Bab 2

827 Words
Bahkan di ceritakan oleh bela Mama Daniel, Daniel yang selalu bersemangat belajar walaupun dengan otak yang pas-pasan tidak pernah mengeluh demi bisa pulang dan menikah dengan Nadine. Sungguh luar biasa cinta pemuda tampan itu. Tidak ada ragu di hati Bunda Nadine untuk menikahkan Daniel dengan Nadine, di samping Bunda Nadine yang paham dengan keluarga Daniel. Sangat telaten dan penuh kasih sayang, Daniel merawat Nadine dari hari ke hari. "Daniel , apa kamu tidak bekerja ? "Tidak Bunda, Papa dan Mama sudah mengatakan untuk tetap di sini saja. karena Papa dan Mama akan bersama mengurus perusahaan ucap Daniel. Bunda Nadine mengelus rambut hitam dan tebal pemuda tampan itu dengan lembut. Air mata Bunda menetes melihat ketulusan Daniel dan kedua orang tuanya yang menerima Nadine dalam keadaan seperti ini. "Jangan menangis Bunda, nanti Nadine akan sedih juga bila tau Bunda terus begini ucap Daniel dengan senyum di bibir tipisnya. "Terimakasih Daniel.” ucap Bunda Nadine yang meninggalkan Daniel dan Nadine berdua saja di dalam ruangan rawat. Bunda Nadine yang melangkah keluar kamar, matanya bertemu dengan mata Ayah Nadine. Senyum getir kedua orang tua yang saling menguatkan itu lebih gelap dari pada mendung. "Kemarilah ucap Ayah Nadine yang langsung memeluk Bunda. Masih terbayang di ingatan ke dua orang tua itu, ucapan bela dan Albert sebelum keberangkatan mereka ke Singapura. "Biarkanlah mereka saling mencintai, Daniel sangat mencintai Nadine, Nadine adalah matahari bagi Daniel ucap bela dan Albert " Ada beberapa hal yang membuat orang tua merasa tenang dalam hidupnya , salah satunya adalah di saat anak tersayang bisa hidup bahagia dan tenang dengan pemuda yang sangat mencintai anak mereka dengan tulus. Di kamar rawat, Daniel yang sedang menyeka tubuh Nadine dengan air bersih menahan air matanya saat melihat seluruh tubuh kecil Nadine di penuhi dengan tanda biru bekas gigitan dari mulai tangan, leher, kaki hingga paha tidak ada yang tersisa. Ya Tuhan manusia seperti apa yang tega membuat perempuan seperti ini, binatang pun tidak membunuh sebelum memenuhi birahinya ucap Daniel dalam hati. Waktu terus berlalu, Hari, minggu dan bulan sampai waktunya tiba seorang dokter yang selalu memeriksa janin yang ada di kandungan Nadine memutuskan untuk melakukan Operasi caesar karena waktunya telah tiba untuk menghirup udara di bumi yang kejam ini. Bunda dan Ayah Nadine setuju atas saran dokter begitu juga Daniel yang sudah berstatus suami Nadine. Semua keluarga kini telah berkumpul untuk menyambut keluarga baru mereka, Tak selang 2 jam suara tangis bayi yang sangat kuat memecahkan seluruh kecemasan. Seorang bayi lak-laki, itulah yang di katakan dokter saat 5 bulan usia kandungan Nadine. Bayi itu sangat putih seperti Nadine, rambutnya hitam dan tebal mengikuti Nadine, wajahnya bersinar. Hampir seluruh tubuh bayi itu adalah Nadine dalam ingatan Daniel. Hanya berbeda alat kelamin saja . Daniel yang ada di sana langsung maju dan ingin mengambil bayi laki-laki kecil itu, beratnya hanya 1,8 kg dan panjangnya hanya 2,5 sangat kecil dan rapuh membuat bayi kecil itu harus di Inkubator terlebih dahulu. Niat Daniel untuk menggendongnya pupus sudah untuk saat ini. Daniel harus menunggu sampai bayi itu lebih kuat dalam beberapa hari ini. "Dokter apa yang saya minta sudah dokter lakukan ucap Daniel kepada dokter yang melakukan operasi pada Nadine. "Mudah - mudahan semuanya akan baik - baik saja, kami sudah menggunakan metode yang sudah berkembang membuat bekas operasi ini tidak tampak ucap dokter tersebut kepada Daniel dan di dengar oleh semua anggota keluarga. Nadine yang telah selesai melakukan operasi di kembalikan ke kamar rawat inap semula. Daniel terus menggosok tangan Nadine berharap Nadine segera terbangun. berulang kali Daniel menyeka rambut Nadine yang telah panjang sebatas pinggang. Sungguh cantik rambut hitam tebal ini di balik kulit putih mu Nadine ucap Daniel lembut di telinga Nadine. "Bunda , bagaimana persiapan pindah rumah kita, apa sudah selesai tanya Daniel pada Bunda . "Ya, hampir selesai semuanya Daniel. Terima kasih ya Daniel. "Untuk apa Bunda ? "Untuk segala pengertiannya, Bunda tau kamu khawatir pada kami karena mulut para tetangga. Daniel tersenyum dan memeluk Bunda Nadine dengan erat. "Ini untuk kebaikan kita semua Bunda ucap Daniel lembut pada Bunda Nadine. BRAGH suara pintu rawat inap terbuka dengan kasar mengejutkan Bunda dan Daniel yang sedang berpelukan haru. "Kenapa yah, tanya Bunda Nadine saat melihat suaminya dengan wajah pucat dan nafas yang belum teratur. "Cucu kita Bunda,” "Kenapa cucu kita?” Bunda Nadine tidak bisa menahan lagi. "Cucu kita hilang ucap Ayah yang membuat Bunda Nadine pingsan seketika dan Daniel langsung berlari ke ruang bayi yang sudah penuh dengan keamanan. Daniel dengan sigap menghubungi kantor polisi terdekat dan memeriksa semua CCTV yang terpasang. Tapi bak seorang ahli, sang penculik tidak meninggalkan jejak sedikit pun. Seluruh keluarga telah menyerahkan ini semua kepada kepolisian, Anggota keluarga kembali berkumpul di ruang rawat inap Nadine. Tidak banyak anggota keluarga ini. hanya Tante Sania adik Ayah Nadine yang belum menikah di usia tuanya, dan kepala Panti asuhan yang dulunya teman akrab Bunda Nadine dan Mama Daniel. "Begini saja, Jangan pernah bicara apapun tentang bayi itu ucap Tante Sania pada mereka semua yang ada di sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD