orang tuanya. Mereka menikah setelah sebulan berkenalan. Bayangan rumah tangga layaknya pasangan suami isteri pada umumnya, ternyata jauh panggang dari api. Audi hanya dijadikan burung dalam sangkar. Kesehariannya hanya tinggal dan diam di dalam rumah Darren yang besar dan megah dengan dikelilingi banyak pembantu demi untuk menemaninya. "Apa kabar? Aku perhatikan sepertinya kamu tidak dalam kondisi yang baik." Pertanyaan Darren membuyarkan lamunan Audi tentang hubungan masa lalu mereka. Ketika Audi tersadar, laki-laki itu sudah menyentuh pipinya dan mengusapnya lembut. Sontak Audi terhenyak. Ia sedikit memundurkan kepalanya demi menghindari sentuhan Darren terhadapnya. Ada lirikan tajam dari Darren ketika menyadari penolakan yang Audy lakukan. "Maaf, kita bukan lagi suami istri!" ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.8K
bc

My Secret Little Wife

read
96.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook