SATU

2398 Words
“ Kak. “ Panggil Biru dari luar kamar yang membuat ku langsung bangkit dari tempat tidur . Walau pun aku tau ada Hesti dan ada Rahma, tapi aku tetap kaget karena mereka berdua datang dengan tiba – tiba dan tidak kenal waktu . Haduh, jam berapa ini woi ? “ I-iya sebentar !” Seru ku lagi . “ Ini ada kak Hesti dan kak Rahma.” Ucap Biru lagi . Aku sudah tau ada mereka . Bagaimana tidak tau , suara Hesti dan Rahma saja sudah bisa di identifikasi kan dari jauh . “ Oke , sebentar ya .” Ucap ku lagi . Oke , sekarang aku harus apa ? Pikir kan Neida, pikirkan . Ayo ber pikir . “ Oke .” Ucap Biru sambil menunggu di luar kamar ku karena aku belum memberi kan aba – aba untuk mereka berdua masuk . “ Hmm... Suruh mereka masuk aja , Ru . Kamar nggak di konci kok . “ lanjut ku setelah menyempat kan diri ku untuk membuka kunci pintu kamar . Dengan begitu aku segera meraih handuk dan masuk ke kamar mandi . Oke, aku merencana kan untuk mandi agar Hesi dan Rahma tidak memergoki wajah ku yang sembap karena menangis. Siapa tau setelah menangis, wajah ku terlihat lebih segar dan sembap di mata ku berkurang; walau pun aku merasa sedikit ragu sih . Tapi tidak ada salah nya untuk di coba kan ? Setelah mandi, aku berharap dengan amat sangat agar wajah ku akan lebih segar dan tidak terlalu kentara seperti orang yang habis menangis . Well, aku memang habis menangis . Tapi aku malah di tanyai menangis karena apa dan malas menjelas kan karena balik lagi; aku takut mereka tidak mengerti dan malah menceramahiku. Aku yakin Hesti dan Rahma akan merasa sangat bingung kenapa aku mandi di jam sebilan malam yang mana masuk ke waktu larut . Tapi biar kan saja lah . Kalau mereka bertanya kenapa aku mandi jam segini , ya aku tinggal jawab saja kalau aku ini gerah atau apa lah . Setelah aku mempersilah kan Hesti dan Rahma masuk , aku mendengar suara pintu kamar ku ter buka dan suara Hesti dan Rahma memberi kan ucapan terima kasih pada Biru . Setelah kira nya Biru sudah kembali ke kamar nya , aku bisa mendengar Hesti dan Rahma membicara kan tentang wajah manis adik ku, Biru . Hal itu membuat ku memutar ke dua bola mata ku . Mereka memang selalu seperti itu . Padahal aku sudah dengan jelas bilang bahwa memang bila mereka ter tarik pada Biru , mereka harus berlaku baik pada ku dan memperlakukan ku dengan istimewa sebagai sogokan restu . Bila aku sudah membicara kan soal restu , mereka akan pura – pura baik selama lima menit . Dan menit – menit selanjut nya ? Oh mereka akan kembali ke diri mereka yang sejati . “ Woi Neinei da da . Lo ngapain malem – malem begini mandi woiii. Ini kan udah malem banget, malah baru mandi . Mandi tuh sore. “ Ucap Hesti agak teriak. “ lo mandi jam segini nanti kena asam urat loh. “ Lanjutnya menakut – nakuti ku . Soal Hesti, dia memang mempunyai suara yang agak lantang , seakan – akan bila dia tidak menaik kan intonasi suara nya , orang – orang itdak akan mendengar ia ber bicara . Padahal dia bicara biasa saja pun pasti akan di dengar kan . Tapi entah lah . Karakter nya memang seperti itu . Pernah sekali aku tanya kenapa dia bicara seperti itu , dia bilang di lingkungan rumah nya , bicara nya memang keras – keras . Jadi dia terbawa sampai sekarang . Asal kalian tau saja, aku pernah mengalami hal yang memalukan karena suara Hesti yang sangat berisik itu . Hal itu terjadi ketika aku dan Hesti makan berdua di salah satu restoran di Jakarta Pusat. Aku menyadari bahwa ada tiga orang alki – laki seumuran kami ber dua yang duduk di meja sebelah meja kami, mereka terlihat sangat tidak nyaman karena suara Hesti yang terlalu berisik ketika berbincang dengan ku . Dari mana aku tau mereka tidak nyaman ? Aku tau pada saat aku menyadari itu ketika aku menangkap tatapan sinis cowok – cowok itu , dan tatapan itu mengarah ke aku dah Hesti . Tapi Hesti tidak merasa sama sekali . Dia santai saja dan tidak merasa bersalah sama sekali . “ Hesti , pelanin sedikit den suara lu . Berisik banget tau .” Bisik ku . Tapi Hesti yang memiliki empati yang kurang sensitif itu malah mengabaik kan ucapan ku dan menjawab , “ Biarin aja sih . Apa mssalah nya coba ? Biar aja orang – orang denger suara gue yang luar biasa ini . Biar orang – orang tau gue ini luar biazaaahhh .” Ucap nya dengan suara yang lantang pula . Dengan begitu, aku pun hanya bisa mendengar ocehan nya yang panjang kali lebar itu . Aku malu sekali di situ . Sehingga tidak lama kemudian aku mengajak Hesti berpindah tempat setelah makanan kita habis. Dia sempat memprotes karena makanannya belum turun sama sekali . Tapi aku tidak bisa berdiam di situ dengan tatapan orang yang tajam mengarah ke arah kami . Rasanya tidak nyaman sekali . Untung saja tidak ada yang datang ke meja kami untuk menggebrak dan menegur kami . “ Asam urat apa nya sih ? Mana ada asam urat karena mandi malem . Rematik kali yang ada tuh . “ Balas Rahma mengkoreksi ucapan Hesti . “ Ih Rahma . “ Seru Hesti lagi . Walau pun mungkin Hesti menyadari bahwa dia salah , tapi dia kini berbalik memprotes Rahma . “ Siapa tau kalo Neida mah beda . Siapa tau dia bukan nya rematik tapi ya asam urat . “ Lanjut nya . Mendengar perdebatan mereka, aku hanya bisa terkekeh . Bisa – bisa nya mereka merubah suasana hati ku yang tadi nya kacau balau menjadi membaik dengan lelucon simple seperti itu . Aku sudah menduga mereka akan heran kenapa aku mandi malam – malam begini . “ Wah Neida nggak jawab jawab nih , Ma ! Jangan – jangan dia tenggelem di bak mandi . Aduh gawat niiiihh.” Seru Hesti lagi dengan dramatis. Ya, selain dia berisik , dia juga bisa sangat dramatis . “ Shhh... sembarangan banget kalo ngomong kau , Hesti. Nggak mungkin kalo tenggelem mah. Bak mandi kan cetek . “ Ucap Rahma . “ NEIDA! LO TIDUR YA DI KAMAR MANDI ?” Tanya Rahma dan setelah itu terdengar suara tawa Rahma yang menertawa kan candaan diri nya sendiri . “ Apaan sih lo , garing banget dih . “ Seru Hesti . Namun pada akhir nya Hesti juga ikut ter tawa . “ Nah tuh kan lo juga ketawa . Pake bilang garing hilih.” Ucap Rahma tidak mau kalah . Aku yang sedari tadi mendengar mereka pun tidak tinggal diam, aku mendengar kan mereka sembari mencuci muka dan sekalian gosok gigi. Ritual sebelum tidur yang selalu aku lakukan bila aku tidak ketiduran setelah capek menangis; cuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai, aku pun memakai handuk ku agar terlihat habis mandi . Dengan begitu aku langsung keluar kamar mandi dan menatap Hesti dan Rahma yang masih tertawa atas lelucon receh tadi . “ Apaan sih ini lo berdua berisik banget malem – malem . Udah gitu dateng – dateng malah ngerusuhin kamar orang . “ Protes ku . “ Lo berdua kalo dateng ngomong – ngomong dulu napa .” Lanjut ku lagi memprotes protesan yang entah sudah berapa puluh kali aku ucap kan namun mereka tidak mengindah kan ucapan ku itu . “ Biarin aja , emang itu kok tujuan kita . Iya nggak , Hes?” Tanya Rahma . “ Yoi . “ Jawab Hesti . “ Lo berdua ngapain sih malem – malem dateng ? Kayak nggak ada waktu siang aja .” Ucap ku lagi dan menjemur handuk ku di tempat nya . Aku sebut dengan mandi singkat, aku memang hanya mandi singkat atau bisa ku bilang adalah hanya membasahi badan ku dan menuci muka juga menggosok gigi agar terlihat lebih segar dan memang itu rutinitas ku sebelum tidur . Saat aku sedang ingin menjemur handuk , Rahma dan Hesti berdiri tepat di depan ku . Mekreka memamerkan baju yang mereka kenakan ; baju tidur . Aku memutar bola mata ku . Tidak laind an tidak bukan , tujuan mereka datang kemari adalah untuk menginap . Itu hal yang secara tidak langsung mereka katakan dengan cara menunjukan baju tidur yang mereka pakai . “ Ayo kita Pillow Party, Nei!” Seru Hesti. “ Hah? Kalian berdua kayak nggak punya rumah aja sih . Lagian rumah kita deket juga . Kalo mau main ke sini atau mau nginep ngabarin dulu . Kenapa sih suka tiba – tiba ? “ Lanjut ku lagi mengulang protesan ku yang belum mereka respon . “ Ngapain ? Toh kata ngokap lu , pintu rumah akan selalu terbuka buat kita beruda . Terus kata nyokap lo juga jangan sungkan – sungkan , anggep aja rumah sendiri . “ balas Hesti menggunakan kata – kata mama untuk merespon protesan ku . Hmmm. “ yaudah yaudah . Terserah kalian aja deh kalo emang mau nginep , tapi jangan berisik , ya . Jam sepuluh nyokap gue itu pulang dan gue nggak mau kalian ribut . Gue nggak mau lo berdua bikin nyokap gue berantakan . “ Ucap ku memberikan persyaratan . Hesti mengacung kan jempol nya , sedang kan Rahma mengangguk kan kepala nya . “ Pertama – tama , hal yang paling wajib untuk pesta bantal adalah . . . “ Hesti meraih tas nya dan mengambil sesuatu dari dalam tas nya . “ MAKAN TAKOYAKI !” Seru nya kemduian . Aku melongo . . . Ini sudah jam berapa hah? Mereka malah mau makan takoyaki ? “ Yeay Takoyaki ~ “ Rahma bersenandung riang saat melihat Takoyaki menggiur kan itu di tangan Hesti . “ Sini sini . “ Hesti duduk di pinggir ranjang ku dan menepuk – nepuk space kosong di sebelah nya . “ Kita makan rame – rame . “ Ucap Hesti lagi melanjut kan ucapan nya . “ Ini udah jam berapa ? Gue nggak makan lagi kalo udah lewat jam 7 malem . “ Jawab ku . “ Ih apaan sih . Diem mulai besok ! Sekarang makan !” Seru Hesti lagi membuat ku mengernyit. “ Apa yang mau lo kecilin lagi sih ? Sini deh mending lo makan . Cheating day sounds okay kok . Jangan menyiksa diri sendiri , Neida . “ Ucap Rahma ikut berkomentar . Aku sudah tau mereka tidak akan membiar kan ku tidak makan . Bila mereka makan , itu arti nya aku juga harus ikut makan . Jadi aku pun ikut duduk di tempat kosong depan Hesti dan melihat Takoyaki yang menggiur kan dengan saur dan ikan cakalang yang membuat perut keroncongan . “ Dalam nya gurita loh . Ini Takoyaki malah loh . Bukan yang di pasar malem 1 biji serebu . Tapi ini satu porsi isi lima dan hara nya tiga puluh rebut . Beda banget kan sama yang biasa kita beli ? “ Ucap Hesti menginformasi kan bahwa Takoyaki yang ia beli bukan lah Yakoyaki biasa yang kita beli di pasar malam . Wah terima kasih loh informasi nya . “ Kebetulan gue lagi laper dan gue beli lima porsi he he he . “ Lanjut nya dan aku pun menganga . “ Lo ngabisin duit seratus lima puluh rebu Cuma buat jajan takoyaki ? “ Tanya ku kaget . “ Beli ayam geprek udah bisa buat 5 porsi itu . “ Lanjut ku lagi . “ Udah biarin aja sih , Nei . Dia abis dapet bonus tiga juga dari bos nya bulan ini . Ini saat nya kita nikmatin bonus Hesti . Kapan lagi coba kita bisa nikmatin rejeki Hesti , nai ?” Tanya Rahma yang langsung di balas oleh Hesti . “ Maksud lo gue pelit ?” Tanya Hesti yang langsung dibalas lagi oleh Rahma . “ Weh siapa yang bilang gitu ? Gue nggak bilang loh . Berarti lo merasa pelit dong?” Tanya Rahma balik . “ Nggak dong. “ Jawab Hesti lalu sedetik kemudian dia tercengir . “ TENANG, TENANG teman – teman ku . Gue bukan Cuma beli Takoyaki kok . Gue juga beli sushi !!!” Seru Hesti lagi membuat ku makin makin makin kaget . Astaga Hesti bila sudah belanja tidak tau porsi . “ Kalo berat badan gue naik , tolong jangan ke mana – mana karena gue mau hajar lo ber dua . “ ucap ku yang di balas oleh tawa Hesti dan Rahma . “ Ya ototmatis bukan Cuma lo doang yang berat badan nya naik , Nei . Gue sama Rahma juga bakal naik lah berat bada nya . Nanti kita Cuma perlu nangis bareng doang pas berat badan kita naik sama – sama secara tidak terkontrol . Tenang, nggak bakal kerasa berat kok kalo kita menjalani nya dengan bareng – bareng . “ Ucap Hesti . Aku mengangguk, lalu melihat banyak sekali makanan di depan ku . “ Ini boleh nggak sih gue kasih juga ke si Biru ?” Tanya ku lebih kepada meminta ijin untuk memberikan takoyaki dan Sushi ke Biru . “ oh boleh banget. Kan buat calon imam gue .” Ucap Hesti yang segera aku tepis. “ Calon imam dari mana . Pret .” ucap ku . “ Eh calon kakak ipar nggak boleh jahat sama calon adik ipar. Kan udah dibeliin makanan . “ Ucap Hesti lagi . “ Emang gue minta?” Tanya ku . “ Nggak sih . Ini mah sebagai bentuk inisiatif aja dari gue sebagai calon adik ipar hehehe.” Ucap Hesti lagi . “ Berisik banget sih ah . Sini gue kasih ke Biru .” Ucap Rahma yang diam – diam sudah mengambil satu porsi takoyaki dan beberapa potong sushi . Aku pun tertawa melihat Hesti yang bengong. “ Kalah start kan lo .” Ucap ku sambil tertawa. “EH RAHMA!! Itu kan gue yang beli . Kenapa jadi lo yang nganter!” Seru Hesti . “ Biru, itu dari aku ya. Bukan dari Rahma.” Lanjut Hesti lagi . Ya ampun, ramai sekali. Tapi ini cukup menghiburku. * TO BE CONTINUED * .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD